Hai Sahabat, Kapankah Kita Bisa Kembali Berjabat?

Kita saling mengenal kurang lebih 3 tahun yang lalu dalam sebuah universitas, lebih tepatnya kita sejurusan. Tanpa pernah saling bertemu, tanpa saling merencanakan dan bagaimana ceritanya kita kini menjadi dekat. Kalian sudah menjadi bagian dari hidupku. Hidup diperantauan tidaklah mudah bagiku selalu ada cerita yang membuatku senang, sedih, menangis, stress bahkan hampir putus asa.Akan tetapi kalian selalu datang mengulurkan tangan, membantu setiap kali aku terpuruk dalam keputusasaan.

Advertisement

Namun, tahukah kalian bahwa aku selalu merasa yang berbeda diantara kita berlima ? Aku selalu merasa sendiri jika ada kerja kelompok untuk kuliah. Terkadang aku berfikir bagaimana bisa aku dekat dengan kalian ? Menceritakan semua rahasia dan meminta solusi untuk setiap permasalahanku. Aku merasa tidak punya teman lain yang dekat selain kalian berempat.

Kini kita telah jauh, kita sudah tak saling sapa. dalam waktu sekejap aku sudah tak bisa menghubungi siapapun untuk menemani saat aku sepi, tak dapat meminta saran atas semua masalahku. kini aku tau bahwa tak banyak teman yang bisa ku percaya. kadang aku berfikir apa yang menyebabkan kalian mau berteman denganku. Aku perempuan yang tak cantik, tak pandai dan tak bisa bertuturkata dengan baik.

Meskipun seringkali aku merasakan berbeda, tapi sekarang aku merindukan kalian, merindukan kebersamaan kita, merindukan saat kita tertawa bersama, menangis, saling mengejek bahkan saling memukul. Maafkan aku yang terlalu egois, terlalu kekanak-kanakan dan terlalu manja sehingga membuat kita semakin menjauh.

Advertisement

Bisakah kita kembali seperti dulu saat kita masih bisa bercerita tentang apa saja? Saat kita masih bisa saling meledek, saat kita masih saling tertawa bersama. Aku sangat merindukan kalian, tapi sifat egois dan keras kepalaku masih terlalu besar dari rasa rinduku. Aku berharap suatu saat rasa egois juga keras kepalaku bisa berkurang, sehingga aku bisa kembali pada kalian.

Bukan, bukan karna aku membenci sehingga aku tak memperdulikan permintaan maaf juga tegur sapa hanya karna sifat kekanak-kanakan itu. Maafkan aku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE