7 Pengalaman Hidup yang Membuatmu Belajar Lebih Sabar dan Bijaksana di Usia 20-an

Pengalaman hidup di usia 20-an

Orang boleh bilang masa muda itu masanya mencoba hal baru atau juga masanya main-main. Apalagi saat kamu baru beranjak ke usia 20-an, orang yang lebih tua pasti akan memandangmu dengan sebelah mata. Kadang kamu masih dianggap sebagai remaja yang sedang mencari jati diri. Kadang juga kamu dinilai belum punya pengalaman hidup yang seperti mereka miliki.

Advertisement

Padahal di usia 20-an kamu bisa saja sudah lebih bijak bahkan sabar dari orang yang usianya di atasmu. Sebab usia tak selalu jadi patokan bagaimana sikap seseorang, atau seperti apa pengalaman yang dipunya. Jadi bukan hal yang tak mungkin, jika kamu si jiwa muda yang justru punya pengalaman hidup yang mempengaruhi kebijaksanaan dan kesabaran dirimu. Coba perhatikan lagi diri dan hidupmu dengan seksama!

1. Tinggal jauh dari rumah alias merantau tapi dengan fasilitas yang serba pas-pasan

Merantau dengan seadanya via unsplash.com

Semua orang sudah tahu, jika merantau jadi langkah awal seseorang belajar banyak tentang hidup. Mulai dari kemandirian, kepekaan dan adaptasi dengan lingkungan, sampai ketegaran menghadapi segala sesuatunya dengan sendiri saja. Apalagi saat kamu jadi perantau dengan fasilitas yang serba pas. Semisal dalam sebulan kamu hanya dikirimi uang tak lebih dari satu juta oleh orangtuamu. Uang itu hanya cukup untuk biaya kos-kosan serta kebutuhan sehari-hari kamu. Sementara kadang sebagai anak muda kamu ingin sekali bisa sekadar jalan-jalan atau nongkrong bersama teman.

Itulah, awal kamu dituntut lebih bijak mempergunakan uang kiriman orangtua. Kamu berpikir bagaimana caranya uang itu bisa cukup dan tak perlu meminta tambahan kiriman? Kalau memang kamu harus mengambil kerja sambilan di sela-sela kuliah atau kegiatan kampus lainnya demi tambahan uang jajan, dirimu pun tak akan segan-segan melakukan itu semua. Toh uang biarpun uang penghasilanmu ini tak seberapa, bisa saja jadi tambahan uang tabunganmu juga.

Advertisement

Baca konten menarik seputar cara menjalani hidup: Rumus Realistis Memulai Slow Living, Gaya Hidup Lambat di Zaman Serba Cepat

2. Sakit atau patah hati yang tak hanya sekali, tapi kamu tak lantas menyerah dengan cinta

sakit hati tapi tak lantas tak percaya cinta lagi via dylandsara.com

Tak ada orang yang mengharapkan sakit hati menghampiri dirinya. Tapi kadang hidup selalu memberikan kejutan demi kejutan yang tak selalu kamu suka. Salah satunya dengan sakit atau patah hati yang tak hanya sekali – dua kali. Setelah move on dengan mantan, ternyata gebetan yang sudah mulai kamu percaya justru tiba-tiba menghilang. Lalu saat ada orang baru lagi yang mendekatimu, ternyata dia juga sudah memiliki pasangan. Membuatmu terus sakit hati, tapi sekaligus terus belajar berhati-hati untuk meletakkan perasaanmu sendiri. Diam-diam kamu pun bisa melihat dan menyikapi cinta yang tak berlebih itu seperti apa.

3. Bergaul di sekitar orang-orang yang bilangnya teman tapi sikapnya mementingkan ego sendiri

Advertisement

mereka yang pura-pura baik di depan saja via unsplash.com

Teman itu ada banyak macamnya. Ada yang sekadar kenal dan sesekali berbincang. Ada yang cukup dekat karena kadang kalian tak segan-segan untuk saling curhat. Ada teman yang memang baiknya tak ketulungan, sampai-sampai cukup mengerti seperti apa dirimu. Tapi ada juga teman yang hanya mementingkan egonya sendiri.

Dia orang yang tega melihat kamu susah dan enggan mengulurkan tangan. Sementara saat dia butuh sesuatu kepadamu, dirinya bisa tiba-tiba baik kepadamu. Kadang teman seperti ini pun diam-diam memendam rasa iri dan tak segan-segan menusuk dari belakang. Mengerikan memang, tapi bukankah ini bisa kamu jadikan tempat menempa kehati-hatian, kebijakan sekaligus kesabaran?

4. Punya tanggung jawab yang berbeda dari orang lain sepantaranmu

punya tanggung jawab lain via unsplash.com

Di saat teman-teman sepantaranmu masih menikmati kuliah atau hidup yang dicukupi segalanya oleh orangtuanya. Sementara kamu sudah harus membiayai diri sendiri bahkan adik-adik serta orangtuamu. Kamu juga yang jadi andalan orangtua untuk menjaga sekaligus membimbing adik-adikmu. Kamu harus kuliah sambil bekerja, mengurangi waktu bersama teman-teman. Sebentar-sebentar jadi tempat curahan hati hampir semua anggota keluargamu.

Tanggung jawab ini jelas tak mudah, ada banyak lelah yang harus diabaikan. Tapi pada akhirnya tanggung jawab yang berbeda dari orang lain seumuranmu ini yang buat dirimu lebih dewasa. Kamu jadi paham mana yang harus di dahulukan dan mana yang harus ditahan terlebih dulu. Kamu sendiri pun benar-benar paham dengan kondisi keluargamu, mulai dari ayah, ibu sampai adikmu.

5. Kerjaan atau kuliah yang tak cocok dengan renjanamu

Tak sesuai passion via unsplash.com

Entah sudah berapa kali kamu berencana untuk keluar dari tempat kerja atau berhenti kuliah. Alasannya bukan karena tak tahan dengan tugas yang dibebankan. Tapi justru saat menggeluti hal ini kamu menyadari sebuah kesalahan. Kamu merasa kalau harusnya dirimu tak terjun ke dunia ini. Harusnya kamu memilih menjadi seorang penulis daripada bankir. Atau harusnya kamu tak kuliah dibidang komunikasi, melainkan di bidang seperti MIPA, atau teknik.

Tapi sebenarnya keputusan terbaiknya, alih-alih meninggalkan saat itu juga, kamu mungkin harus mempertimbangkan kembali biaya yang sudah dikeluarkan ayah dan ibumu. Bertahan paling tidak sampai lulus, dan urusan mencari kerja, bukankah masih ada kesempatan meskipun tak sesuai jurusan kuliah.

6. Teman-teman baik yang justru menghilang satu persatu, membuatmu tak lagi punya tempat untuk berbagi secara utuh

teman baik yang kini tertingal satu orag via unsplash.com

Tak bisa dipungkiri, keberadaan teman-teman yang baik jadi salah satu pemicu semangat. Sebab mereka menghasilkan energi positif yang terus buatmu merasa tak bosan ada di sisi mereka. Tapi sayang seiring berjalannya waktu, seperti saat kalian lulus, lalu bekerja di tempat atau kota yang berbeda, sampai akhirnya mereka menikah. Sementara kamu sekalipun sudah bekerja dan mapan tapi belum adanya pasangan hidup buatmu kehilangan sekali teman-teman ini. Kamu merasa tak lagi ada tempat nyaman selain keluarga untuk berbagi.

Sedih itu manusiawi, jadi biarkan saja dirasakan, toh nanti akan ada saatnya bahagia yang hakiki.

7. Saat punya pasangan tapi lebih sering berbeda pendapat dan keinginan

berantem terus via www.logancoleblog.com

Sebentar-sebentar salah paham dan salah berbicara. Menyebalkan karena kalian jadi sering bertengkar. Kadang juga permasalahannya disebabkan oleh sesuatu yang random dan tak jelas. Tapi bagaimanapun juga pertengkaran ini ada hikmahnya. Selain kamu semakin tambah mengenal karakter cowokmu, kamu sendiri belajar mengasah kebijakan juga kesabaran di dirimu.

Jadi, kalau masih ada yang mau bilang anak usia 20-an tak cukup dewasa dalam bertindak dan berperilaku, rasanya orang itu harus membaca uraian yang Hipwee Motivasi buatkan untuk kalian!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu

CLOSE