Aku Di Tahun 2018

“Setiap mengingat masa indah bersamamu aku ingin menangis, rasa itu semakin nyata dan hidup kembali didalam hatiku. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk aku ceritakan kepadamu, waktu sudah menjemput ku untuk menanggalkan cerita pahit bersamamu. Biarkan bahagiaku menjadi bahagiamu.”

Pagi di sudut kota jakarta yang tidak pernah sepi dari aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupan. Aku tinggal di sudut kota jakarta yang terletak pada sebuah kampung. Lingkungan yang sangat asri ini membuatku nyaman untuk tinggal disini. Meski siang telah datang suasana akan berubah menjadi mencekam seakan-akan ingin melahapku.

Aku tidak pernah lelah menjalani kehidupan yang keras seperti ini. Karena dua orang yang berada dalam pengawasanku membutuhkan sosok aku yang bisa membuat mereka bersemangat untuk melanjutkan pendidikan nya. tidak hanya itu, aku berjuang untuk diriku demi menggapai masa depan yang baik dan menjadi kepala keluarga yang kuat untuk menjaga keluargaku nanti.

Perjuanganku masih panjang sebab itu aku tidak akan berhenti untuk mengejar impianku serta menjadikan diriku seperti yang diminta oleh ibuku setiap beliau berbicara denganku. Beliau tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang rasa sakit yang terkadang menghantui tubuhnya, tidak pernah lelah mencari rezeki untuk adik-adiku dan terus bersemangat mendoakan aku agar menjadi seseorang yang berguna. Aku duduk di sebuah toko yang menjadi satu-satunya penghasilanku.

Termenung mengingat pesan ibuku:

Beliau berpesan kepadaku “Jikalau kamu sudah menjadi orang sukses nak jangan lupakan orang-orang di sekelilingmu yang sangat membutuhkan sosok dirimu demi menyambung kelangsungan kehidupan mereka”.

Ya, saat ini pesan itu selalu terputar dengan jelas di telingaku sehingga membuat aku jadi lebih bersemangat melanjutkan kehidupan. Meski saat ini aku berada dalam kehidupan yang serba sederhana, Namun aku selalu bersyukur bisa terus hidup dan berjuang untuk oran-orang yang aku sayangi. Aku kagum terhadap sikap beliau meski aku sudah sampai pada titik keberhasilan ku, beliau tidak memikirkan dirinya namun lebih memikirkan bagaimana sosok orang lain yang lebih membutuhkan pertolongan dari diriku.

Menurutku tidak adil, karena beliau yang selalu memberiku semangat, menyelesaikan setiap masalah yang berkutat di kepalaku, beliau yang memberiku kebutuhan apapun meski dalam keadaan yang sulit. Hal itu yang membuatku terus bersemangat setiap pagi untuk berangkat ke toko, puluhan jam aku menunggu calon pembeli yang akan datang.

Aku sadar bahwa setiap manusia yang bersemangat menjalani kehidupan nya, meski seburuk apapun keadaan nya harus tetap bersemangat. Karena tantangan kehidupan akan selesai jika aku terus bekerja keras hingga nantinya lupa bahwa ada tantangan kehidupan berikutnya yang akan datang, mungkin lebih ringan dari sebelumnya atau lebih berat tantangan yang akan aku hadapi dimasa mendatang.

Aku tidak pernah tau tentang itu, yang jelas sekarang aku menikmati kehidupan ini dan terus bersyukur atas kehidupan hari ini hingga esok dan seterusnya. isi kepalaku terburai sudah tentang permasalahan yang ramai di perbincangkan oleh orang lain tentang kehidupanku. Aku tidak pernah menanggapinya cukup dengan melapangkan dada dan terus berjuang hingga ujian ini berakhir. Semua ini aku belajar dari seseorang yang selalu memeberiku semangat dalam setiap keadaan apapun.

Beliau sosok yang pintar, semangat, memiliki jiwa yang kuat meski terkadang ia menangis juga kala hatinya tersentuh dengan perkataan yang tajam. Beliau seseorang wanita yang tangguh, seorang diri memperjuangkan dirinya untuk tetap hidup dan bisa membahagiakan aku.

Hanya bersamanya aku bisa tenang dan mampu mengungkap semua isi keluhan hati yang tidak bisa terselesaikan olehku. Karena semua pertanyaan yang pernah aku berikan kepada beliau, semuanya terjawab dengan lengkap dan hampir tidak ada celah untuk meyerah sedikitpun dalam jawaban yang beliau berikan kepadaku. Aku saat ini sedang menjalankan jawaban-jawaban darinya.

Tahap demi tahap aku lewati, meski pada waktu yang tidak menentu semangat itu menurun saat hatiku kembali tersentuh dan membuat diriku goyah untuk melanjutkan perjuangan ini yang masih sangat jauh untuk diselesaikan. Aku kembali datang kepada beliau untuk menanyakan hal ini, dan lagi-lagi terjawab dengan lengkap hingga aku tak mampu lagi untuk berkata-kata. Aku mengalah, kembali bersemangat melanjutkan perjalananku yang masih belum jauh dari titik awal aku memulai nya.

Dua tahun aku menjalani kehidupan yang sederhana, hanya tinggal sedikit lagi garis akhir dari masalah ini aku pijak. Aku tidak boleh menyerah. Sebab, jika menyerah aku malu pada diriku sendiri. Serta kepada beliau yang selalu memberiku semangat. Setiap hasil yang aku dapat kemudian disimpan pada tabungan yang ada di toko. Aku memisahkan hasil itu untuk keperluan pribadiku yang mendadak membutuhkan sesuatu.

Namun, ada simpanan yang tidak pernah aku beritahu kepada siapapun. Simpanan itu untuk seseorang yang selama ini aku perjuangkan. Meski lelah, pedih , menghadapi beribu macam sifat para pelanggan ku yang terkadang membuatku jengkel. Aku bersabar, karena pedih saat ini akan berubah menjadi senyuman disaat waktu itu memang benar-benar datang kepadaku.

Aku ingin menjadi seseorang yang baik, mau bekerja sama dengan para pekerja di toko ku, sebab kalau aku memposisikan sebagai pemilik toko dengan jujur maka tidak akan ada yang namanya gotong royong. Maka dari itu aku memilih menyetarakan posisiku dengan mereka yang berjuang untukku saat ini.

(April 2018)

Aku masih terus bersemangat berada di toko ini yang semakin lama terlihat tua, bangunan ini sudah tidak kuat lagi untuk berdiri. Aku akan meniatkan untuk memperbaiki dirimu wahai tempat berlindungku yang setia menemani perjuanganku. Aku bersyukur masih diberi hidup dan melanjutkan tugasku sebagai penjaga toko tua.

Hari ini aku bahagia karena perjuanganku telah sampai pada titik ujung permasalahan yang dinanti-nantikan. Saat ini aku benar -benar menjadi seseorang pemilik seutuhnya toko yang dikelola oleh keluargaku. Kini saatnya diriku yang melangkah kembali mengembangkan usaha ini hingga seperti sedia kala.

Aku bahagia menjadi diriku yang tidak pernah menjadikan seperti orang lain. semua simpanan ini telah usang, dan kini tiba saatnya untuk di hancurkan. Sebab, waktu ini yang terbaik untuk memberikan kebahagiaan ku kepada beliau. Ya, beliau yang selalu ada dibelakangku mendorong aku untuk terus berjuang sampai saat ini. Dan semua isi yang ada ini adalah miliknya.

Aku memilih senyuman itu ada pada beliau dibanding kepadaku. Karena aku tidak pantas mendapatkan itu. aku bisa saja mengumpulka kembali dan memulai nya dari awal lagi seperti berniat membahagiakan beliau.

Hari ini aku berdoa : terimakasih ya allah atas semua ujian darimu dan semua rezeky yang engkau berikan padaku. Aku ingin berbagi senyuman ku ini, kebahagiaan ku, sebagian pendapatanku untuk seseorang yang selalu memberiku semangat. Izinkan aku ya allah membahagiakan beliau, karena beliau yang merawatku hingga sebesar ini, maka berikanlah jalan terbaik untuknya, aku ikhlas memberikan segalanya yang ada untuk nya. dialah ibuku.

"Duarr…." sebuah suara dentuman rollingdoor toko ku yang di pukul oleh seseorang pembeli, dan saat itu aku tersadar dari lamunanku, dan kembali bersemangat hingga menjadikan sosok diriku di 2018 seperti yang ada dalam doaku, hanya untuk beliau. Aku yakin bisa membahagiakan beliau. (THE END)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

hujan