Jangan Ngaku Jomblo Bahagia, Kalau 7 Hal Ini Belum Benar-Benar Ada Di Hidupmu

Hal-hal yang bikin kamu jadi jomblo bahagia

Apa sih enaknya jadi jomblo?

Pertanyaan sederhana yang bisa berujung dengan rentetan pembahasan yang menyudutkan, bahkan ejekan segala. Padahal jomblo bukan sesuatu yang buruk atau salah. Karena memang jomblo sebenarnya salah satu proses hidup yang pasti dimiliki oleh setiap orang. Toh tak ada orang yang langsung bertemu jodohnya sedari lahir. Meski katanya jodoh sudah disiapkan oleh semesta jauh sebelum kamu keluar dari rahim ibumu.

Atas dasar jomblo tak salah dan bagian dari proses itu, kamu seharusnya tak perlu menanggapi omongan negatif di luar sana. Setidaknya kamu harus tahu, biar jomblo kamu tetap punya hari-hari yang seru, dengan syarat beberapa hal ini ada di hidupmu. Jangan ngaku jomblo bahagia, kalau salah satu dari hal ini belum ada.

1. Obrolan ringan dengan segelintir canda, tak harus dengan orang terdekat tapi bisa ke siapa saja yang kamu percaya

berbicang dan bercanda

Berbicang dan bercanda via unsplash.com

Kalau cuma mau membicarakan drama korea atau film terbaru di bioskop, kenapa harus menunggu punya pacar? Kalau mau bercanda seru atau saling mengejek hal-hal remeh temeh ‘kan tak harus dengan pasangan juga. Soal berbagi cerita dan tawa itu mudah. Karena memang kamu bisa melakukannya dengan siapa saja yang kamu percaya.

Punya jalinan komunikasi yang baik dengan lingkunganmu sebenarnya sudah cukup membuat hadirnya pacar tak terlalu penting. Ya, setidaknya kamu tak merasa kesepian di dunia yang luas ini, sekalipun tak ada keluarga atau pun teman sendiri.

2. Karir sesuai renjana atau hobi, menjamin kamu tak bosan meski bekerja sepanjang hari

Asyik kerja

Asyik kerja via unsplash.com

Kamu menjadi workaholic bukan demi cap jomblo berkualitas. Justru menjadi pekerja keras yang super sibuk membuatmu lupa sejenak dengan persoalan jodoh atau kejombloanmu sendiri. Kamu benar-benar tenggelam dengan pekerjaan demi pekerjaan. Bukan tanpa alasan dirimu sampai sebegitu tekun dan rajinnya. Tapi karena memang pekerjaan ini sudah sesuai dengan renjana atau hobi.

3. Mau jomblo atau punya pasangan, tetap saja harus ada makanan enak yang jadi kesukaan

Perut kenyang hati senang

Perut kenyang hati senang via www.nessakphotography.com

Karena hidup cuma sekali, kamu perlu menikmatinya dengan makan makanan enak.

Bukankah urusan makan tak pandang jomblo atau punya pasangan? Jadi harusnya kamu tetap bisa bahagia, selama dirimu masih bisa menikmati berpotong-potong bolu ketan, bermangkuk-mangkuk bakso, sampai gorengan seharga lima ratusan. Kenikmatan mana yang mau kamu dustakan saat manis, gurih, atau pedasnya makan itu terecap di lidahmu dan terekam di pikiranmu.

Bukankah seru itu semudah bersyukur dengan apa yang kamu nikmati sekarang?

4. Punya waktu lebih untuk jalan-jalan, melihat dunia luas serta mencari pengalaman

berpergian sendiri

Berpergian sendiri via unsplash.com

Jangan pernah berpikir, waktumu sia-sia jika hanya dihabiskan sendiri saja. Karena kenyataanya, kamu membutuhkan me time alias waktu sendiri untuk bisa mengenal, memanjakan, bahkan mengajarkan dirimu sendiri dengan banyak hal. Salah satunya jalan-jalan ke tempat baru sendiri.

Kamu bisa dengan santai menjelajahi tempat tujuanmu, tanpa perlu khawatir ada yang bosan atau komplain. Kamu bisa dengan mudah berkenalan dengan orang-orang yang ditemui di perjalanan, dengan syarat tak lupa belajar berhati-hati. Intinya kesendirianmu ini momen berharga untukmu mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.

5. Hadirnya saudara atau teman yang loyal, yang bisa diajak berbagi dan pergi kapan pun

seseorang yang bisa diajak berbagi

Seseorang yang bisa diajak berbagi via unsplash.com

Karena yang bisa diandalkan tak selalu pacar atau pasangan. Masih ada adik, kakak, teman bahkan orangtua yang justru lebih loyal kepadamu. Mereka orang-orang yang tak pernah segan diajak berbagi cerita, rasa suka-duka, sampai diajak pergi kemana pun kamu mau. Bahkan mereka tak akan segan mengulurkan tangan saat kamu membutuhkannya.

Jadi sebenarnya apa yang kurang di hidupmu, kalau ada mereka yang sebegitu baiknya? Toh jodoh persoalan waktu. Jadi, ya santai saja.

6. Ada banyak ruang dan waktu untuk mengeksplorasi hobi, tanpa ada yang menggurui

sgkcix1f_a0-sirotorn-sumpunkulpak

Eksplor hobi sendiri

Punya pasangan memang seru, kamu punya seseorang yang bisa dipercaya untuk dimintai pendapat soal apa yang kamu kerjakan. Tapi sayangnya, kadang pasangan juga bisa sangat menyebalkan saat dia mulai merasa lebih tahu. Mengaturmu untuk melakukan ini dan itu dengan alasan demi peningkatan skill. Padahal belum tentu apa yang ditawarkan olehnya benar-benar kamu butuhkan.

Sementara menjadi jomblo, buatmu punya banyak waktu serta ruang untuk mengeksplorasi lebih luas hobimu sesuai minat dan karaktermu sendiri. Senangnya lagi tak perlu ada yang menggurui, apalagi menilai kemampuanmu ini masih setingkat amatir.

7. Kebebasan serta tanggung jawab mutlak ke dirimu, tanpa perlu ada yang mengatur ini itu

nggak ada yang atur-atur

Nggak ada yang atur-atur via unsplash.com

Sudah dewasa perasaan ingin berdikari semakin kuat setiap waktunya. Berdikari di sini bukan berarti kamu tak lagi mematuhi aturan paten dari orangtua saat di rumah. Bukan berarti lupa dengan sosok orangtua yang masih jadi pemegang penuh tanggung jawab dirimu selama kamu belum berkeluarga. Tapi berdikari di sini seperti urusan sepele caramu membagi waktu, mengatur pergaulan, sampai memilih sesuatu.

Dan menjadi jomblo membuatmu bisa punya kebebasan sendiri versimu. Pastinya dengan segala resiko yang kamu perlu tahu sebagai bentuk tanggung jawab. Kamu bisa bebas memilih siapa saja yang akan jadi temanmu baik cewek atau cowok, tanpa khawatir ada yang cemburu. Kamu bisa menghabiskan akhir pekan sesuai dengan caramu sendiri, tanpa perlu ada yang komplain atau merengek kangen.

Pada dasarnya menjadi jomblo membuatmu belajar hal-hal yang tak akan bisa kamu dapat setelah punya pasangan nantinya. Toh jomblo pun hanya proses sebelum akhirnya berpasangan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu