6 Hal yang Buatmu Berlapang Dada, Masalah Sulit di Kehidupan Tak Sekadar Revisi Skripsi Saja

Buatmu yang tengah (atau yang akan mengerjakan) salah satu tugas mulia ini pasti akan paham. Bahwa yang namanya mengerjakan skripsi itu begitu penuh cobaan dan siap tidak siap kamu harus mampu untuk melewati semua tantangan yang ada. Mulai dari dosen yang sulit ditemui, judul yang diganti-ganti, hasil olah data yang tak kamu mengerti sampai momen revisi yang datang bertubi-tubi.

Dosen pertama minta judul diubah lagi. Dosen kedua juga meminta judul tetap sama tapi latar belakang ditambahi. Rasanya masalah revisi ini sudah mewakili penderitaanmu selama hidup di dunia ini.

Kamu boleh saja sedikit hiperbola menghadapi cobaan skripsi yang kata anak kulihan termasuk cobaan terberat di dunia yang dialami manusia. Namun, beberapa waktu nanti kamu akan sadar, bahwa skripsi yang mati-matian dirimu perjuangkan belum ada apa-apanya dibandingkan beberapa hal di bawah ini.

1. Cari tema, olah data, hingga revisi skripsi memang sulit. Namun mencari pekerjaan setelah kamu lulus jelas jauh lebih sulit

Mencari pekerjaan dengan ribuan pesaingnya via www.stocksnap.io

Skripsimu boleh saja menjadi penelitian yang paling rumit sedunia. Tema, rumusan untuk mengolah data hingga pada saat penulisan kesimpulan selalu kamu gadang-gadangkan menyita seluruh tenaga dan pikiran. Terlebih lagi saat kamu dapat dosen pembimbing yang banyak maunya hingga revisi yang harus kamu lakukan tak terkira jumlahnya. Namun percaya lah, bahwa kehidupan yang akan kamu jalani selepas skripsi jauh lebih rumit dan terjal lagi.

Salah satunya adalah dalam hal mencari pekerjaan. Kamu tak hanya berjuang dengan satu atau dua orang. Melainkan bersaing dengan jutaan pencari kerja yang ada di seluruh penjuru dunia. Dan di dunia mencari pekerjaan tak ada yang bisa mengarahkanmu selayaknya dosen pembimbing. Kamu hanya punya diri dan kemampuan yang selama ini kamu pupuk sejak kecil.

2. Memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri, buatmu harus pintar-pintar mengatur keuangan agar tiang hidupmu bisa sepenuhnya tegak

Pintar-pintarmu mengatur keuangan via www.stocksnap.io

Mencari pekerjaan itu sulit. Namun akan jauh lebih sulit ketika kamu sudah mendapatkan pekerjaan dan penghasilan bulanan. Sebab kamu akan dihadapkan dengan realita kehidupan yang ada. Mulai dari mengatur keuangan, menahan hasrat diri untuk tak lapar mata, hingga pintar-pintarnya mencari peluang untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Pada fase ini kamu tak hanya memikirkan diri sendiri. Namun kamu juga memikirkan orang lain seperti orangtua, pacar dan masa depan yang kalian rancang.

3. Merantau ketika kuliah dan bekerja, jelas jauh berbeda. Ada banyak cobaan yang harus kamu hadapi, yang bukan hanya kemauan dosen pembimbingmu ini

Lika-liku hidup di perantauan via www.stocksnap.io

Katanya, seseorang baru akan merasakan hidup yang sebenarnya jika ia telah merantau ke suatu tempat dan tinggal jauh dari orangtua. Hal tersebut ada benarnya juga. Sebab di tanah rantau tersebut, kamu bisa sebenar-benarnya menjadi diri sendiri. Menghadapi semua permasalahan hidup sendiri dan menerima konsekuensi tentang sikapmu seorang diri.

Saat kamu akan mengambil keputusan untuk merantau tersebut merupakan momen yang cukup sulit bagi beberapa orang. Mungkin termasuk dirimu. Berbagai pertimbangan pun kamu pikirkan, namun kamu lah yang nantinya memutuskan akan pergi atau tetap di sini. Setelah kamu merasakan momen ini, mungkin kamu akan sepenuhnya sadar, skripsi memang belum ada apa-apanya perihal kesulitan.

4. Secanggih apapun rumus di skripsimu tak akan mampu untuk menjawab dilema hidup seperti memilih dua pekerjaan mana yang bisa buatmu nyaman

Mengambil pilihan via www.stocksnap.io

Hidup memang terdiri dari dua pilihan. Iya atau tidak. Pergi atau kembali. Hitam atau putih. Pilihan-pilihan tersebut harus kamu lewati terlebih dahulu, agar hidupmu bisa sepenuhnya melaju. Saat waktunya nanti, akan datang di mana kamu akan merasa dunia kembali bermain denganmu.

Contohnya saat kamu mendapat dua tawaran pekerjaan sekaligus. Dua-duanya ingin kamu ambil sebab keduanya memiliki masing-masing kelebihan. Pada momen ini kamu akan dibuat baper lebih dahsyat lagi. Rasanya galau akibat revisi skripsi yang dulu kamu tangisi, tak ada apa-apanya dibandingkan dengan memilih di antara dua kesempatan yang datang tersebut.

5. Revisi dari dosen memang menyakitkan, namun jauh lebih sakit lagi saat tahu bahwa kisah cinta kalian tak bisa berakhir di pelaminan

Tak bisa terus bersama via www.stocksnap.io

Buatmu yang pernah merasa sakit karena tak kunjung selesai mengerjakan skripsi, bersiaplah kembali. Bahwa esok hari akan datang satu momen di mana kamu akan merasa sesakit-sakitnya perih yang hanya kamu alami sendiri. Banyak hal yang bisa membuatmu merasa jutaan kali lebih sakit daripada pengkhianatan revisi skripsi. Salah satunya jika hubungan yang telah kamu jalin selama tahunan itu, tak akan pernah bisa bersatu di pelaminan. Padahal mimpi-mimpi kecil tentang hubungan itu sudah kamu susun sejak awal pacaran.

6. Menyakinkan dosen itu sulit sekali, nyatanya meyakinkan orangtuamu akan suatu keputusan di hidupmu jauh lebih sulit lagi

Meyakinkan kedua orangtua via www.stocksnap.io

Skripsi atau tugas-tugas kuliah yang lainnya memang kadang tak bisa mengerti keadaanmu. Seringkali revisi datang ketika kamu belum siap, hingga akhirnya kamu harus bersusah payah dulu untuk bisa kembali membangun mood. Berkali-kali revisi buatmu merasa kesulitan. Apalagi untuk meyakinkan para dosenmu untuk segera sidang, mereka seakan hilang hingga terpaksa masa studimu di kampus harus bertambah.

Meyakinkan dosen buat perasaanmu tak karuan. Antara marah, sedih, kecewa hingga tak bisa melakukan apa-apa. Agak berlebihan memang namun memang seperti itu perasaanmu saat itu. Kamu boleh merasa kesulitan dalam hal ini, tapi kamu harus siap bahwa hidupmu selanjutnya akan lebih terjal lagi.

Untuk saat ini, tak apa jika kamu merasa skripsi itu hal yang paling menyebalkan dan menyulitkan. Kenapa sih untuk dapat tambahan beberapa huruf di belakang nama, perjuangannya harus berdarah-darah? Namun, di balik perjuanganmu yang katanya sampai titik penghabisan untuk skripsi itu, masih ada perjuangan lain yang nantinya akan kamu alami. Tak perlu takut, sebab semua orang pasti akan mengalami. Nikmati saja apa yang sekarang tengah kamu perjuangkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.