7 Hal yang Dirasa Ketika Sudah Nyaman Bekerja, Tapi Kamu Belum Juga Lulus Kuliah

Punya pekerjaan yang lumayan menjanjikan secara materi atupun karir salah satu keberuntungan yang tak terbantahkan lagi untukmu. Apalagi kamu sendiri mendapat pekerjaan ini dengan posisi masih tercatat sebagai mahasiswa. Ada rasa bangga di hati jelas tak perlu ditanya lagi. Mengingat mencari pekerjaan di zaman sekarang itu sulitnya bukan main. Ijazah sarjana saja belum tentu jadi jaminan untuk cepat dapat kerja.

Advertisement

Tapi di balik kenyamannya bekerja dan punya penghasilan, ada juga rasa lain yang datang dari status mahasiswamu. Ragam rasa yang kira-kira seperti yang Hipwee Motivasi uraikan di bawah ini. Karena memang bekerja saat masih terjebak kuliah itu ada seninya. Seni yang sebenarnya buat hidupmu pun jadi lebih berwarna.

1. Kadang kamu punya pikiran, udah punya kerjaan dan penghasilan ini, kuliah urusan nanti-nanti saja lah

Kuliah? Nanti deh~ via www.pexels.com

Sebenarnya kamu tak sedang menggampangkan kuliah yang sudah tinggal skripsi saja. Justru kuliah itu beban yang paling berat buatmu sekarang. Sementara pekerjaan jadi musuh paling menyebalkan untuk kuliahmu sendiri. Bagaimana tak menyebalkan kalau seringnya buatmu berpikir, “Ah, santai lah kuliah, orang aku juga udah punya kerjaan dan penghasilan.” Dengan kata lain, buat apa ngoyo ngerjain skripsi kalau nggak menghasilkan uang, mending kerja jelas biarpun pusing buat kantongmu tebal.

2. “Kuliahnya diselesaiin biar jabatannya bisa naik,” salah satu nasehat yang kadang bikin semangat tapi kadang buatmu bosan

Iming-iming biar bisa naik jabatan via www.unsplash.com

Bukan cuma orangtua saja yang menasehatimu untuk segera menyelesaikan kuliah dengan iming-iming jabatan atau kesempatan kerja yang lebih besar di depanmu. Tapi kadang saudara bahkan teman-temanmu sendiri pernah mengatakan hal itu ke kamu. Sampai kadang kamu bosan sendiri mendengarkannya. Tapi sesekali nasehat itu jadi semangat untuk segera menyelesaikan skripsi yang entah sudah berapa bulan tak dirimu sentuh. Namanya juga hidup, adakalanya ya harus serba salah.

Advertisement

3. Kamu bisa berbangga diri tiap ada teman yang bilang, “Enak ya kamu, biayain kuliah sendiri, nanti lulus udah nggak bingung cari kerja lagi.”

Bangga sih denger komentar itu via www.unsplash.com

Saat teman-temanmu yang lain masih menunggu kiriman uang bulanan dari orangtua, kamu sendiri sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan membayar uang kuliah dari jeri payah sendiri. Jadi wajar saja kalau ada orang lain tau temanmu yang berkomentar betapa enaknya jadi kamu. Bayar kuliah dan uang jajan pakai uang sendiri, nanti kalau sudah lulus pastinya kamu tak perlu pusing mencari kerja seperti teman-temanmu ini. Setidaknya pekerjaan ini jadi jaminan sampai ada pekerjaan yang lebih baik sebagai sarjana.

4. Tiap melihat teman yang sudah lulus lama tapi belum dapat kerja, terselip rasa syukurmu yang tak terkira

Untung udah dapat kerja via www.unsplash.com

Ada kalanya kamu merasa sangat bersyukur saat udah mendapat pekerjaan di masa-masa masih jadi mahasiswa. Biarpun menjalankan keduanya tak pernah mudah, tapi itu tetap lebih baik ketimbang teman-temanmu yang belum beruntung di luar sana. Teman-temanmu yang sudah lama lulus, tapi belum juga mendapatkan pekerjaan selayaknya dirimu sekarang.

5. Saat temanmu galau skripsinya direvisi, kamu justru berkata, “Ah, biasa!” karena memang sudah khatam menghadapi revisi kerjaan dari klien

Advertisement

Biasa aja kali~ via www.unsplash.com

Gila, ini dosen ngasih revisi kok nggak kelar-kelar ya. Asli capek banget ngadepin revisian.

Nanti di dunia kerja lebih sadis loh, revisi bakal jadi makan sehari-sehari kamu.

Kamu bisa bersikap biasa saja saat temanmu curhat kegalauannya tentang revisi, karena memang dirimu sudah merasakan sendiri dunia kerja yang lebih keras dari bangku kuliah. Kalau mau sombong, yang namanya revisi-revisian sih kamu sudah khatam merasakannya. Kamu sendiri mengganggap revisi skripsi dari dosen itu belum ada apa-apanya, jika dibandingkan dengan tuntutan klien yang kadang di luar logika.

6. Rasa iri kadang juga menyelimuti, saat teman-teman bisa nongkrong cantik, kamu masih harus berjibaku dengan deadline pekerjaan

Nggak bisa ngopi-ngopi via www.unsplash.com

Tapi namanya juga manusia, ada kalanya kamu merasa iri dengan teman-temanmu yang masih bisa bersantai di akhir pekan. Mereka masih bisa ngopi sambil ngumpul seru bareng teman-temannya yang lain. Sementara kamu punya tanggung jawab pekerjaan yang tak bisa ditinggal seenaknya. Jadilah akhir pekanmu lebih sering tersita dengan pekerjaan dan pekerjaan.

7. Lingkaran pertemananmu semakin hari semakin luas sekali. Dari sekadar teman kuliah, rekan kerja sampai klien yang datang silih berganti

Pertemanan semakin luas~ via www.unsplash.com

Kalau teman-teman kuliahmu ruang lingkup pergaulannya sebatas orang-orang yang satu kelas atau satu fakultas, sedangkan kamu jelas lebih luas. Dunia kerja membuatmu lebih sering bertemu dengan orang-orang baru dengan karakter yang pastinya beragam sekali. Setidaknya dunia kerja buatmu pun tahu bagaimana memahami karakter seseorang.

Senang, bangga hingga iri pasti jadi ragam rasa yang lekat buatmu. Tapi yang jelas, kamu tetap harus semangat menyelesaikan kuliahmu, sebelum maju ke jenjang karir yang lebih baik lagi. Toh kuliah ataupun bekerja punya kebaikan yang sama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE