Surat Terbuka untukmu, yang Pergi Ke Gereja Setiap Natal dan Paskah Saja

ke gereja saat natal paskah

Halo Tuhan, apa kabar-Mu?

Di sini aku tak pernah merasa kekurangan kasih-Mu.

Namun terkadang aku bertanya, kesalkah Kamu jika hamba-Mu hanya datang 2 kali setahun untuk menyapa?

Inginkah diri-Mu menemuiku lebih sering dari biasanya?

Sebagai umat Kristiani yang begitu percaya pada kasih-Nya seharusnya kamu menemui-Nya setiap akhir pekan tiba. Memohon, bernyanyi, bersuka cita, melayani-Nya.

Namun sebagai manusia, kamu juga dibekali seribu satu alasan untuk menolak datang mengunjungi Sang Pencipta.  Entah itu sibuk dengan tugas, ada acara lain, hingga enggan pergi karena malas saja. Apakah kamu juga salah satu umat Kristiani yang merasa malas jika harus pergi ke rumah Tuhan di akhir minggu? Jika iya, semoga saja tulisan ini bisa membuka matamu.

“Ngapain ke gereja? Tuhan ‘kan ada di mana-mana.” — beginikah alasanmu untuk tak pergi menemui-Nya?

Tuhan memang ada di hati kita

Tuhan memang ada di hati kita via imgkid.com

Memang benar Tuhan ada di mana-mana, termasuk di hati kita. Namun, itu bukanlah pembenaran yang bisa kamu lontarkan saat malas pergi ke rumah Tuhan. Nasihat orang tua juga akan terus terbawa. Tapi toh kita masih berkunjung ke rumah mereka, bahkan setelah punya anak dan berkeluarga.

Apa salahnya pergi ke rumah Tuhan demi mengucap syukur atas segala karunia? Ini adalah penghormatan paling sederhana, yang bisa kau lakukan sebagai hamba.

Kamu memang bisa berdoa sendiri di rumah atau dimanapun kamu berada, Tuhan juga tidak akan kemudian menutup telinga karena tahu kamu tidak berdoa dari gereja. Bukankah ini artinya Tuhan sangat murah hati? Kenapa Ia yang punya kelapangan macam ini justru enggan kamu temui?

Sebagai manusia kita hanya datang saat sedang butuh-butuhnya. Sementara Tuhan selalu setia, kita justru kerap memilih lupa

kamu hanya berdoa dikala sibuk meminta

kamu hanya berdoa dikala sibuk meminta via pixgood.com

Tidak bisa dipungkiri, manusia memang tempatnya salah. Terkadang kita pun hanya ingat untuk pergi ke gereja di saat sedang didera dengan berbagai cobaan. Di saat kita sedang butuh pencerahan karena merasa berjalan di rute yang buntu, kita akan berlomba-lomba untuk kembali kepada Tuhan dan berdoa siang malam mohon bantuan.

Kita pun juga selalu mendatangi Tuhan ketika kita merasa sesak dihimpit permasalahan hidup. Ya, kita hanya datang kepada-Nya saat butuh penyelesaian saja. Kita akan kembali rajin berdoa dan ke gereja saat akan ujian nasional, ujian skripsi, hingga saat sedang merasa butuh ladang pekerjaan yang baru.

Namun, ingatkah betapa kamu akan kemudian lupa saat hidupmu terasa bahagia? Saat ada angin segar berhembus, saat doa yang kamu minta dikabulkan, kamu akan kembali beringsut pergi. Kembali malas dan mendadak menjadi lupa bahwa semua yang kamu terima saat ini datangnya dari Sang Pemberi Hidup.

Tidakkah kamu telah diberi karunia menikmati 7 hari penuh? Apakah meluangkan 1 jam saja dari keseluruhan waktu harus membuatmu mengeluh?

sungguh sulitkah untuk hanya meluangkan 60 menit waktumu?

sungguh sulitkah untuk hanya meluangkan 60 menit waktumu? via feminismandreligion.com

Selama ini kamu telah diberi waktu yang cukup oleh Sang Pencipta dari pagi membuka mata hingga petang datang. Kamu bebas menggunakan waktu yang kamu miliki untuk apa saja. Browsing internet sepuasnya, memenuhi penghiburan duniawi seperti jalan-jalan ke mall, nonton konser, nonton bioskop, hingga nongkrong bersama kawan hingga pagi menjelang.

Coba hitung berapa jam waktu yang kamu habiskan dalam seminggu untuk memenuhi kebutuhanmu saja dan berfokus pada dirimu sendiri. Seimbangkah dengan waktu ibadah satu jam yang harus kamu luangkan saat hari Minggu kamu harus pergi ke gereja? Apakah Tuhan menuntut serta menyita waktumu terlalu banyak?

Masihkah kamu merasa malas dan meratap karena tidak bisa seharian tiduran di akhir pekan? Jika kamu tidak pernah alpa untuk pergi ke gereja tiap minggunya, apakah pikiranmu benar-benar terpusat pada Tuhan sepenuhnya? Masihkah kamu getol mengecek layar ponsel tiap detik saat Romo sedang menyampaikan homili di depan altar? Atau kamu masih sering ngobrol dengan kawan di kanan kiri saat pendeta sedang berkhotbah?

Ini bukan soal butuh atau transaksi. Melainkan perkara bagaimana kamu bisa menghargai Dia yang Maha Pemurah dan Pemberi

ingat lagi bagaimana berkah dan karunia yang telah kamu terima

ingat lagi bagaimana berkah dan karunia yang telah kamu terima via www.soloposfm.com

Saat kamu kembali merasa berat melangkahkan kakimu ke gereja, kamu bisa mengingat segala karunia yang telah kamu terima sepanjang hidupmu ini. Dari mulai kamu membuka mata untuk melihat dunia hingga detik ini. Betapa banyak yang telah Tuhan beri untukmu. Keluarga yang sempurna dan bahagia. Berkah dan rejeki yang tidak ada putus-putusnya. Belum lagi segala indra yang bisa kamu gunakan tanpa cela.

Tidakkah kamu merasa termasuk dalam golongan manusia beruntung yang selalu Tuhan penuhi segala kebutuhannya? Lalu, masihkah kakimu terasa berat melangkah tiap kali kamu akan pergi ke gereja? Masihkah kamu selalu tidak bersemangat dan pergi dengan setengah hati walaupun segala yang kamu minta selalu diberi?

Dia telah rela menanggung semua dosa. Disalib, demi menyelamatkan kita. Sebelum habis waktunya, inilah saatnya sering-sering mengunjungi-Nya

Ingat kembali betapa banyak karunia yang telah kamu terima

Ingat kembali betapa banyak karunia yang telah kamu terima via www.telegraph.co.uk

Kamu mungkin juga perlu menyegarkan kembali ingatanmu bahwa Tuhan merupakan Sang Empunya Hidup. Dialah yang meniupkan nafas pertama dan masih mengijinkanmu untuk menghela udara serta menikmati bumi dengan segala isinya hingga detik ini. Di hadapannya, kamu, aku, kita merupakan partikel terkecil dari debu yang bisa dimusnahkan dalam sekali tiup saja. Masihkah kamu berjumawa dan merasa serba bisa tanpa uluran dari tangan-Nya?

Tuhan yang memberi kita hidup dan nyawa tidak pernah menuntut ini itu, Dia hanya memintamu untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Dan bukankah selain berbuat baik kepada sesama, kamu wajib mawas diri dan merasa kecil di hadapan penciptaMu? Bukankah selayaknya kamu tetap memuji namaNya meskipun doamu tak selalu dikabulkan? Bukankah kamu harus mengucapkan syukur sesering mungkin atas diberinya waktu dan kesempatan untuk menjejak bumi?

Sebelum waktumu di dunia diakhiri, maukah kamu meluangkan sebanyak-banyaknya waktu untuk selalu mendekatkan diri kepadaNya? Selagi masih ada kesempatan yang diberi oleh-Nya.

Tak ada ruginya mengunjungi-Nya. Kau tak hanya akan merasa dekat, tapi juga mendapatkan ketenangan yang sempurna. Di rumah-Nya

Ke gereja membuat hatimu lebih tenang

Ke gereja membuat hatimu lebih tenang via thecatholiccatalogue.com

Tidak bisa dipungkiri, dengan pergi ke gereja juga akan membuatmu lebih khusyuk dalam berdoa. Suasana yang sunyi, tenang, dan damai bisa membantumu untuk kembali merenungkan segala berkat sekaligus dosa yang telah kamu lakukan selama ini. Tanpa kamu sadari, batinmu juga akan terasa lebih damai tiap kali sehabis berdoa di rumah Tuhan dengan penuh kesungguhan. Dan, bukankah menggenapi kewajibanmu sebagai umat beragama itu rasanya tentu menenangkan?

Jadi, masihkah kamu merasa malas dan ogahan-ogahan untuk meluangkan waktu di akhir pekan demi berdoa di rumah Tuhan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta anjing, penikmat kumpulan novel fantasi, dan penggemar berat oreo vanilla.

Editor

Not that millennial in digital era.