Ikhlas yang Sesungguhnya

Ini mungkin bisa dikatakan bahagia yang sesungguhnya, bahagia ketika bisa terlepas dari hal yang selama ini menyesakkan dada dan membuat kita sedih dan terpuruk terus menerus. Akhirnya aku mampu menemukan jalan damai itu, tidak hanya berdamai dengan masa lalu tetapi juga berdamai dengan diri sendiri.

Memang benar adanya untuk bisa menerima dan terus berjalan maju, kita tidak bisa membenci. Karena pada hakikatnya, semakin kita membenci sesuatu/seseorang maka akan semakin sering kita memikirkan hal tersebut. Ini bukan tentang memaafkan seseorang tapi tentang memaafkan diri sendiri.

Lucu rasanya dulu hati yang kini mulai utuh dan jiwa yang mulai menemukan kembali bahagianya, pernah terluka sebegitu dalam hanya karena cinta besar yang fana pada seseorang yang bukan garisan takdirnya. Lucu memang. Jenaka rasanya jalan hidup masing-masing orang. Dulu aku menangisi hal itu terus-menerus, selalu memikirkan hal itu, hingga aku memaksakan kehendak yang sudah seharusnya aku relakan.

Rela itu perkara waktu makin lama kamu jauh dan tanpa dia makin terbiasa nantinya, – Mama

Mungkin bisa dikatakan lebih mudah untuk menerima sesuatu jika memang dari awal sesuatu itu tidak menerima kita dengan baik. Itu yang aku rasakan. Meskipun sesak dan pedih di awal tapi kini aku merasa bahagia karena tidak lagi terjerat oleh perasaan yang salah. Hatiku kini bebas menari kesana kesini, bebas memilih, hati ini lega karena memang menerima adalah sumber bahagia.

Karena pada hakikatnya wanita itu dikejar dan dicintai bukan mengejar dan mencintai, apalagi sampai harus mengemis kepada orang yang tidak pantas mendapatnya cinta itu

Bagaimana mungkin dulu aku bisa senaif dan sebodoh itu untuk meyakini sesuatu menjadi jodohku dan memaksakan dia untuk mengasihiku haha lucu bukan. Mungkin dulu hal yang aku ratapi dan tangisi tiap malam, bisa aku tertawakan sekarang. Atau dulu karena masih mahasiswa yang dimana memiliki seorang "kekasih" adalah hal yang dianggap kekikian oleh sebagian orang, rasanya memiliki pacar menjadi suatu kebutuhan yang wajib dimiliki.

Malu rasanya mengingat hal bodoh yang aku lakukan hanya untuk seseorang yang bahkan tidak menginginkanku di realita hidupnya. Kini aku sadar bahwa apa yang Tuhan inginkan dariku lebih dari apa yang aku bisa berikan sekarang, karena hadiahnya akan sangat luar biasa. Mungkin bisa dibilang kini aku sudah pulih.

Aku tidak membenci, aku menerima dan memaafkan. Hanya saja aku masih punya pikiran dan akal sehingga untuk melupakan tidak akan semudah itu. Biar saja bagian-bagian tertentu akan terus tersimpan di memori terdalam ingatanku agar jika suatu saat terjadi hal yang sama, aku bisa menggunakan ingatan tersebut sebagai pertahanan terakhirku agar tidak kembali jatuh pada lubang yang sama. Pulih tidak hanya bermakna sembuh dari sakit dan luka, pulih karena mampu memaafkan, mampu menerima dan terus berjalan.

Karena titik tertinggi dari mencintai dengan tulus adalah mengikhlaskan dan titik tertinggi dari itu semua adalah memaafkan sebesar apapun kesalahannya padamu dan sesakit apapun perih dan luka yang ia goreskan dulu di hari-harimu. Ingat hanya pohon berbuah yang dilempari batu, jadilah pohon berbuah itu jangan jadi orang yang melempari batu.

Dari kepulihan ini aku bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa secara mental dan utuh, jiwa yang bebas, hati yang kembali suci dan bahagia. Sungguh belum pernah aku merasakan sebahagia dan selega ini sebelumnya. Terima kasih Tuhan doaku telah dikabulkan, terima kasih sudah membalikkan hatiku dan mendamaikan jiwaku. Memang benar Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, melainkan apa yang kita butuhkan.

Mungkin ini kabar yang kamu tunggu-tunggu. Akhirnya wanita itu yang selama beberapa tahun terakhir mengganggu hidup kamu, mengejar dan mengemis cintamu sudah pergi. Perasaannya sudah berubah, wanita itu sudah bisa terbiasa tanpa adanya kehadiranmu. Perasaan yang dulu dia dewakan sudah musnah, berganti dengan bahagia luar biasa karena akhirnya ia terlepas dari jeratan pilu yang selama ini membelenggu hatinya. Kini biarkan wanita itu pergi, biarkan ia menemukan bahagianya karena memang sudah sepantasnya dia mendapatkan hal itu. Kamu yang tidak mampu untuk membalas cintanya, cukup mendoakan saja. Karena sejatinya selama ini wanita itu tidak pernah berhenti untuk mendoakanmu. Jika kamu tidak sanggup membalas kebaikan dan kasih sayangnya selama ini, cukup balas mendoakan kebaikan untuknya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pencinta parfum, penyuka cokelat dan pengagum sunset.