Kalau Sudah Bisa Berdamai Dengan Hal-Hal Ini, Tandanya Kamu Pekerja Sejati yang Tahan Banting

Cari uang itu nggak gampang.

Advertisement

Entah sudah berapa kali kamu mendengar kalimat seperti itu. Dulu semasa sekolah atau kuliah mungkin kamu menganggap ucapan itu sebagai pengingat kalau dirimu harus belajar sungguh-sungguh dan tak terlalu boros. Tapi setelah memasuki dunia kerja, rasanya ucapan itu berubah menjadi makna yang sesungguhnya. Bekerja demi segenggam uang itu nggak hanya perlu perjuangan tapi juga kehati-hatian dan kesabaran.

Nggak heran kalau banyak yang bilang, dunia kerja itu dunia yang sesungguhnya. Kamu bisa benar-benar mengenal karakter seseorang di dunia ini. Kamu bisa melatih kecerdasan emosionalmu pun dari sini. Setidaknya kalau ingin jadi pekerja sejati yang tahan banting, kamu perlu berdamai dengan beberapa hal ini.

1. Bos yang agak rese, entah kaku, suka memberi kerjaan di luar jobdesk, atau suka meremehkan anak buahnya

Atasan yang menyebalkan via www.pexels.com

Jadi anak buah memang tak pernah mudah. Kamu dituntut untuk mengikuti setiap peraturan yang dibuat pimpinan. Tapi paling sulit lagi kalau ternyata pimpinamu ini sosok yang cukup menyebalkan, seperti memberi kerjaan tambahan di luar jobdesk. Kadang juga dengan mudahnya dia meremehkan pekerjaanmu, sementara dirinya sendiri belum tentu bisa membuat ide yang baik sepertimu.

Advertisement

Tapi alih-alih kesal terus dengan atasan yang seperti itu, kamu justru menanggapinya dengan santai. Kalau memang tugas tambahan di luar jobdesk ini memberatkan ya bilang dan beri alasan yang tepat. Tapi kalau kamu merasa masih sanggup menanganinya ya dikerjakan saja.

2. Gaji yang tak naik-naik, sementara temanmu di tempat lain sudah jauh di atasmu

Kerja Rajin, tapi gaji segitu-gitu aja via www.pexels.com

Setiap pekerjaan punya standar gaji yang berbeda-beda. Dan kamu paham kalau memang gajimu lebih kecil dari teman-temanmu yang bekerja di perusahaan lain, bukan berarti kerjamu tak sebaik atau seulet mereka. Toh menurutmu, kerja itu bukan persoalan gaji semata, sekalipun hidup itu membutuhkan uang.

3. Persaingan antara rekan kerja yang pasti ada, tapi kamu tak memusingkan dan melakukan tugas dengan baik saja

Persaingan di dunia kerja via www.pexels.com

Di dunia kerja ini kamu akan kenal orang yang benar-benar baik, dengan yang baik di depannya saja, atau yang memang terang-terangan menunjukkan sikap sebagai saingan bukan rekan kerja. Hal seperti ini juga yang sebenarnya jadi tantangan terbesar setiap pekerja. Saling sikut dan dorong itu jadi sesuatu yang lumrah. Tapi alih-alih mundur cuma karena hal itu, kamu memang baiknya memilih masa bodoh. Buatmu yang terpenting bekerja dengan sebaik-baiknya saja. Meski berhati-hati tetap jadi prioritas di dirimu.

Advertisement

4. Deadline memang menyeramkan dan tak menyenangkan, tapi kamu tak mengeluhkan

deadline via www.pexels.com

Karena tanpa adanya deadline kamu belum tentu bisa benar-benar disiplin dengan waktu dan pekerjaanmu sendiri. Jadi seberat apapun deadline harusnya memang tak perlu dikeluhkan terus-terusan. Toh mengeluh tak akan pernah bisa menyelesaikan deadline yang jelas ada di depan mata. Bukankah hidupmu sendiri punya waktu tenggatnya?

5. Menghindari obrolan orang-orang di kantor yang memberi dampak kurang baik

Menghindari obrolan yang bersifat gunjingan via www.pexels.com

Menumbuhkan kedekatan dengan sesama teman kerja memang penting sekali. Setidaknya supaya kalian bisa bekerjasama dengan baik. Mengingat sebagai makhluk sosial, urusan berbincang itu tak sesempit soal pekerjaan saja. Ada banyak hal yang bisa jadi bahan pembicaraan, entah hobi, pengalaman yang lainnya sampai sekadar candaan saja.

Tapi hai-hati juga kalau teman kerjamu sudah mengajakmu membicarakan orang lain yang sebenarnya masih teman kerja kalian. Kamu tak perlu menanggapi dengan antusias yang sama. Cukup dengarkan saja, dan jadikan evaluasi dirimu sendiri. Bagaimana ke depannya nanti kamu harus berhati-hati dengan temanmu yang satu ini.

6. Karena musuh terbesarmu itu diri sendiri, kamu harus bisa mendamaikan rasa malas, atau perasaan lain yang bersifat pribadi

Kerja via www.pexels.com

Ada kalanya lelah membuatmu malas sekali menyelesaikan pekerjaan. Membuatmu menunda-nunda, sampai kadang kamu sendiri akhirnya keteteran. Padahal untuk jadi seorang profesional di pekerjaannya, setiap orang harus berdamai dengan kemalasanmu sendiri. Setidaknya tahan rasa malas itu sampai tugasmu selesai. Jangan sampai juga kemalasan ini membuatmu mendapat cap “makan gaji buta,” karena lebih sering leha-leha dan kerjaan seringnya tak selesai dengan memuaskan.

Sebenarnya kunci untuk berdamai dengan hal-hal tadi itu sesederhana, bekerja dengan hati. Kamu harus benar-benar memantapkan hatimu, kira-kira pekerjaan seperti apa yang dirimu inginkan dan membuatmu nyaman selalu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu

CLOSE