Untukmu, Perempuan Muda yang Sedang Berjuang Menakhlukkan Perantauan

cewek merantau

Merantau bukan monopoli cowok-cowok saja. Zaman sekarang, cewek pun sudah sangat lumrah melakukannya. Entah itu untuk menuntut ilmu dan menyematkan gelar di belakang nama, atau menjemput kesempatan kerja.

Advertisement

Bukankah kesempatan mengembangkan diri di tanah rantau pun berhak kamu dapatkan dan rasakan?

Memang berat berjuang di perantauan — tapi kamu punya pilihan selain mengangkat tangan dan menyerah pada keadaan.

Jika kamu sedang sedikit bimbang pada perjuanganmu sekarang, kuatkan diri. Semoga kamu bisa sedikit terobati dengan yang Hipwee tulis di bawah ini 😉

Advertisement

Selamat karena telah mengiyakan tantangan ini. Jangan cemas, kamu selalu bisa mengandalkan dirimu sendiri

Kamu bisa mengandalkan diri sendiri

Kamu bisa mengandalkan diri sendiri

Pilihan merantau bukan hal yang mudah untuk kamu. Tak gampang juga bagi keluargamu. Mereka pasti memikirkan keselamatanmu, kamu pun bertanya-tanya apakah kamu bisa nyaman di perantauan sana. Tapi kamu berhasil pada akhirnya — kamu meyakinkan dirimu sendiri serta mereka, bahwa kamu bisa.

Perempuan tak layak disinonimkan dengan kata sifat lemah. Pada keadaan, perempuan sepertimu justru memilih untuk tak mau kalah.

Jangan khawatir kamu tak mampu menjaga diri. Bukankah lingkungan kostmu sudah kondusif? Bukankah kegiatan sehari-hari kamu positif?

Advertisement
Jangan khawatir!

Jangan khawatir!

Mau cewek atau cowok, sebenarnya semua anak perantau perlu menjaga dirinya sendiri. Usaha untuk menjaga diri pun tak perlu terlalu berlebihan. Kamu bisa awali dengan memastikan kondisi lingkungan kostmu, kondusif atau tidak. Mengingat kebanyakan daerah kost itu identik dengan ramai. Setelah kamu benar-benar akrab dan yakin dengan kondusi tempat tinggamu. Kamu bisa mulai memperhatikan lingkungan lain yang sering dikunjungi, seperti kampus, tempat tinggal teman-temanmu, hingga fasilitas-fasilitas umum. Selain lingkungan, kamu masih perlu memastikan kegiatan sehari-harimu berada pada jalur positif, baik yang di dalam maupun di luar kampus atau kantor.

Ingat prinsip awalmu, kamu selalu bisa mengandalkan dirimu, termasuk perihal menjaga diri.

Jangan lupa kirim pada keluarga, alamat kost-mu yang sekarang. Jauh dari rumah bukan berarti kamu boleh menghilang

Menghubungi orangtua

Menghubungi orangtua

Meski tak tinggal di rumah dan jauh dari orangtua, urusan memberitahu di mana tempat tinggal atau kost kamu yang sekarang itu perlu. Jangan salah, hal semacam ini justru kunci awal mendapatkan kepercayaan orangtua, serta menenangkan hati mereka. Meski kamu dipisahkan oleh jarak, tanggungjawab dirimu tetap masih berada di pundak ayah dan ibu.

Jauh dari rumah pun bukan berarti kamu boleh mengilang begitu saja. Memberi kabar orangtua jadi kewajibanmu. Atau, paling tidak pastikan ponsel atau media sosial milikmu selalu aktif. Jangan buat mereka khawtir dengan ketidakhadirannya kabarmu, atau sulitnya menghubungi kamu. Di usiamu yang cukup dewasa ini, kamu sudah harus tahu, bukan hanya perasaan mereka yang harus dijaga, tapi pun pikiran mereka. Semakin tua orangtuamu, risiko gangguan kesehatan karena pikiran semakin tinggi. Sekali lagi,

Buat tenang hati dan pikiran mereka, meski jarak membentang di antara kalian.

Pasti ada perbedaan cara memandang perempuan, antara orang di kotamu sekarang dan handai taulan di kota asal. Catat perbedaannya, ya!

catat apapun perbedaan yang kamu lihat

catat apapun perbedaan yang kamu lihat via www.bookbutchers.com

Beda tempat atau daerah sudah pasti beda pula adat hingga cara pandang orang-orang di dalamnya. Salah satunya, sudah pasti cara memandang dan menempatkan perempuan dalam lingkungan sosial. kalau di kotamu, perempuan memiliki hak untuk melakukan ini itu, belum tentu di kotamu yang sekarang perempuan bisa bebas bersikap. Kamu perlu mencatat semua perbedaan yang kamu temukan. Supaya tak salah menentukan perilaku di perantauan.

Bertemanlah dengan siapa saja. Semakin banyak temanmu berbagi, semakin aman dirimu di perantauan ini

perbanyak temanmu

perbanyak temanmu via akihikoyuuri.wordpress.com

Di kota asalmu, kamu mungkin masih bisa berteman dengan orang-orang yang berasal dari lingkungan itu-itu saja. Namun, di kota yang baru ini kamu tak bisa menerapkan gaya bersosialisasi seperti itu. Ada kalanya, kamu butuh lingkungan yang lebih luas untuk memberi jaminan keamanan yang lebih besar lagi. Karena itu membuka diri dan berteman dengan siapa saja jadi kebutuhan yang perlu kamu penuhi. Semata-mata agar dirimu semakin aman di perantauan ini. Bukankah, berteman dengan berbagai kalangan akan membuat kamu mahir menempatkan diri di segala lingkungan.

Bertemanlah dengan 1-2 tetangga, atau bahkan abang nasi goreng/ibu penjual sayur di dekat kostmu. Mereka ini bisa menolongmu kalau kamu menemui situasi darurat

Berteman dengan bapak pedagang keliling yang biasa kamu

Berteman dengan bapak pedagang keliling yang biasa kamu via www.instagram.com

Temanmu boleh banyak dan ada di mana saja, tapi jangan lupa untuk menjalin silahturahmi dengan tetangga dekat tempat tinggalmu. Nggak harus semua, paling tidak 1 atau 2 tetangga. Lebih bagus lagi, kalau kamu pun berteman dengan abang-abang nasi goreng atau ibu penjual sayuran di dekat kostmu. Keberadaan mereka yang paling dekat dengan lingkngan tempat tinggalmu, selalu bisa kamu andalkan untuk menolongmu di situasi darurat. Misalnya, saat tiba-tiba kamu ke kunci ke di kamar, orang-orang terdekat tadi bisa dengan mudah kamu jangkau untuk membantumu.

Tak bisa dipungkiri, cewek mudah nyaman dengan perhatian seseorang, tapi pastikan laki-laki yang kamu pilih di perantauan bisa kamu percaya

cari dia yang bisa dipercaya

cari dia yang bisa dipercaya via www.instagram.com

Meski temanmu banyak, ada di sana sini. naluri seorang cewek, tetap saja ingin ada seseorang yang lebih memperhatikan secara spesial. Dan saat seseorang dengan perhatian itu muncul, kamu pun sulit untuk menolak perasaan nyaman. Hai, boleh saja kamu menjalin hubungan spesial dengan lawan jenis. Tapi, kamu harus pastikan laki-laki yang kamu pilih di perantauan itu memang layak untuk dipercaya. Kamu juga tetap harus memperkenalkan dia ke keluargamu.  Supaya keluarga kamu pun tahu kehidupanmu di perantauan seperti apa.

Sebenarnya jadi cewek di perantauan itu nggak masalah sama sekali. Dirimu sendiri aja udah cukup, kok, asal kamu hati-hati

dirimu sendiri cukup

dirimu sendiri cukup via www.instagram.com

Udah bukan hal tabu lagi cewek memutuskan untuk merantau, entah untuk melanjutkan pendidikan, entah untuk mengejar karir. Nggak masalah kamu tinggal sendiri dan jauh dari keluarga. Asalkan kamu tak lupa untuk berhati-hati, dirimu sendiri saja sudah cukup kok!

Jangan pernah kehabisan uang. Amannya cashflow pribadi adalah cara paling efektif untuk melindungi diri

membuat cashflow agar kantongmu aman

membuat cashflow agar kantongmu aman via rochmataldy.blogspot.co.id

Kesendirian tak hanya menuntutmu untuk berani, tapi juga mandiri. Hal-hal penting seperti masalah keuangan perlu kamu cermati lagi. Jangan sampai kamu kehabisan uang di tanah rantau. Apalagi kalau situasi seperti itu membuat kamu mengambil keputusan seperti meminjam uang sana sini. Khawatirnya justru menimbulkan masalah baru. Untuk mencari aman, kamu perlu membuat cashflow pribadi. Setidaknya itu melindungi diri dari kesulitan keuangan.

Jangan sampai terlalu asyik berjuang di perantauan, ingat ada kedua orang tuamu yang masih selalu mengahrapkanmu kembali

Saat kamu sudah bisa menakhlukkan lingkungan perantauan, dengan sendirinya rasa nyaman itu muncul. Bagimu, apa yang perlu dikhawatirkan, toh kamu sudah kenal baik dengan lingkungan barumu. Toh kamu sudah paham menghadapi berbagai situasi sendiri ataupun dengan bantuan orang lain. Diibaratkan kamu sebenarnya sudah lulus, namun kenyamanan yang ada membuat kamu enggan beranjak dari sana.

Hei, nyaman sih nyaman, tapi kamu jangan sampai lupa ada kedua orangtuamu di rumah yang masih selalu mengharapkanmu kembali. Senyaman-nyamannya perantauan, rumah tetap jadi sangkar indah dan nyaman untuk tempat beristirahat ketika kamu pulang 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE