Berbicara di Belakang Adalah Tindakan Pengecut. Jika Tak Menyukaiku, Sampaikanlah di Depan Tanpa Rasa Takut

Kita semua tahu bahwa setiap orang pasti punya masalah mereka sendiri-sendiri.

Advertisement

Dan rasanya apa yang kamu lakukan kadang tak cukup berarti sehingga menuai penilaian sana-sini. Meskipun kamu telah berusaha untuk memberikan yang terbaik dan melakukan hal dengan setulus hati, tetap saja ada orang-orang yang tak terlalu menghargai seberapa keras kamu berjuang untuk memperbaiki diri.

Sedikit banyak pasti ada beberapa orang yang memang tak tahan untuk mengomentari apa yang kamu lakukan, dan tak jarang tindakan mereka untuk membicarakan diri kamu di belakang semakin membuat diri ini merasa semakin tak berdaya. Kadang kamu bertanya-tanya, apa yang sebenarnya kamu lakukan terhadap mereka sehingga mereka membicarakanmu dari belakang? Pun jika ada yang kurang dari dirimu, mengapa tak langsung berkata di hadapanmu saja?

Sama seperti manusia lainnya, kamu juga akan dihantui rasa bersalah dan penasaran yang besar ketika kamu tahu ada orang-orang yang membicarakanmu dari belakang. Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Sebegitu burukkah citra dirimu sehingga mereka hanya mampu membicarakan kamu dari belakang saja?

Advertisement

Awalnya semua omongan itu tak pernah dianggap terlalu serius, sampai suatu saat kamu merasa bahwa rumor yang tersebar terasa begitu membuat hati tergerus.

Kita dulu sahabat

Kita dulu sahabat via www.pinterest.com

Pertama kali mengetahui bahwa ada pihak yang sering berbicara mengenai apa yang kamu lakukan rasanya memang biasa saja. Dan kamu pikir saat itu segalanya juga masih terasa biasa saja, terasa wajar-wajar saja.

Mungkin bagi mereka akan lebih mudah untuk membicarakan kamu dari belakang daripada mengatakannya langsung di depan. Karena mereka bisa lebih bebas untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya mereka rasakan terhadapmu tanpa merasa rikuh atau sungkan kamu akan menjadi sakit hati karenanya.

Atau mungkin mereka belum sadar saja, bahwa berbicara dari belakang lebih sakit rasanya daripada mengatakannya langsung di hadapan muka.

Advertisement

Teman yang dulu menjadi tempat berbagi rasa dan kini hanya bisa saling menatap rasanya memang melelahkan, namun sadarlah bahwa ini hanya sebuah tahap kehidupan.

Kita sudah tak seperti dulu

Kita sudah tak seperti dulu via www.pinterest.com

Semakin ke sini, kamu akan semakin sadar bahwa banyak hal yang belum kamu mengerti. Termasuk soal perkawanan yang sudah lama dijalani. Perbedaan visi dan misi seringkali menjadi pemicu mengapa ia kini berbeda di hadapanmu. Tak perlu menyalahkan keadaan, karena beberapa hal memang harus dilepaskan.

Sibuk mencari tahu mengapa ia kini lebih sering menjauhimu dan bahkan membicarakanmu tak akan membuat hubungan kalian membaik. Berusaha sabar dan tetap melakukan hal yang kamu inginkan adalah salah satu cara untuk tetap bertahan meski semakin teriris.

Kalian sudah sama-sama dewasa, bertingkah kucing-kucingan layaknya anak kecil sudah tak lagi kalian perlukan.

Fakta bahwa mereka berbicara di belakangmu memang tak akan pernah nyaman; namun ketahuilah, mereka berbuat demikian karena mereka belum tahu apa yang kamu rasakan.

Mereka belum tahu apa yang sebenarnya menjadi masalahmu

Mereka belum tahu apa yang sebenarnya menjadi masalahmu via www.pinterest.com

Berdiam seolah tak terjadi apa-apa memang tak pernah mudah. Namun itu jauh lebih mudah daripada harus marah-marah dan membiarkan energi negatif terus di sekitarmu. Seiring berjalannya waktu, beberapa pertemanan memang tak bisa dipertahankan karena hidup akan selalu berubah. Memaksa diri bahwa kalian harus tetap baik-baik saja akan semakin memperburuk suasana.

Sudah saatnya kamu belajar mengikhlaskan. Tetap tersenyum meski perasaan sedang hancur, dan tetap berdiri tegak meski jantung hampir tak berdetak. Buat mereka terkesima dengan fakta bahwa kamu sebenarnya baik-baik saja, dengan atau tanpa mereka.

Sebenarnya mereka hanya tak tahu harus berbuat apa ketika salah satu di antara kalian sudah mulai menunjukkan perubahan. Mereka hanya belum mampu menghadapi bahwa suatu saat ada hal di antara kalian yang memang harus berubah.

Peristiwa itu seperti menyadarkanmu bahwa beberapa orang memang tak mampu mengumpulkan nyali untuk sekedar berbicara bertatap muka dari hati ke hati.

Kamu berhak berbahagia

Kamu berhak berbahagia via www.pinterest.com

Membicarakan seseorang dari belakang tak akan merubah apa-apa.

Mereka membicarakan kamu karena alasan tertentu. Entah mereka merasa insecure, tak percaya diri, atau mungkin berpikir bahwa kamu lebih baik daripada mereka sehingga mereka mencari pembenaran untuk merasa lebih baik daripada kamu. Namun satu hal yang perlu diingat bahwa kamu tak perlu pusing untuk memikirkan apa yang sedang mereka bicarakan karena apa yang mereka lakukan di belakang kamu bukanlah urusanmu.

Yang perlu kamu pikirkan adalah tetap melakukan apa yang selama ini menjadi prioritas. Jika saat ini kamu sedang sibuk membangun karir, maka tetaplah begitu dan jangan biarkan orang lain menghalangi apa yang selama ini menjadi mimpi. Kamu berhak untuk memiliki berbagai hal terbaik di dunia ini, dan penilaian mereka terhadapmu yang belum tentu benar rasanya tak pantas menjadikanmu sebagai sosok yang rendah diri. Dan pelajaran ini juga akan membuatmu lebih berhati-hati dalam berkawan karena setiap orang bisa berubah kapan saja.

Kadang ketidak pedulian adalah kepedulian yang paling dibutuhkan.

Untuk kalian yang hobi membicarakan dari belakang, tetaplah berbuat demikian. Aku sudah cukup tahu seberapa kualitas diri kalian jika terus-terusan membicarakanku dari balik punggungku. Jika keberanian telah terkumpul, sebaiknya segera bicarakan di hadapanku.

Aku menantangmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ailurophilia.

CLOSE