Saat Kritik Datang, Telinga Tak Perlu Kamu Merahkan

Mendengar pujian jauh lebih mudah daripada menerima kritikan. Memang, baik itu tentang hasil kerja atau sifat asli kita, mendengar kritik bisa membuat kita terintimidasi, atau kesal dan malu pada diri sendiri.

Advertisement

Padahal kritik dan sindiran halus orang-orang tak harus membuat telinga memerah. Kritik sepedas apapun bisa berubah manis, asal kita tahu cara mengolahnya. Jika hingga sekarang kamu masih kesulitan menerima kritik, yuk, kita belajar sama-sama!

Komentar seseorang adalah bentuk sikap perhatian. Komentar ini bisa berbagai macam, dari pujian hingga kritikan.

jangan alergi mendengar kritik

jangan alergi mendengar kritik via galleryhip.com

Tentu menjadi hal yang tidak menyenangkan ketika orang lain memberikan kritik pada hasil pekerjaanmu. Apalagi, jika pekerjaan itu kita selesaikan dengan penuh hati dan keringat. Mungkin dalam hati terselip rasa bahwa orang yang memberikan komentar tersebut tidak menghargai kerja keras yang kita lakukan itu. Bahkan tak jarang, rasa marah dan tidak puas akan muncul.

Akan tetapi jika kita mau lebih jeli, kritik sesungguhnya adalah bentuk ‘perhatian’ yang diberikan oleh orang lain terhadap hasil pekerjaan kita. Mungkin bentuk kritik seperti:

Advertisement

“Eh, itu desain baju yang lo buat kok aneh gitu sih?”

“Kemarin pas lagi presentasi makul Komunikasi Pemasaran kelihatannya kamu belum siap. Materinya sudah kamu pelajari, ‘kan?”

Kritik itu memang jujur dan keras. Namun jika dibandingkan dengan orang yang tidak memberikan komentar sama sekali, keberadaan si pengkritik jauh lebih berguna untuk kita. Paling tidak, kritikannya bisa memberi pandangan berbeda terhadap hasil pekerjaan yang menurut kita sudah baik. Kita jadi tahu benar apa kekurangan kita di mata orang lain, sehingga bisa punya kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri.

Kritik adalah bentuk evaluasi diri. Sanggup menelannya adalah kunci untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi.

kritik adalah cara mengevaluasi diri

kritik adalah cara mengevaluasi diri via qz.com

Advertisement

Ini masih berkaitan dengan poin pertama, yaitu bahwa kritik sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas output yang telah dikerjakan. Tanpa adanya kritik maka bisa jadi hasil pekerjaan atau sikap kita berada pada level yang sama. Padahal untuk mencapai kesuksesan, kamu tidak boleh stuck pada tingkatan yang itu-itu saja. Perlu adanya perkembangan yang signifikan hari ke hari agar kamu bisa lebih baik lagi.

Ketika pekerjaan yang kita buat dengan mendapat kritik orang lain, jangan buru-buru memberi sanggahan seperti:

“Yaelah. Memang dia tahu apa sih soal desain baju, ngerti desain juga enggak?”

“Masih lebih jelasan juga presentasi dari kelompok gue dibanding sama kelompoknya dia. Rese’ deh.”

Jika kita langsung meng-counter segala kritik yang datang tanpa mau mendengarkan, . Padahal kamu tahu pasti tanpa adanya perbaikan sulit rasanya untuk mencapai keberhasilan yang diidamkan. Percaya deh tanpa adanya kritik sulit bagi semua orang untuk bisa meningkatkan kualitas diri atau hasil pekerjaannya.

Setelah kritik membuatmu malu habis-habisan, giliranmu membuktikan bahwa pengkritikmu tak selamanya benar

buktikan penilaian mereka salah

buktikan penilaian mereka salah via www.huffingtonpost.com

Tidak ada yang akan menyalahkan kamu jika di awal-awal proses menerima kritik adalah hal yang berat. Setiap orang punya sisi ingin dihargai hasil kerjanya. Tapi rasa ingin dihargai bukan berarti membuatmu bisa menjadi pribadi yang anti pada kritik yang datang. Tetap saja kamu harus mau mendengar kritik dan pada tahap selanjutnya menjadikannya sebagai bahan evaluasi.

Jika ada orang saat ini memberikan komentar negatif jangan langsung down atau merasa bahwa kamu memang tidak punya kemampuan untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. Sebaliknya jadikan hal tersebut sebagai cambuk untuk kamu bisa menghasilkan sesuatu yang memathkan penilaian mereka. Tidak perlu marah atau merasa rendah diri karena kritik yang terlontar. Buktikan pada orang-orang yang memberikan kritik bahwa penilaian terhadapmu adalah salah besar. Jika kamu bisa menunjukkan bukti bukan tidak mungkin mereka justru akan merasa malu sendiri terhadap penilaian keliru selama ini.

Orang-orang besar toh bukanlah mereka yang tak pernah menerima kritikan. Orang-orang besar adalah mereka yang dewasa di balik “kekejaman” orang.

mampu menerima kritik itu baik

mampu menerima kritik itu baik via futurestartup.com

Percaya deh bahwa orang-orang sehebat dan sekeren Bill Gates, Mark Zuckerberg, Oprah Winfrey juga bukan kelompok yang bebas dari kritik. Bahkan bisa dibilang mereka mungkin sudah kenyang dengan yang namanya dikritik bahkan dimaki-maki oleh orang lain. Akan tetapi kemampuan mereka menerima kritik dan menjadikan hal tersebut sebagai cara untuk memperbaiki diri justru membuat mereka bisa menempati posisi yang kamu kenal saat ini.

Tidak cepat puas serta mau menerima saran apapun bentuknya membuat orang-orang besar terus bisa meningkatkan kemampuan mereka. Bisa dikatakan mereka begitu open-minded terhadap apapun penilaian orang meskipun terkadang itu bukan hal yang enak didengar. Nah apabila kamu juga memiliki keinginan untuk sama besarnya dengan mereka maka mulai sekarang jangan langsung marah ya kalau dikritik. Dengar dulu apa kritik orang lain dan jika memang kritik tersebut kamu rasa benar, apa salahnya melakukan perubahan?

Mendengar dan memahami kritik sebagai masukan dan bukan suatu hal yang menyerang harga dirimu memang bukan hal yang bisa dengan mudah dilakukan. Namun tidak berarti juga kamu tak bisa melakukannya. Melatih diri menerima secara obyektif segala kritik yang datang adalah cara terbaik untuk memperbaiki segala kemampuan. Daripada repot-repot membayar konsultan untuk mengomentari hasil pekerjaan maka kritik yang datangnya dari orang di sekitarmu tentu menjadi saran gratisan yang seharusnya bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Travel addict...

CLOSE