Alasan Mereka yang Jarang Pamer di Sosmed, Justru Lebih Sukses dan Bahagia

Bagi sebagian kamu, media sosial mungkin tak ubahnya buku diari. Apa pun yang tengah kamu rasa dan alami tak segan kamu bagi di laman media sosialmu. Seperti sudah menjadi sesuatu yang lumrah manakala pencapaian dan kemesraan dengan pasangan dikabarkan di media sosial. Bukan sesuatu yang perlu diperkarakan memang.

Namun, akan berubah menjadi sesuatu yang menyebalkan mana kala kamu memposisikan diri sebagai orang lain yang membacanya. Bayangkan, ketika kamu membuka lini masamu, tiba-tiba dipenuhi dengan postingan orang lain yang bernada pamer pencapaian atau umbar kemesraan dengan pasangan. Sontak, kamu akan menggerutu dengan bilang iuh.. Atau apaan sih..

Di tengah banyaknya orang yang hobi mengunggah sesuatu bernada pamer yang menyebalkan tersebut, nyatanya masih ada segelintir orang yang memilih untuk mengunggah sesuatu yang bermanfaat di media sosial. Mereka yang enggan untuk pamer di lini masa.

Namun, meski terkesan jarang berbagi pencapaian atau kebersamaan dengan pasangan, bukan berarti mereka tak punya prestasi atau kebahagiaan yang bisa dibagi. Di balik heningnya lini masa mereka, sebenarnya mereka punya kehidupan yang lebih sukses dan bahagia daripada mereka yang berisik di media sosial.

1. Jarang mengunggah pencapaian di media sosial bukan berarti mereka pribadi yang tertutup. Justru bagi mereka pencapaian cukup dirayakan oleh orang-orang tersayang

sifat orang yang jarang update status

Photo by Asya Cusima from Pexels via www.pexels.com

Di tengah banyaknya orang yang narsis, nyatanya masih ada segelintir orang yang enggan pamer di lini masa mereka. Bagi mereka, segala pencapaian cukup dibagi pada orang-orang terdekat. Momen yang membahagiakan pun tak melulu harus diposting di lini masa mereka. Prestasi atau kebersamaan dengan teman dan pasangan tak harus setiap waktu di posting ke lini masa mereka. Tapi, foto mereka sendiri sering muncul di instagram teman-teman mereka, meski mereka tidak mengunggahnya. Meski terkesan tertutup, nyatanya dibalik itu mereka punya kehidupan yang bahagia dan punya banyak teman.

Nikmati konten menarik seputar menjadi rendah hati: Seni Bersikap Rendah Hati tanpa Merasa Rendah Diri. Yuk, Belajar Berempati~

2. Pun postingan saat mereka traveling jauh dari kesan pamer tapi lebih informatif. Bahkan muka sendiri seringkali tak pernah nampang

sifat orang yang jarang update status

Foto traveling Nicholas Saputra di akun Instagram miliknya via www.instagram.com

Di zaman yang serba digital ini, banyak orang yang ketagihan untuk unggah apa pun ke media sosial mereka. Termasuk kegiatan traveling mereka. Tak masalah memang, karena itu menjadi hal siapa saja. Namun, berubah menjadi sesuatu yang menyebalkan manakala postingan foto traveling tersebut disertai dengan caption yang bernada pamer seperti

Ke Bali dulu nih buang-buang duit gajian. Bermalam dulu nih di hotel bintang lima.

Foto yang mereka unggah di lini masa milik mereka seringnya disertai dengan caption yang jauh dari kesan pamer. Bahkan seringnya, wajah mereka tak pernah kelihatan di sejumlah foto yang mereka posting. Karena bagi mereka traveling adalah momen untuk menyegarkan pikiran dan bukan untuk dipamerkan.

3. Tak hanya tentang pencapaian, mereka biasanya juga enggan mengumbar kemesraan di media sosial. Kalaupun mengunggah foto bersama pasangan, seringnya disertai caption yang meneduhkan

sifat orang yang jarang update status

Caption yang meneduhkan dari seorang Prisia Nasution via www.instagram.com

Jarang mengumbar mesra di media sosial, tak berarti kehidupan percintaan mereka tak berjalan bahagia. Mereka berprinsip bahwa kebersamaan dengan pasangan tak harus selalu diunggah ke media sosial. Kalaupun sesekali menunggah foto bersama pasangan, seringnya disertai dengan caption yang puitis dan bikin ‘baper’ yang bacanya. Tanpa memperlihatkan kedekatan fisik yang berlebihan seperti foto di atas, sudah cukup memperlihatkan status kalian sebagai pasangan.

4. Kebahagiaan atas segala pencapaian tak harus disertai like atau love di media sosial. Justru mereka yang tak harus lari ke medsos, punya kebahagiaan yang lebih riil

orang yang jarang update status

Yang kerap mencari pengakuan di media sosial, justru bisa jadi punya kehidupan yang sepi via unsplash.com

Banyak orang yang hobi mengunggah foto kebersamaan dengan teman-temannya, nyatanya selalu merasa sepi. Apa yang ditampilkan di lini masa mereka hanya tameng untuk menutupi kehidupan mereka yang sesungguhnya,  yang selalu merasa sepi dan kosong. Tapi, di sisi lain mereka ingin diakui orang lain sebagai pribadi yang selalu bahagia. Berbeda dengan mereka yang hidupnya memang benar-benar dikeliling oleh keluarga dan sahabat yang tulus menyayangi mereka. Jadi, mereka tak butuh pengakuan dari orang-orang di media sosial, karena hidup mereka sudah cukup bahagia.

5. Ketimbang sibuk membangun citra diri di media sosial, mereka lebih memilih menyibukkan diri untuk mengusahakan mimpi. Pamer di media sosial hanya buang-buang waktu

orang yang jarang update status

Reza Rahadian, salah satu aktor sukses yang tak punya akun medsos via kaskus.co.id

Kesibukan berkarya membuat mereka tak punya cukup waktu untuk pamer hal yang nggak penting di media sosial. Karena sebagian besar waktu mereka digunakan untuk mengusahakan cita-cita yang selama ini mereka harapkan menjadi nyata. Pun jika ada waktu untuk mengunggah sesuatu, sebisa mungkin adalah hal yang mengajak pada kebaikan.

6. Bagi mereka, media sosial adalah laman untuk menyebar kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat. Tak ayal jika laman media sosial mereka lebih banyak diwarnai dengan unggahan bernada charity

orang yang jarang update status

Seperti postingan satu ini via www.instagram.com

Ketimbang sesumbar tentang penghargaan atau prestasi yang pernah diraih, mereka lebih senang mewarnai lini masa mereka dengan sesuatu yang bernada kebaikan. Entah sekadar mengunggah quotes yang meneduhkan hati atau bahkan postingan tentang kegiatan amal. Selain itu, tanpa bermaksud untuk ria, mereka lebih senang membagi pengalaman mereka berkegiatan sosial. Dengan tujuan untuk menularkan virus berbuat baik. Media sosial adalah kemajuan teknologi yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebisa mungkin, semua postingan yang tersebar luas akan punya nilai kebajikan tersendiri.

Semoga kita jadi lebih bijak dalam hal mengunggah sesuatu di lini masa. Karena tidak semua orang nyaman dengan apa yang kita posting. Pastikan bahwa tujuan kita mengunggah sesuatu di media sosial bukan untuk pamer, melainkan didasari tujuan untuk mengajak pada kebaikan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belum bisa move on dari Firasat-nya Dewi Dee.