Untuk Sahabat Terbaik yang Sedang Berjuang di Perantauan, Bersabarlah!

Aku tahu berjuang sendirian di sana tidaklah mudah. Aku tahu, pasti sulit untuk mengakrabi jatuh dan bangunnya kehidupan tanpa ada tangan yang bisa digapai di sana. Andai jarak bisa kuatur sesuka hatiku, ingin rasanya berbagi suka duka bersamamu di sana. Sabarlah, sedikit lagi tugasku di sini selesai. Seperti janji kita, aku akan berkunjung ke sana. Entah untuk menetap atau hanya sekedar ‘pulang’.

 <>1. Hatiku adalah tempat terdekat untuk berpulang, aku masih di sini.
Aku masih di sini

Aku masih di sini via http://m3.img.srcdd.com

Tidak peduli sejauh apapun jarak memisahkan kita, kamu selalu tahu. Setidaknya kamu akan pulang sekedar untuk bercerita, berkeluh kesah, dan mendapatkan semangat kembali. Tidak peduli ketika fajar masih terlalu pagi atau malam telah terlalu larut, tanpa ragu kamu selalu mengetuk pintu. Entah aku masih terlelap atau masih terjaga, kamu selalu yakin bahwa aku akan selalu datang membuka pintu.

<>2. Untuk kamu yang selalu ada untuk tempatku berpulang, berbaik-baiklah di sana.
Kamulah tempatku untuk pulang

Kamulah tempatku untuk pulang via http://www.pillowfights.gr

Tidak peduli sejauh apapun jarak memisahkan kita, aku selalu sadar bahwa pada akhirnya memang kamu tempatku berpulang. Aku tahu, semuanya terasa tidak berawal dan tidak berakhir. Entah sejak kapan kita terperangkap seperti ini dan entah kapan keterperangkapan ini akan berakhir. Tapi atas semua ini, aku tahu, kita akan selalu tahu ke mana tempat berpulang.

<>3. Sajak rindu itu kusimpan dalam diam.
Ada rindu yang kusimpan

Ada rindu yang kusimpan via http://www.bukaninfo.blogdetik.com

Dulu, masih kuingat saat kita berbagi cerita rindu, berbagi syair- syair hidup yang selalu kita dendangkan. Diiringi nada tawa dan kadang rajuk-rajuk manja yang memintaku untuk pulang. Kini, semuanya kusimpan dalam-dalam. Untuk nanti kuceritakan lagi saat kita bertemu. Bahkan untuk bertitip kata pada angin, aku terlalu ragu. Aku takut ada rindu yang tercecer olehnya.

<>4. Tolong, jangan temukan ‘aku’ yang lain di luar sana.

Sempat terlintas di benakku, tangan siapa yang akan kamu gapai saat semuanya terasa begitu melelahkan? Walaupun terdengar egois, kumohon jangan biarkan ‘aku’ yang lain mengetuk tempatku di hatimu yang sekarang. Aku akan berusaha sekuat yang aku bisa untuk selalu ada, bagaimanapun caranya.

<>5. Aku akan selalu membuka pintu, tak peduli bagaimanapun itu.
Aku akan selalu ada.

Aku akan selalu ada. via http://www.lampukecil.com

Untukmu, seseorang yang memiliki tempat tersendiri dalam kehidupan ini. Untukmu, seseorang yang memiliki cara tersendiri dalam memasuki kehidupan ini. Untuk seseorang yang selalu menuntun bagaimana aku menyikapi jungkir baliknya kehidupan ini. Untuk seseorang yang namanya diam-diam selalu kusisipkan dalam do’a, selalu berbaik-baiklah di sana, gapailah bahagia yang selalu kita ceritakan bersama.

Ketika semuanya terasa terlalu menyiksa, ketika lelah itu terasa tidak tertahankan, ketuklah pintu ke tempatmu selalu berpulang. Peliharalah keyakinan bahwa aku akan selalu datang membuka pintu, tak peduli bagaimanapun.

<>6. Bersabarlah. Jika tiba saatnya, kita akan meniti mimpi bersisian.

Bersabarlah. Aku masih sangat ingat saat kita berjanji untuk menggapai mimpi bersama dan menitinya bersisian. Sedikit lagi, tugasku di sini selesai dan akan kusegerakan memenuhi janji itu. Bersabarlah! Sedikit lagi mimpi kita akan tercapai. Tidak lagi terbatas jarak dan waktu, kita akan pulang kapanpun dan di manapun kita mau.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bachelor Degree of Management, Andalas University

CLOSE