Daripada Mencerca dan Meremehkan, Mengapa Tidak Bantu Mendoakan Mimpi yang Kalian Remehkan Ini?

Meremehkan mimpi

Mengesankan dunia memang tidak mudah. Aku terlalu naif bila bermimpi untuk mengguncang dunia atau membuat seisi dunia menatapku dengan pandangan kagum. Aku hanya ingin membaginya dengan kalian. Apalah artinya tanggapan orang sedunia jika tanggapan kalian yang sangat kutunggu-tunggu justru tak ada.

Tapi mengesankan kalian ternyata tidak mudah juga. Ini itu yang kulakukan, tak kunjung juga membanggakan. Bukan semangat dan dukungan yang kuperoleh, justru tawa lebar dan pandangan tak percaya kudapatkan saat kucoba untuk membagi mimpiku ini. Apa salahnya? Mengapa justru pandangan meremehkan yang kuterima?

Setiap usaha yang kulakukan selalu diiringi oleh cercaan. Kalian seolah ingin mengatakan bahwa aku tak mungkin bisa berhasil

Selalu diremehkan via unsplash.com

Saat aku melakukan sebuah usaha, aku ingin segera membaginya dengan kalian. Harapanku, kalian akan memberikan masukan atau dukungan, Bukannya meminta balasan. Bukankah itu yang selama ini kulakukan kepada kalian? Tapi yang kudapat bukanlah semangat atau masukan agar ideku bisa berkembang, justru celaan dan hinaan. Tak jarang kalian menertawakan dan melempar pandangan meremehkan.

Meski kalian diam tak berkomentar dan menggangguk-angguk saja, aku tahu di belakangku kalian saling berbisik dan menertawakan

Di belakang punggungku, bisik-bisik itu aku tahu via unsplash.com

Saat kalian diam tak berkomentar pun sebenarnya aku tahu kalian tidak sepaham. Tidak apa-apa. Tapi apa perlu bicara berbisik-bisik di belakangku menertawakan diriku dan apa yang sedang kulakukan? Mungkin kalian saling berkata ‘Lihatlah itu si pecundang. Mimpinya besar, tak sebanding dengan kemampuannya.’ Aku tahu, tapi aku memilih mendiamkan. Karena tak ada gunanya meyakinkan orang yang sudah meremehkan sejak awal.

Sejujurnya aku kecewa. Dan hati ini juga terluka. Kenapa kalian, orang-orang terdekatku justru tak memahami perasaanku?

Sejujurnya aku kecewa via unsplash.com

Tak bisa kupungkiri aku memang kecewa. Aku mengharapkan dukungan dan semangat dari kalian. Atau kalau itu tidak bisa kudapatkan, setidaknya aku berharap ada yang bisa mengerti perasaanku. Kalian, orang-orang terdekatku, mengapa justru tidak memahamiku? Mengapa malah mencerca segala usaha yang sedang kucoba? Mengapa justru meremehkan hanya karena kenyataan sekarang aku bukan siapa-siapa?

Mimpi-mimpiku memang terkesan berlebihan dan tak masuk akal. Tapi bukankah semua keberhasilan di dunia ini diawali oleh mimpi?

Bukankah segalanya berawal dari mimpi? via unsplash.com

Kusadari kemampuanku. Kusadari siapa diriku. Saat ini, barangkali aku bukan siapa-siapa. Tak sebanding dengan keberhasilan gilang gemilang yang kalian dapatkan. Mimpi-mimpiku ini mungkin kalian anggap bagai punguk merindukan bulan. Tidak masuk akal. Tapi, bukankah banyak hal hebat di dunia ini yang diawali dari mimpi?

Apakah kita bisa sampai di saat seperti ini, jika dulu pahlawan kita tidak bermimpi tentang sebuah kehidupan yang merdeka? Lagipula, sebagai manusia biasa, apalagi yang kita miliki selain mimpi?

Dengan segudang tuntutan untuk menjadi yang membanggakan, kenapa setiap usahaku justru tak mendapat dukungan?

Kenapa usahaku tak pernah dapat dukungan? via unsplash.com

Hidup ini, tuntutannya banyak sekali. Sejak lahir hingga dewasa aku dituntut menjadi begini dan begitu. Kalian semua ingin aku menjadi yang sempurna dan membuat bangga. Ah, menuntut itu sangat mudah. Aku tahu bahwa tuntutan-tuntutan itu sebenarnya untuk kebaikanku sendiri. Aku pun ingin berusaha mencapainya. Tapi mengapa setiap usaha yang kulakukan justru tak mendapat dukungan?

Dan jika kalian memang tak bisa memberikan dukungan, mengapa kalian tidak membantuku dengan doa saja?

Doakan saja jika memang mendukung tak bisa via unsplash.com

Baiklah. Dukungan mungkin terlalu berat. Dukungan materi jelas aku tak berharap. Lagipula aku mau mandiri. Dukungan moril juga mungkin agak sulit, karena kalian menganggapku juga sulit berhasil. Tapi jika dukungan itu tak bisa kudapatkan, apakah harus menggantinya dengan cercaan? Tidak bisakah kalian membantuku dengan doa saja? Dengan sedikit kalimat ‘semoga berhasil ya’ yang tulus dan tak memerlukan banyak energi.

Lagipula, bukankah doa tidak butuh biaya?

Tapi tak apa. Aku tahu bahwa yang namanya usaha memang tak mudah. Cercaan dan tertawaan yang kuterima adalah salah satu rintangannya

Usaha memang tak pernah mudah via unsplash.com

Tapi ya sudahlah. Percuma juga aku berkata panjang lebar. Aku tahu setiap usaha pasti ada rintangannya. Setiap usaha butuh proses, dan kesulitan adalah salah satu tahapannya. Bukankah hidup memang tak mudah? Mungkin hidup jadi tak seru jika kita tak saling mencerca dan meremehkan. Haha. Aku tak tahu. Yang jelas, sikap tidak mendukung dan cercaan yang kuterima, kuanggap sebagai salah satu ujian saja. Aku yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang lebih berat dari kemampuan hambanya.

Kalian yang selalu meremehkan ini, akan kujadikan motivasi. Biar nanti kalian lihat hasil dari orang yang kalian remehkan ini

Lihat saja nanti via unsplash.com

Mencapai keberhasilan memang tak semuah membalikkan telapak tangan. Tak apa kalian terus meremehkanku sampai saat ini. Akan kujadikan motivasi. Tanggapan negatif yang kuterima sampai saat ini, akan menjadi lecutan kuda untukku. Agar lariku semakin kencang dan semangatku semakin besar. Dan suatu saat nanti, akan kuperlihatkan apa yang bisa dilakukan oleh orang yang kalian remehkan ini.

Steven Jobs dan Jack Ma juga tidak mendapatkan kesuksesannya dengan sekali lompat. Karena di dunia ini tidak ada yang pasti, sudah cukup jadi alasanku untuk terus bermimpi. Sekarang aku tahu, tak penting membuat orang paham dengan mimpi-mimpiku. Lebih baik aku berlari, dan kembali lagi dengan hasil di tangan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi