Kamu yang Gak Pernah Pacaran Saat SMA Justru Beruntung dan Terjaga. Kenapa? Ini 6 Alasannya!

Ada satu masa ketika harga diri pernah ditentukan oleh hal yang sangat shallow sekali. Urusan hati dan siapa yang mendampingi. Parahnya lagi di masa-masa itu sebenarnya kita belum tahu apa-apa tentang masalah hati. Yang kita tahu dengan keberadaan pacar di sisi berarti kita ini laku dan cukup menarik di mata gadis atau lelaki. Ah, menggelikan sekali…..

Advertisement

Setelah dewasa dan merasakan sendiri jatuh bangunnya urusan hati, barulah kita mengerti kalau ikatan semasa SMA sebenarnya tidak penting lagi. Justru mereka yang sama sekali tidak pernah pacaran saat SMA adalah orang-orang beruntung yang hatinya terjaga. Sederhana saja — ini 6 penjelasannya.

1. Masa SMA adalah waktunya menciptakan pertemanan yang akan bertahan selamanya. Rugi sekali kalau status pacaran membatasinya

High school friendship. Friends for a life time

High school friendship. Friends for a life time via bridalmusings.com

Masa SMA adalah waktu awal kita dibentuk jadi manusia dewasa. Di masa ini, pilihan dan preferensi mulai terbentuk. Namun tetap masih ada ruang lapang yang membuat kita berani mencoba segalanya. Inilah kenapa anak-anak SMA sesekali masih membuat pilihan-pilihan konyol seperti tawuran dan coret-coret seragam selepas kelulusan.

Di masa ini pula ‘filter’ terhadap teman masih belum sekuat saat kelak sudah dewasa. Diri ini masih mudah terbuka untuk menerima berbagai jenis teman dengan beragam keunikannya. Berteman dengan dia yang suka bolos dan hobi merokok? Fine, malah kadang kita menganggap hal itu lucu. Berteman karena alasan suka boyband atau girl band yang sama juga mudah saja dilakukan. Waktu dan kesibukan belum menghalangi kita untuk membangun ikatan. Rugi sekali ‘kan jika kebebasan ini terenggut karena masalah pacar?

Advertisement

2. Mendapatkan pasangan yang mendampingi sejak remaja memang manis. Tapi berapa persen sih pacaran masa SMA yang berlanjut ke level selanjutnya?

Berapa persen sih pacaran masa SMA yang berlanjut?

Berapa persen sih pacaran masa SMA yang berlanjut? via bridalmusings.com

“Waahh….mereka pacaran dari SMA terus sekarang mau nikah? Sweet banget ih…”

Mendengar kisah mereka yang cintanya bertahan sejak SMA memang menciptakan senyum di muka. Manis sekali membayangkan ada orang yang mendampingi setiap perubahan — dari remaja, mahasiswa, pekerja muda, sampai siap melangkah ke level baru sebagai orang dewasa. Namun harus diakui tidak semua orang seberuntung ini. Ikatan pacaran masa SMA malah lebih banyak berakhir di patah hati dan tak mau kenal lagi.

Mereka yang mampu bertahan menghadapai perubahan dan tetap bersama jelas beruntung. Namun bagaimana jika kamu termasuk golongan yang kurang mujur?

Advertisement

3. Jika toh hubungan bertahan lama, terlalu banyak perubahan yang harus dihadapi berdua. Cukup kejam pilihannya — berkembang bersama; atau dipisahkan semesta dengan paksa

Kalian bisa berkembang bersama, atau dipisahkan semesta dengan paksa

Kalian bisa berkembang bersama, atau dipisahkan semesta dengan paksa via bridalmusings.com

The choice is to grow together or to grow apart.

Mari kita rasional saja. Dari masa SMA jadi orang dewasa akan banyak perubahan hidup yang muncul di depan muka. Sebut saja perubahan dari anak sekolahan jadi mahasiswa. Kalian bisa LDR karena ini, atau kalau beruntung dan masih tinggal sekota kamu dan dia juga masih harus bekerja keras menyesuaikan diri.

Lalu masa skripsi tiba. Kalian yang sudah berjalan bertahun-tahun lamanya bisa merasa saling menjauh karena kesibukan dan tekanan yang ada. Kamu sibuk mengejar mimpi, dia repot memenuhi target sendiri. Perih rasanya melihat hubungan berjalan menuju ke arah perpisahan. Kamu sayang, tapi saat itu tak banyak yang bisa dilakukan.

Hubungan saat SMA yang bertahan sampai dewasa memang memberimu salah satu partner terbaik di dunia. Namun berpisah dengannya di tengah jalan juga memberimu luka yang dua kali lipat perihnya.

4. Dibutuhkan kedewasaan dan kewarasan untuk menghadapi episode patah hati. Dirimu semasa SMA bisa hancur berkeping-keping karena ini

Drimu semasa SMA bisa hancur karena ini

Drimu semasa SMA bisa hancur karena ini via bridalmusings.com

Ingatkah kapan kali terakhir kamu patah hati? Momen di mana kamu merasa ada satu lubang besar menganga di dada yang muncul selepas kepergiannya. Setelah tangannya tidak lagi bisa tergenggam hidup jelas tak lagi sama. Dibutuhkan waktu berbulan-bulan (bahkan tahun) sampai kamu benar-benar bisa lupa. Kamu yang tak pernah pacaran semasa SMA kadang berpikir, “Gila. Kalau dulu aku udah ngerasain ini bisa mati kali ya?”

Patah hati memang tidak pernah sederhana. Dibutuhkan kewarasan dan kedewasaan, juga keberanian untuk menghadapinya. Sungguh, jika boleh kamu ingin mengecup kaki semesta. Terima kasih sudah menjaga hatimu semasa muda. Saat sudah mahasiswa dan bekerja pun patah hati tak pernah ringan rasanya.

5. Tidak mudah menjaga diri di usia yang masih ingin menangnya sendiri. Kecup, peluk, dan rengkuh di umur ini sesungguhnya belum mengandung banyak arti

Kecup dan peluk di umur ini belum mengandung banyak arti

Kecup dan peluk di umur ini belum mengandung banyak arti via bridalmusings.com

Banyak stigma khas pacaran jaman SMA yang sempat membuat kita percaya. Sebut saja,

“Kalau gak cium berarti gak sayang.”

“Peluk aku dong pas bonceng. Kalau gak peluk nanti dikira kita berantem.”

Hal-hal yang kalau diingat sekarang justru membuat geli. Karena sebenarnya amat jauh dari masuk akal dan jadi terlihat lucu sekali.

Di usia yang masih mudah terbawa perasaan dan masih ingin menang sendiri amat sulit menjaga diri. Peluk, rengkuh, dan cium yang terjadi di sini bisa membuat kita jadi orang yang berbeda jika tidak berhati-hati.

6. Impian yang baik hanya akan bekembang bersama orang yang tepat. Pacaran semasa SMA bukan jawaban untuk membuat impian-impian manis mendekat

Pacaran di masa SMA bukan jawaban untuk membuat impian manis mendekat

Pacaran di masa SMA bukan jawaban untuk membuat impian manis mendekat via bridalmusings.com

Akan ada masa impian-impian itu terasa menemukan jalan mudahnya. Semua terwujud saja. Terjadi, berubah jadi nyata. Saat melirik ke sisi kiri kamu pun mengerti jawabannya. Barangkali karena dia. Seseorang yang mendorongmu sampai ke titik maksimal sebagai manusia. Dia yang mau menerimamu saat sedang menjengkelkan, atau ketika sedang sibuk kerja sampai mata jadi seperti zombie karena kurang tidur.

Ini bukan soal kapan kalian bertemu. Apakah sudah pacaran dari masa SMA dulu, atau malah sedang menjalani komitmen baru. Impian yang baik ternyata hanya bisa terwujud dengan orang yang tepat. Dan kamu pun mengangguk setuju, masa SMA mu memang tak diperuntukkan demi mencari partner yang paling pas. Dia akan datang sendiri. Saat kamu sudah selesai dengan berbagai pertanyaan dan tantangan dalam diri.

Tentu tidak semua hubungan yang berjalan dari SMA itu buruk adanya. Buktinya ada yang menikah dengan pacar semasa SMA dan kini sungguh bahagia. Mereka ini pengecualian yang membuat kita harus yakin bahwa kasih Tuhan itu ada.

Tapi buatmu yang tak pernah pacaran semasa SMA, seharusnya kamu bersyukur lebih lama. Masa SMA mu digunakan untuk kebodohan dan kenakalan yang membuatmu tumbuh lengkap jadi manusia dewasa. Bersulang! Untuk masa yang tak akan pernah kembali, dan sudah kamu lalui sendiri — dengan bahagia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.

CLOSE