Bolehkahku Jadi Temanmu ? Ya, Teman Hidupmu

Kalau boleh ku panggil semut, maka itulah Aku. Kecil. Jarang dilirik orang. Bahkan seringkali diusir. Aku kecil dimatamu. Jarang dilirik oleh mata sendumu. Bahkan seringkali terusir dalam pandanganmu. Sekian waktu, ribuan detik berlalu. Dan Aku masih menikmatinya. Mematikan hati untuk sekedar menenangkan senyummu.

Advertisement

Tenanglah. Bau tubuhku masih bisa kau rasakan setiap waktu. Aku masih berdiri dengan cara yang sama, disampingmu. Menyediakan telinga sepanjang waktu. Agar bidadari tak bersayap sepertimu senang bercerita denganku. Menjelaskan setiap detail – detail yang terjadi pada ulangan waktu.

Masih sama tegarnya ketika beberapa kali kau sebut nama pangeran yang kau puja – puja. Tawa mu pecah mendeskripsikan setiap lekuk – lekuk waktu yang kalian habiskan bersama, tanpa Aku tentunya. Senyummu mengisyaratkan bahwa bayangnya mengikuti kemanapun kau pergi. Ha, Aku kembali mengangguk. Menyediakan seluruh daya telinga tanpa memberi hak sepasang bibirku bergerak sedikitpun. Ya, rupanya dia terperangkap pada senyum penuh tipu dayaku.

Bukan hanya cinta yang bisa disembunyikan, cemburu juga bisa disimpan rapi. Menata diri nya sendiri. Mengendap – endap ingin keluar tapi terkungkung kenyataan, perasaan.

Advertisement

Sampai waktu mengisyaratkanku, sampai kapan ?

Semakin kutundukkan pandanganku. Masih dengan posisi memasang sepasang telinga dengan baik. Sedangkan yang Ia ceritakan semakin tak menarik diri. Bungkusan snack masih berjajar rapi, tak seperti biasanya. Hingga kekuatan yang tak kutemui namanya itu menggerakkan seluruh badan. Berdiri dan sepasang bibirnya kuberhentikan.

Ssst. Sudah terlalu lama Aku memakai topeng persahabatan. Aku lelah sekedar menjadi temanmu yang menyediakan telinga sepanjang waktu. Bolehkah Aku menjadi teman hidupmu ? yang tak sekedar menyodorkan telinganya 24 jam, tetapi juga mengandalkan sepasang mata sebagai kamera terbaik pemberian Tuhan untuk menangkap jejak – jejak perjalanan kita. Tak lupa, jemari ini juga siap mengusap derasnya tetesan air matamu. Sekali lagi, Jadilah teman melebihi teman sejati, yaitu teman hidup.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Allah's. mathematics and child addict.

4 Comments

CLOSE