Hal-Hal yang Perlu Dipelajari Orang Dewasa dari Anak-Anak

Lahir, tumbuh, menjadi dewasa, tua, lalu mati adalah fase kehidupan yang gak mungkin kita hindari. Setiap anak akan tumbuh dewasa; itu adalah hal yang pasti.

Advertisement

Lucu juga kalo kita mengingat-ingat bahwa sewaktu kecil kita gak sabar untuk tumbuh dewasa seperti orang tua kita. Kita menganggap mereka hebat karena bisa melakukan banyak hal. Jadi orang dewasa itu keren, pikir kita dengan polosnya saat itu. Tapi, begitu kita menginjak usia dewasa, kita jadi sungguh-sungguh merindukan masa kanak-kanak kita.

Banyak hal yang kita dapat, tapi juga banyak hal yang hilang dari kita setelah dewasa. Inilah hal-hal yang membuat kita iri sekaligus merasa perlu belajar dari anak-anak:

1. Punya mimpi yang tanpa batas

Mimpi yang tanpa batas

Mimpi yang tanpa batas via www.flickr.com

Gantungkan cita-citamu setinggi langit.

Advertisement

Anak-anak melihat dunia sebagai sesuatu yang gak terbatas, di mana mereka bisa menjadi apapun yang mereka mau. Kamu masih ingat gak apa cita-citamu waktu kecil: pilot, dokter, astronot, presiden? Sementara, kita yang udah berhadapan dengan realita menjadi takut buat bermimpi. Padahal, tanpa impian, kita justru gak akan jadi siapa-siapa.

Anak-anak mengingatkan kita untuk berani bermimpi hebat tanpa rasa takut akan kegagalan, bahwa kita mampu menjadi apapun yang kita inginkan.

2. Gak Khawatir sama hari esok

Gak kuatir sama hari esok

Gak kuatir sama hari esok via www.flickr.com

Advertisement

Anak-anak hidup dan menikmati apa yang mereka lakukan hari ini. Mereka gak akan terlalu ambil pusing terhadap apa yang akan mereka hadapi besok.

Orang dewasa seringkali terlalu sibuk memikirkan hari esok bakal seperti apa, sampai-sampai mereka lupa dengan yang ada di hadapan mereka sekarang. Jadi, kenapa mesti kuatir sama hari esok? Toh kamu hidup di saat ini. Berhentilah cemas sama hari esok dan fokus dengan apa yang kamu hadapi saat ini.

3. Selalu ingin tahu

9016748092_b24dab39c3_b

Anak-anak punya rasa ingin tahu yang besar. Mereka suka mempelajari hal baru dan selalu ingin memahami sesuatu lebih jauh. “Kenapa” adalah  kata tanya yang wajib saat mereka mendapatkan pengalaman baru.

Sementara, kita seringkali malas buat menggali pemahaman yang lebih dalam tentang suatu hal, bahkan hal-hal yang kita tahu memang penting. Kita lebih suka bersikap seolah-olah udah mengerti walau ternyata belum paham. Anak-anak kembali memberi contoh bagi kita untuk bertanya lebih jauh dan memahami lebih dalam.

4. Berkawan tanpa membeda-bedakan

Berkawan sama siapa aja

Berkawan sama siapa aja via www.flickr.com

Anak-anak berteman dengan tulus tanpa mempedulikan ras, suku, etnis, agama, atau status sosial. Bagi kita, semua itu adalah hal mewah yang mungkin udah hilang dari diri kita. Tanpa sadar, kita udah menjejali pikiran kita dengan ideologi yang membuat kita berprasangka terhadap golongan lain, sehingga kita jadi sulit buat berkawan dengan tulus.

5. Anak-anak mudah memaafkan

Mudah memaafkan orang lain

Mudah memaafkan orang lain via www.flickr.com

Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa merasa sedih, marah, atau kecewa terhadap orang lain. Tapi, emosi itu gak berlangsung lama, besoknya mereka udah baikan lagi. Lewat mereka, kita bisa belajar memaafkan secara tulus dan melupakan dendam terhadap orang yang udah berbuat salah terhadap mereka.

6. Lebih jujur terhadap perasaan mereka

Jujur mengekspresikan perasaan

Jujur mengekspresikan perasaan via www.flickr.com

Kamu pasti setuju kalo anak-anak lebih jujur terhadap perasaan mereka. Mereka akan menangis kalo sedih, tertawa kalo sedang senang. Mereka gak merasa perlu untuk menutup-nutupi perasaan mereka dari orang lain. Mereka mengutarakan isi hatinya apa adanya.

Gimana  dengan orang-orang dewasa? Kita seringkali menutup-nutupi perasaan kita sendiri, ‘kan?

7. Percaya sama diri sendiri

Percaya sama diri sendiri

Percaya sama diri sendiri via www.flickr.com

Salah satu hal yang bisa kita pelajari dari anak-anak adalah mereka percaya dengan diri mereka sendiri. Anak-anak gak ambil pusing dengan tampang mereka dan apa yang mereka kenakan atau miliki. Begitu juga seharusnya kita, berhenti minder karena kekurangan kita dan mulailah menonjolkan kelebihan-kelebihan kita.

8. Menggunakan lebih banyak imajinasi

Bermain dengan imajinasi

Bermain dengan imajinasi via www.learnwithplayathome.com

Masih ingat saat di mana kamu loncat dari sofa ke sofa untuk menghindari lantai yang berubah menjadi lava? Anak-anak bermain dengan imajinasi mereka, membuat semuanya jadi terasa seru dan menyenangkan. Mereka bisa sangat kreatif:  membuat pedang dari gulungan kertas, atau sepeda motor Moto GP dari tumpukan guling.

Ketika berhadapan dengan realitas, kita jadi lupa dengan semua itu. Kita lupa menggunakan imajinasi kita untuk bersenang-senang, dan jarang menggunakan kreativitas kita untuk membuat suatu hal yang baru.

9. Menyayangi dan memberi dengan tulus

Menyayangi dengan tulus

Menyayangi dengan tulus via www.theparentreport.com

Dalam hal menyayangi dan memberi, gak ada yang lebih tulus dari anak-anak. Mereka gak mengenal konsep pamrih. Berbeda dengan kita orang-orang dewasa, yang seringkali pemberiannya diselubungi kalkulasi untung rugi dan motif tertentu.

10. gak mengenal rasa takut

Gak kenal takut

Gak kenal takut via www.flickr.com

Hal paling penting yang bisa kita pelajari dari anak-anak adalah mereka gak mengenal rasa takut. Yang dimaksud di sini tentu bukan berarti gak takut jatuh dari tebing atau kena air panas ya, melainkan rasa takut yang sebenarnya hanyalah bentuk dari kecemasan kita: seperti rasa takut dijauhi, dikucilkan, dibenci, takut akan masa depan, dan sebagainya.

Kita bisa belajar dari mereka bahwa rasa takut itu hanyalah ilusi yang membelenggu kita dari usaha untuk maju dan berkembang, serta untuk menjadi diri sendiri.

Anak-anak melihat dunia dengan perspektif yang berbeda. Perspektif itulah yang udah dilupakan orang dewasa, padahal hal itu bisa memberi kita banyak pelajaran hidup yang berharga. Yuk, belajar dari anak-anak!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pengagum senja dan penggubah lamunan menjadi kata. Doyan makan pisang goreng di sela-sela waktunya.

CLOSE