Dari Aku, Pasien Pertama hingga Terakhirmu

Menunggu disaat umur yang tak muda lagi, menunggumu menempuh kewajiban studi yang harus diselesaikan. Meskipun terkadang kewajiban itu hanya karena menyelesaikan yang terlanjur dimulai. Hingga 4 tahun plus 1 tahun untuk kuliah profesimu.

Perawatku,

Terima kasih mau berusaha lebih keras lagi demi memperbaiki masa depan yang sudah kita rancang bersama. Meski aku tahu, sudah senja rasanya, untuk lelaki seumurmu harus duduk di bangku perkuliahan.

tapi Perawatku,

Percayalah, Tuhan selalu menempatkan kemudahan setelah kesulitan. Artinya, tidak usah cemas, karena peluhmu nanti pasti akan diganti dengan senyum tenang di masa tua.

Sayangku,

Berulang kali aku tidak bisa berhenti untuk mengucap syukur. ketika kamu memintaku untuk menemanimu antri formulir masuk perguruan tinggi. Seperti mimpi. Nyaris saja aku mendekapmu erat tidak tahu malu, andai aku tidak sadar bahwa kakiku masih menginjak tanah.

Kamu yang dulu cuma pekerja kasar di proyek, mulai dari seorang teknisi lapangan, logistik, hingga akhirnya merangkak menjadi seorang pengawas junior, dengan ijazah SMK Penerbanganmu, yang menurutmu itu sudah jauh dari cukup. Banting setir, menjadi mahasiswa calon perawat. Usiamu yang sudah 25 tahun, tidak menghalangimu untuk meningkatkan kualitas hidupmu.

Sayangku, katamu..

Pekerja proyek itu bukan hal yang memalukan. Bukan hal tabu, Kontraktor itu banyak duitnya. Tapi, juga bukan hal tabu pula pekerjaan swasta itu gelombangnya lebih deras dibanding PNS. Katamu, "Hidupku sudah cukup bergelombang, tidak ada salahnya diusia senjaku nanti aku ingin gelombang yang lebih tenang."

Dan, kamu pilih perawat sebagai jalan hidupmu. Aku tidak meragukan itu. Meski aku tahu dari segi ekonomi pun, perawat tidak ada separuhnya dari gajimu menjadi pekerja kontraktor. Karena bagimu, hidup tenang itu ketika semua serba cukup, bukan berlebih. Karena pun yang lebih-lebih itu tanggungjawabnya juga akan lebih.

Menjadi seorang pekerja bagi sesama, kamu tekuni. Selain aku paham, karena itu profesi dari ayahmu yang ingin kamu teruskan. Tapi saat ini, kamu harus sabar menahan penatnya bangku perkuliahan sebelum nantinya kamu akrab dengan bau-bau rumah sakit.

Sayangku,

untuk kerja kerasmu yang lebih, aku ucapkan terima kasih

untuk ketekunanmu, aku ucapkan terima kasih

untuk kepercayaanmu, menunjukku untuk menemanimu selama perkuliahanmu, aku ucapkan terima kasih

untuk apapun itu Sayang, terima kasih.

Dari Aku,

Pasien pertama hingga terakhirmu

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis