Siapa sih yang Mewajibkan Kita Harus Selalu Bahagia? Sedih itu Nggak Ada Salahnya Kok! #HipweeJurnal

“Kamu tau yeng, nasi kare satu piring sama satu telur mata sapi di atasnya pernah kami makan buat bertujuh, karena memang nggak ada lagi makanan di dapur. Aku nggak tega liat wajah adek-adek aku. Sedih kalau ingat.” kata seorang teman yang sekarang sukses dengan usahanya

“Saya dulu mati-matian, sampai ngambil kambing mbah roko (panggilan saya buat kakek) dan saya jual buat biaya kuliah. Saya kuliah itu sebenarnya ndak boleh. Mbah roko orangnya disiplin sekali.” kata ayah saya waktu cerita soal masa mudanya.

Advertisement

Saya selalu bilang “wow” setiap dengar kisah hidup orang-orang terdekat saya yang penuh dengan lika-liku seru. Sementara sekarang mereka telah berhasil dan jadi pribadi yang super kuat. Ayah saya salah satunya, orang paling sukses di mata saya ya memang dia. Meskipun ukuran sukses masing-masing orang pasti beda.

Setiap kali mendengar orang bercerita soal hidup, saya selalu terkesan. Wah, mereka sudah melalui itu semua dan survive. Kebanyakan dari mereka punya permasalahan yang begitu rumit tapi bisa mereka selesaikan. Saya nggak bisa membayangkan bagaimana sedihnya seorang Walt Disney yang kehilangan kedua orangtuanya. Lalu ketika berkaca saya pun mbatin, kok tapi hidupku lempeng-lempeng aja ya? Jadi orang biasa dengan permasalahan biasa, punya bakat yang biasa dan karakter yang biasa, jujur ini membosankan.

Motivator-motivator sering bilang, “keluarlah dari zona nyaman!” Meskipun saya nggak terlalu suka denger ceramah begituan, tapi saya pernah coba melakukannya kok

Seseorang yang fana via www.hipwee.com

Kamu pikir saya mager keluar dari zona nyaman? Hmmm… Saya selalu cari pola antimainstream di hidup saya. Mulai dari sangat idealis sampai pura-pura realistis karena idealis sudah jadi tesis dan saya mulai cari sintesis, lalu bakal berantitesis nantinya (halah ribet!). Begini, semenjak lulus SMP saya niat banget menghindari ‘orang yang saya kenal’ dengan tujuan siapa tahu dapat tantangan baru. Itu dibuktikan dengan saya yang pindah-pindah memang sengaja ke tempat yang sama sekali nggak ada yang saya kenal. Nggak ada teman SMP di SMA saya dan nggak ada teman SMA di kampus saya dan nggak ada juga yang saya kenal dekat di Yogyakarta, apalagi kantor Hipwee tempat sekarang saya mengadu nasib.

Advertisement

;( hiks

Bocoran soal kehidupan penulis dan karyawan di kantor Hipwee…

Semua bisa jadi bbahan bercandaan via www.hipwee.com

Kalian perlu tahu, image saya di Hipwee itu aneh. Berawal dari ketika saya diminta mengisi sesi internal kantor bernama Hipwee Talk di mana ini lebih mirip “ask me anything” dan harus jawab jujur. Pemilihan siapa yang jadi bintang tamu Hipwee Talk pun ditentukan berdasarkan perhitungan rumit kalkulus dan logaritma tingkat dewa: kocokan. Waktu yang keluar adalah nama saya, mau nggak mau saya harus maju.

Advertisement

Entah pembicaraan sampai ke mana-mana tiba-tiba editor kece saya ketika itu melempar isu panas “Wah Ayeng ternyata pewaris ya. Wah orang kaya!” Padahal itu ngaco, pemirsah! Entah kenapa semua heboh, mungkin mereka butuh sosok si-yang-suka-traktir di kantor *padahal saya nggak pernah traktiran. Dari sini lah saya suka dicap “orang kaya mah bebas!”. Termasuk saat saya cerita ke teman-teman soal, “Hidupku kok biasa aja ya, nggak ada masalah. Kasih aku cobaan dong!” Dan selalu berakhir dengan pisuhan berembel-embel “Oh iya sih orang kaya mah bebas”

Saya mah amin-amin saja dibilang orang kaya padahal aslinya biasa aja. Meskipun lama-lama heran, cuma di Hipwee karakter “orang kaya” jadi bahan bully. Tapi yaelah serius amat!

Saya nggak akan sok iye dengan menyuruh kalian selalu bersyukur, ya sudah pahami saja soal hidup dan permasalahannya…

Bukan kalimat bagus via piximus.net

Saya pernah coba cari-cari masalah dengan jadi playgirl bodong gagal, tapi berakhir biasa. Saya pernah cari masalah dengan sering bolos kuliah dan kerja cari uang demi ninggalin skripsi, eh berakhir dengan nilai A (ini biasa 😀 sombong dikit biar dikira pinter). Saya pernah males-malesan nulis artikel waktu kerja, eh pageview-nya biasa bahkan mendekati ngenes. Intinya untuk kalian di luar sana yang merasa punya seabrek masalah yang complicated, kalian setidaknya menjalani hidup ini dengan lebih seru. Truly deeply dari lubuk hati terdalam, saya iri sama kalian. Kalian yang sedang dirundung kesulitan hidup lebih punya potensi besar buat sukses. Mirip gaya pegas peer yang ‘ditekan’ dulu baru bisa lompat yang tinggi.

Kalian pernah ‘kan main games Grand Theft Auto, The Sims, atau apalah yang penuh dengan godaan cheat? Bagaimana perasaannya setelah pakai cheat? Bosan ‘kan? Paling juga setelah ngetik “motherlode” di The Sims besoknya kalian nggak akan main lagi. Lha nggak ada tantangannya!

Kesimpulan nggak penting

Photo by @allylilith via allylilith.com

Hey, punya masalah dan ngerasa sedih itu wajar. Memang harus dirasakan. Nggak ada kewajiban senyum setiap hari dan ngerasa bahagia terus, itu doktrin siapa sih? Mario Teguh? Coba yang maksa kamu untuk selalu bahagia suruh ketemu saya, saya kasih piring cantik! Jadi kalau ada masalah ya udah sih, memang waktunya kamu bersusah dan bersedih. Nah soal bahagia itu ada waktunya, woles bray. Tapi daripada saya ngoceh seolah-seolah motivator ulung, mendingan saya akhiri deh.

Kepoin akun medsos saya dong biar saya jadi selebgram! Lalu samar-samar ada yang teriak “Kampret dasar orang kaya mah bebas ya!”

#HipweeJurnal adalah ruang dari para penulis Hipwee kesayanganmu untuk berbagi opini, pengalaman, serta kisah pribadinya yang seru dan mungkin kamu perlu tahu

Baca tulisan #HipweeJurnal dari penulis lainnya di sini!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE