Tips Parenting Kekinian dari Orangtua Milenial!

Kalau mendengar kata milennial, mungkin kita langsung teringat dengan diri sendiri atau anak-anak muda yang nggak pernah lepas dari gadget.

Generasi milenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1980-1990an, biasanya suka disebut dengan generasi internet atau versi kerennya adalah iGen. Menurut sebuah survey yang diadakan tahun 2005, jumlah generasi milenial di Indonesia mencakup 35% dari jumlah penduduk, dan diperkirakan akan terus melonjak di tahun 2020.

Sebagian besar generasi milenial sudah beranjak dewasa, mempunyai karir yang mapan dan tentunya juga sudah mulai berkeluarga dan menjadi orangtua. Mungkin dari pembaca Hipwee banyak juga yang sudah bertransformasi menjadi orangtua milenial.

Di era modern ini, orangtua milenial juga punya cara sendiri dalam mendidik anak-anak mereka. Cara ini biasa disebut dengan parenting kekinian.

Nah, sebagai salah satu orangtua milenial, saya mencoba untuk sharing beberapa tips parenting kekinian yang semoga bisa bermanfaat bagi yang sudah berkeluarga ataupun yang belum, mungkin bisa jadi bekal saat jadi orangtua nanti.

1. Menjadi sahabat untuk si anak

Berteman dengan sang anak

Berteman dengan sang anak via http://pexels.com

Advertisement

Menjadi orangtua tentu saja harus bisa menjadi panutan yang baik untuk si anak. Namun, selain sebagai sosok ayah dan ibu, kita juga bisa menjadi sahabat untuk anak. Dengan memposisikan diri sebagai sahabat, anak nggak akan pernah sungkan bercerita apapun pada kita. Saat anak bercerita, kita harus belajar menjadi pendengar yang baik. Nggak melulu harus memberikan nasihat atau tudingan kok.

Selain itu, sebagai sahabat kita juga harus bisa menghargai privacy anak. Misalnya, ketika anak beranjak remaja mereka mempunyai buku harian pribadi untuk mencatat atau menyimpan rahasia mereka. Kalau kita nggak sengaja menemukannya dan si anak langsung merebut dan mengatakan bahwa kita tidak boleh melihat, kita harus menghargainya. Jangan malah memaksa untuk melihat dan mengucapkan kalimat seperti, "nggak boleh ada rahasia di antara kita, nak". Hargai privacy mereka, makan anak pun akan mengerti bahwa kita menghargai mereka. Jika suatu hari nanti mereka ingin bercerita, mereka pasti akan bercerita.

2. Jangan pernah segan meminta nasihat atau pendapat pada orangtua kita sendiri

Jangan segan belajar kepada orangtua kita

Jangan segan belajar kepada orangtua kita via http://life.viva.co.id

Orangtua dari generasi milenial memang dikenal sebagai orangtua yang modern. Biasanya kita menentang nilai-nilai atau kebiasaan yang bersifat konservatif atau jadul, yang biasanya diterapkan oleh orangtua di generasi sebelumnya. Makanya nggak heran, jika harus menitipkan anak pada nenek dan kakek, kita suka parno sendiri kalau anak diajarkan yang tidak sesuai dengan gaya parenting yang kita gunakan.

Advertisement

Adakalanya, nasihat dari orangtua kita bisa diterapkan pada gaya parenting masa kini. Coba untuk lebih fleksibel, disesuaikan saja dengan kebutuhan si anak sendiri.

Contoh kasus saya pribadi, saat melewati anak susah makan di masa MPASI. Menurut teori parenting kekinian, anak di bawah satu tahun nggak boleh mengkonsumsi gula dan garam, termasuk makanan yang mengandung dua komponen tersebut. Idealnya, memang saya nggak boleh memberi gula atau garam pada masakan bayi. Masalahnya, anak saya susah banget makannya, sampai-sampai bikin saya stres! Mama saya yang melihat kondisi ini, menganjurkan saya untuk menambahkan rasa pada masakan untuk anak. Tambahkan kecap asin atau garam dikit aja nggak akan membahayakan kesehatan anak.

Advertisement

"Waktu kamu bayi dulu, mama suka pakai kecap asin buat bubur kamu. Buktinya sampai hari ini kamu sehat-sehat aja, kan?", begitu ujar beliau.

Daripada anak nggak mau makan, akhirnya saya manut sama anjuran mama. Puji syukur, anaknya jadi doyan makan, karena makanannya lebih berasa.

Intinya, sesekali bertanya pada orangtua kita mengenai tips parenting, akan memberikan kita pengetahuan lebih banyak. Nggak hanya soal parenting, banyak hal yang bisa kita pelajari termasuk soal hubungan suami-istri dari kedua orangtua kita. Teori dan ilmu pendidikan memang akan terus berkembang, kita juga harus mengikuti jaman. Namun, belajar dari mereka yang berpengalaman juga nggak ada salahnya. Masalah cocok atau nggak, bisa kita saring dan coba membaurkan dengan pengetahuan yang kita punya.

3. Beraktivitas tanpa gadget

Aktifitas tanpa gadget

Aktifitas tanpa gadget via http://pexels.com

Walaupun disebut sebagai generasi nunduk, orangtua milenial malah sangat ketat dengan pemakaian gadget pada anak atau biasa disebut dengan "screen time". Sebuah teori mengatakan bahwa no screen-time sampai anak berusia 2 tahun. Jadi selama dua tahun idealnya tidak boleh menggunakan gadget, termasuk nonton TV. Wow, apa bisa selama 2 tahun tanpa gadget?

Tentunya semua kembali ke pilihan orangtua masing-masing. Terkadang kita sebagai orangtua suka helpless dalam mengatasi kerewelan anak, khususnya saat di tempat umum. Akhirnya kita mengeluarkan "senjata pamungkas" yaitu gadget dan dengan ajaibnya si anak bisa duduk tenang.

Namun, tetap saja gadget bukan yang diutamakan dalam waktu beraktivitas anak. Karena teori no gadget tersebut, membuat orangtua kekinian semakin kreatif dalam menciptakan aktivitas bersama anak. Coba saja lihat di internet, banyak sekali ide-ide aktivitas non screen yang seru yang bisa dipraktikkan bersama anak. Mulai dari baca buku, bermain mainan edukasi, aktivitas DIY seperti membuat slime, sampai aktivitas outdoor seperti berolahraga dan lainnya. Anak pun akan belajar banyak hal dari kegiatannya, bersosialisasi dan mengasah kemampuan berkreasinya.

Poin plus lainnya, anak nggak menjadi tergantung dengan gadget maupun internet. Mereka juga bisa belajar console diri mereka sendiri di saat orangtua nggak bisa menemani mereka. Ini bekal bagus saat mereka besar nanti, mereka nggak tergantung dengan orang lain.

4. Me time masing-masing untuk kedua orangtua

Suami istri juga harus me-time

Suami istri juga harus me-time via http://pexels.com

Siapapun berhak punya me time, nggak terkecuali orangtua. Salah satu ciri khas orangtua milenial, mereka sangat menjunjung tinggi me time.

Apa nggak terkesan egois atau cuek dengan anak kalau curi waktu untuk me time?

Tentu tidak dong. Justru sebagai orangtua apalagi buat stay at home moms, me time itu penting banget. Mengerjakan segala sesuatu secara terus menerus tanpa jeda, akan mudah membuat bosan, termasuk mengurus anak setiap waktu. Bentuk me time bisa macam-macam, nggak perlu sampai traveling keluar kota atau negeri juga. Titip anak sebentar dengan kakek nenek mereka, sementara orangtua pergi kencan, ini juga bisa mendekatkan hubungan anak dengan grandparents mereka. Bisa juga sesimpel melakukan hobi, blogging atau membuat kue, misalnya, sementara anak sedang tidur.

Apapun bisa dilakukan sebagai me time, yang penting setelah itu kita merasa senang, seperti diisi baterai sampai penuh kembali. Happy parents means happy kids, right?

5. Menjaga privacy anak di dunia maya

privacy anak dalam dunia maya

privacy anak dalam dunia maya via http://pexels.com

Lagi-lagi karena disebut generasi internet, nggak heran orangtua milenial senang sekali meng-upload foto anak-anak mereka di dunia maya, khususnya sosial media. Makin ke sini, kita sering banget melihat foto bayi yang lucu dan menggemaskan. Yang belum menikah, jadi ingin buru-buru punya anak, deh! #cepetanhalalsamapacarnya

Nggak apa-apa sih, meng-upload foto si anak di sosial media, namun kita harus tetap menjaga privacy anak walaupun mereka belum paham. Contohnya, jangan pernah meng-upload foto mereka sedang mandi atau telanjang. Percaya atau nggak, ini bisa mengundang kejahatan pedophil di dunia maya! Lalu, demi keselamatan anak juga, jangan pernah menaruh foto mereka dengan seragam sekolah, apalagi dengan latar belakang gedung sekolah. Ini juga bisa mengundang kejahatan. Banyak kasus kejahatan pada anak misalnya penculikan karena sosial media.

Selain itu, orangtua kekinian sangat senang memamerkan momen pertama anak mereka, termasuk momen pertama si anak melakukan potty training (latihan menggunakan toilet untuk BAB dan BAK). Walaupun kesannya lucu, secara nggak langsung ini bisa bikin malu anak saat dia dewasa nanti, lho. Saat ini mungkin mereka nggak mengerti, walaupun begitu kita nggak boleh memanfaatkannya demi pencitraan diri sendiri sebagai orangtua. Momen-momen seperti ini cukup disimpan pribadi saja, deh.

6. Saling menginspirasi dengan orangtua milenial lainnya

we're all friends!

we're all friends! via http://pexels.com

Zaman sekarang, kita banyak menemukan orangtua yang memanfaatkan media sosial sebagai tempat berbagi atau sharing, mulai dari blog pribadi sampai aplikasi media sosial seperti Instagram atau Twitter. Lewat sosial media, kita bisa belajar banyak pengetahuan baru dan positif. Namun, dengan wadah yang sama, kita pun malah bisa saling menghakimi gaya parenting yang dianut atau dilakukan oleh orangtua tertentu.

Seperti yang saat ini sedang ramai dibicarakan, adalah salah satu penyanyi perempuan nasional yang banyak dinyinyir netizen karena gaya parenting yang digunakan terhadap anaknya. Sebenarnya nggak ada yang salah, mungkin teori dan praktek yang digunakan belum begitu banyak digunakan oleh kebanyakan orangtua di Indonesia.

Tapi, yang namanya orangtua semua pasti mau yang terbaik untuk anak. Jadi nggak perlulah, saling judge orangtua yang satu dan lainnya, siapa benar siapa salah. Yang baik boleh kita contoh, yang menurut kita kurang sreg, ya nggak perlu. Sesimpel itu kok.

Kalau memang niatnya untuk sharing, kita bisa berteman dengan sesama orangtua. Selain menambah wawasan, menambah teman juga, toh?

Demikian tips-tips parenting kekinian yang bisa dibagikan. Sebagai warga Indonesia, semoga kita semua bisa membesarkan #AnakIndonesia yang berprestasi dan membawa dampak positif bagi negara ini, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Wear glasses. Your typical Scorpio girl. 20s mom with a son.

CLOSE