Tipe-tipe Mahasiswa yang Pasti Ada di Setiap Kampus

Kehidupan kuliah akan selalu menjadi pengalaman hidup yang unik bagi mereka yang pernah mengalaminya. Prototype masa depanmu jelas tergambar disana. Di Perguruan tinggi kamu bertemu banyak orang, baik mahasiswa maupun dosen, dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda. Di sini pula kita akan menemui berbagai macam peluang yang luar biasa, serta menghadapi tantangan yang tidak mudah.

Setelah menghabiskan banyak waktu di kampus, kamu pun mulai bisa memetakan secara tidak serius tipe, jenis, dan karakteristik mahasiswa seperti apa saja yang kamu temui selama di kuliah, dari tipe mahasiswa setengah dosen hingga mahasiswa romantis. Apakah pemetaanmu sama seperti yang telah saya rangkum berikut ini? Coba cek:

1. Tipe Mahasiswa Setengah Dosen

Mahasiswa setengah dewa via http://news.okezone.com

Advertisement

Semacam evolusi dari manusia setengah dewa. Sungguh kepintarannya tiada ampun dan tiada tara.

Mahasiswa setengah dosen adalah sesosok makhluk paling pintar di kampus. Transkrip nilai selalu A dan IPK-nya di atas 5 (padahal maksimal 4). Kamu jadi curiga, jangan-jangan dia dirasuki hantu dosen atau bagaimana. Pasalnya, sang mahasiswa ini juga lumayan sering nongkrong ama dosen gitu. Tidak jarang, ada dosen yang ngajak untuk riset bersama atau menjadikannya asisten dosen. Yang penting dicatat adalah hasil nilainya murni alias bukan hasil dari deketin dosen. Baginya, objektif itu penting, sekarang era prestasi bukan era faktor kedekatan. Kalo ngerjain ujian nilainya tertinggi dengan catatan waktu paling minim. Keren!

Belum lagi pas ada tugas yang rumit, teman-teman sekelasnya ngumpul-ngumpul dikelas untuk berdiskusi ria … eh dia malah tiduran. Pikir teman-temannya, dia pintar kok cuek banget sama tugas penting nih…. Kamu pun cari tahu tentang mahasiswa setengah dosen ini.

Advertisement

Mahasiswa ini sering banget terlihat di kampus dan di perpustakaan. Di dalam tasnya selalu tersimpan bejubel buku-buku kuliah setebal buku telepon. Jika tasnya itu bisa menangis, maka menangislah ia.

Kadang, jika sedang usil, si Mahasiswa Setengah Dosen ini akan menghampiri sekumpulan teman-teman kelasnya sendiri dan berkata.

Advertisement

“Hey teman-teman semua!”

“Kenapa manggil-manggil?”

“Hari ini Pak Anu gak bisa ngajar. Jadi nanti kelas Pengantar Penelitian Kualitatif, saya-asistennya, yang bakal ngisi. Tolong jangan telat ya!”

(G-U-B-R-A-K)

2. Tipe Mahasiswa Aktivis

Demo terus via http://republika.co.id

Bergerak dengan Progresif-Kritis-Ideologis, rajin membela rakyat melalui aksi dan demonstrasi. Dengan ideologi kiri mentok-nya, mahasiswa ini siap melawan neoliberalisme dan kapitalisme global.

Kamu bisa menemui mahasiswa macam ini di lokasi-lokasi unjuk rasa yang strategis, seperti bunderan, lapangan kampus, atau jalan raya. Apalagi jika harga BBM sedang naik atau pemerintah lagi bermasalah, maka kamu akan melihat mahasiswa ini cukup sering berdiri di tengah teriknya panas matahari dengan spanduk dan toa.

Merekalah mahasiswa aktivis! Mereka percaya betul bahwa seorang mahasiswa sudah seharusnya menjadi agen perubahan bangsa. Maka itu, ia tidak ragu untuk turun ke jalan melakukan unjuk rasa dan demonstrasi demi membela kepentingan rakyat. Merdeka!

Jika tidak sedang berdemontrasi pun, mahasiswa aktivis sibuk dengan berbagai macam agenda kajian rutin yang kritis, ideologis, nan Marxis. Ia juga akan sibuk melakukan konsolidasi bersama teman-teman mahasiswa lainnya ataupun dengan kumpulan massa lainnya. Mereka percaya betul bahwa gerakan akar rumput yang berasal dari kalangan orang kecil kelak akan bisa menghancurkan dominasi negara neoliberal maupun korporasi swasta kapitalistik asing-aseng serakah.

Keberadaan mahasiswa aktivis di kampus hanyalah mitos. Maklum, sibuk ber-aktivis ria, jadi lupa ngampus. Konon, ada beberapa saksi mata yang pernah melihat mereka gentayangan di lorong gedung kuliah. Namun, itu sangat jarang. Paling-paling si mahasiswa aktivis hanya akan ke kampus untuk mengumpulkan tugas atau apa. Setelah itu, ia akan langsung pergi untuk menghadiri rapat kajian reforma agraria dalam rangka melakukan unjuk rasa di Hari Tani besok pagi.

Mari kita berdoa agar mahasiswa aktivis semacam ini tetap idealis hingga kelak nanti mereka menjadi pejabat negara yang menentukan masa depan bangsa ini. Amin.

3. Tipe Mahasiswa Pengusaha Sukses

Calon pengusaha atau calonnya pengusaha via http://univbatam.ac.id

Antusias berwirausaha, rajin kerja-paruh-waktu, dan berburu lowongan magang serta proyek. Ideologi kanan-mepet yang ia anut membuatnya ingin membangun bangsa dimulai dari diri sendiri.

Sama seperti Mahasiswa Aktivis, Mahasiswa Pengusaha juga amat jarang nampak di kampus. Beberapa saksi mata yang pernah melihat penampakannya sampai-sampai diwawancara oleh koran kampus setempat, sebab kemunculan sang Mahasiswa Pengusaha di lantai kampus dipercayai sebagai pertanda akan terjadi sesuatu, saking jarangnya.

Dalam ketidakhadirannya di kampus, seorang mahasiswa pengusaha nampaknya memang kebelet ingin berkarir kendati lulus semester 3 saja belum. Dari awal ia tidak ragu untuk jualan sendal pink ataupun pakaian dalam wanita, kendati dia laki-laki.

Ia juga rajin mencari kerja-paruh-waktu untuk mengisi waktunya dengan hal yang bermanfaat. Kendati tidak begitu menghasilkan uang, ia tidak ambil pusing karena yang penting ia mendapat kenalan baru dan memperoleh pengalaman berharga di tempatnya bekerja.

Mahasiswa pengusaha sukses juga rajin mencari lowongan magang ataupun proyek dari dosen. Ya, hitung-hitung nambah penghasilan buat modal pacaran. Maklum, harga BBM naik meeen, biaya pacaran juga naik deh. Pacar kan suka ngambek kalo gak ditaktir sushi.

Boleh dibilang, mahasiswa kanan-mepet semacam ini memang lumayan berlawanan dari mahasiswa kritis kiri-mentok sebelumnya. Ia jelas tidak suka berdemonstrasi atau berunjuk-rasa atau melakukan hal-hal semacamnya. Sang mahasiswa pengusaha sukses lebih ingin berkontribusi pada bangsa dengan mengelola dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya.

Ia tidak mau beraktivitas keluyuran kemana-mana sebagai mahasiswa tapi beli bensin masih pakai uang orang tua. Sebisa mungkin, ia ingin mulai punya penghasilan untuk menghidupi dirinya sendiri, bisa mengurus dan merawat dirinya sendiri di kosan, serta menghadapi tantangan dunia akademik sendirian.

Kelak jika ia mulai sukses, ia ingin mendorong teman-teman sekitarnya untuk ikut sukses bersamanya. Ia juga ingin membangun komunitas sosial dan kegiatan amal untuk membantu orang di lingkungannya yang membutuhkan. Saluuut…

4. Tipe Mahasiswa Gelanggang

“Saya adalah mahasiswa Universitas Gelanggang jurusan Pecinta Alam. Di sela-sela kesibukan saya berkuliah, saya juga berkegiatan di organisasi Filsafat Universitas XXX”

Begitu ucap Indro bangga, saat ditanya dimana ia berkuliah.

Seorang Mahasiswa Gelanggang memang begitu aktif berorganisasi di gelanggang mahasiswa, sampai-sampai ia mengira di situlah dia berkuliah, dan jurusan tempatnya berkuliah dianggapnya hanya organisasi sampingan saja.

Jadi jangan kaget jika mereka sudah dari dulu lulus dengan gelar S. Pa (Sarjana Pecinta Alam) atau S. Krt (Sarjana Karate) atau sarjana apapun yang disediakan oleh Universitas Gelanggang. Hanya tinggal bagaimana mereka mau meluluskan diri dari organisasi Fakultas Filsafat saja. Hehehe.

Mahasiswa Gelanggang macam ini juga melahirkan banyak tipe-tipe mahasiswa keren lainnya, seperti yang dijelaskan pada poin berikutnya.

5. Ini Oknum dari Mahasiswa Gelanggang

Oknum mahasiswa via http://expedia.com

Mahasiswa Band :

Di usia kuliahnya yang kesepuluh, Bejo (bukan nama sebenarnya), sang pemimpin band Java Green Anchor c-o-o-l abiezz (bukan nama band sebenarnya), masih setia tampil di panggung setiap bulan September guna menyambut mahasiswa baru di kampusnya. Mungkin kita harus menghancurkan gitarnya dulu, baru dia mau menyelesaikan skripsinya.

Mahasiswa Dakwah :

Saudaraku sekalian yang semoga senantiasa diberikan Rahmat-Nya. Tahukah anda bahwa kehidupan manusia dan bangsa zaman sekarang sudah semakin memprihatinkan? Lihat saja, kezaliman kerap kali dipertontonkan dan dianggap lumrah. Sedangkan kebajikan dan kebaikan justru dicerca dan dianggap asing. Nah, atas keprihatinan tersebutlah, banyak mahasiswa yang memilih dakwah sebagai jalan hidupnya. Demi menyebarkan ajaran agama secara lebih progresif intelektual dan membawa manfaat bagi sesama.

Dengan menggabungkan intelektualitasnya sebagai mahasiswa serta spiritualitasnya sebagai makhluk beragama, mahasiswa dakwah akan sering kamu temui di masjid, di mushala, di acara buka bersama, di pengajian akbar, hingga khitanan massal, demi mengajarkan ajaran agama yang baik dan benar.

Mahasiswa Mangan-Turu-Dolan :

Yap, sehari-hari mahasiswa ini hanya makan banyak, lalu tidur lama, dan saat ada temannya datang, mereka akan bermain komputer bersama. Entah apa tujuan hidupnya. Ia tidak rajin belajar semasa kuliah, tidak aktif berkegiatan, tidak mencari pacar, tidak demo, pokoknya tidak melakukan hal yang signifikan. Ia hanya butuh makan, tidur, dan main. Kenapa harus diambil pusing? Hidup itu sesimple ini kawan …

Mahasiswa Romantis :

Konon mahasiswa ini banyak musuhnya. Maklum, masyarakat Indonesia memang sangat tidak bisa menerima perbedaan. Mereka yang minoritas selalu dibenci dan ditekan oleh mayoritas. Maka itu, Tipe Mahasiswa Punya Pacar, yang sering pacaran setiap malam, di waktu yang persis setiap kali Ganteng-Ganteng Serigala tayang, selalu akan ditindas oleh mahasiswa lain yang memang mayoritas jomblo ngenes.

6. Mahasiswa Kerak Kampus

Budaya nyontek via http://anakui.com

Mahasiswa tipe ini paling menjamur di kalangan kampus. Keinginannya kuat, visinya jelas, hanya otaknya lemooot. Tapi mereka punya kekuatan di kampus karna memang mereka mayoritas. Mereka punya trik-trik khusus supaya mahasiswa setengah dosen mau kasih contekan ke mereka. Tukang todongnya kampus. Merekalah yang kerjaannya membully mahasiswa setengah dosen, maklum mahasiswa setengah dosen itu minoritas, bisa dihitung jari. Biasanya satu kampus punya satu atau dua ekor. Punah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

why so serious...

CLOSE