Kamu itu Gak Nyambung. Dikit-Dikit Bilang Tapi…

Kamu itu sebenarnya mau apa sih? Kok dikit-dikit bilang TAPI.

Dikit-dikit TAPI. Belum dikerjain udah bilang TAPI. Belum dicoba udah ngomong TAPI. Auuu ahhh, kebanyakan TAPI. Udah tahu salah, TAPI merasa benar. Udah tahu orang lagi kerja TAPI komentar melulu. Udah tahu banyak mata uang melorot TAPI bilangnya negara ini aja. Udah tahu bersih itu sehat TAPI buang samaph sembaarangan. Auuu ahh, TAPI melulu.

Ini soal Filosofi TAPI. Bukan soal siapanya, bukan juga soal orangnya…

Soal alat yang namanya UPS buat sekolah. Harganya juga miliaran. Fakta di sekolah yang udah dikasih, tau gak? Alat UPS itu gak dipake, karena gak bisa operasiinnya. Daya listrik di sekolah juga gak kuat. Semua sekolah yang udah terima UPS ngeluh, TAPI kita masih maksa aja. Vendor pemenang tendernya juga gak jelas. Perusahaan pengolah pakan ternak di Sidoarjo pula, bisa “menang” tender UPS.

Ini udah jelas mafia anggaran TAPI ngaku bela kepentingan rakyat. Gimana sih ceritanya.

Entahlah, kita seneng banget cari-cari alasan. Mentang-mentang pinter, maunya maksain yang salah. Gak bener banget. Kalo udah salah ya akui saja, gak usah TAPI TAPIAN …. Orang pinter malah keblinger.

Bisa gak sih, kita bertindak atau ngomong tanpa TAPI?

Dalam ilmu bahasa, TAPI itu kata penghubung. Untuk menyatakan hal yang bertentangan atau tidak selaras. Dan TAPI gak bisa sembarang pake karena deep structure (unsur dalam) dan surface structure (unsur luar) harus terpenuhi. Maka hati nurani, logika, dan perbuatannya harus sejalan.

Dia sudah belajar keras TAPI tidak lulus. TAPI pada kalimat itu benar. Nah ini, vendor UPS (teknologi) TAPI perusahaannya pengolah pakan ternak. Gak nyambung banget. Hati nurani, logikanya udah salah. Apalagi perbuatannya. Jangan dong, dibolak-balikin filosofi TAPI. Duhhh, pucing pucing pucing

Dikit-dikit TAPI. Selalu cari-cari alasan. Salah dibikin benar. Udah tahu di tol maks 100 km/jam, tapi tetap ngebut biar cepat sampe. Udah tahu lampu merah, tapi nyeloning aja karena yang lain juga begitu. Udah tahu punya buku, tapi gak pernah dibaca karena gak ada waktu.

Udah tahu kolestorel tinggi, tapi makan gak ada yang dipantang. Udah tahu anaknya mau jadi pilot, tapi Bapaknya maksa jadi polisi. Udah tahu uangnya gak cukup, tapi maksa beli juga yang mahal.

Udah tahu disakitin mulu saat pacaran, tapi setelah putus masih dikangenin. Udah tahu Presidennya ganteng, tapi dicari-cari aja yang jeleknya.

Udah ahhh, kebanyakan TAPI. Capekkk dechh…

Sudahlah, TAPI itu bukan untuk cari sensasi. TAPI juga bukan alasan untuk membenarkan yang salah. Mau sehebat apapun alasannya, sesuatu yang SALAH tidak bakal berubah jadi BENAR. Itu hukum.

TAPI bukan untuk pembenaran. TAPI itu kita gunakan untuk memperbaiki diri, mengurangi kesalahan yang pernah kita lakukan. Saya memang salah TAPI saya berusaha untuk benar. Begitu dong …

Benar atau Salah itu bukan soal pandai menggunakan TAPI. Benar-Salah itu soal hati nurani, soal logika, dan soal perbuatan. Karena benar dan hati nurani berasal dari Allah. Memang tidak mudah memilih yang benar dan sesuai hati nurani.

Butuh keberanian dan kekuatan. Sudahlah, jangan kebanyakan TAPI. Kita ikuti saja hati nurani. Tuntunlah rasa, logika, dan perbuatan kita sesuai apa kata hati nurani. Karena sebuah jawaban yang pasti hanya lahir dari hati nurani yang bersih dan tetap dalam naungan Allah.

Sahabat, gak usah lagi dikit-dikit tapi. Gak usah kebanyakan tapi. Kerjakan saja yang baik, dan hiduplah dengan kuat apapaun yang terjadi. Gak usah kebanyakan tapi. "Someone who wants to continue to live, it will be strong to face anything – Seseorang yang menginginkan untuk terus hidup, maka akan kuat menghadapi apa pun."

Mulai hari ini, jangan kebanyakan TAPI. Abaikan saja emosi, logika yang berlebihan, bahkan rasa yang terlalu egois. Kembalilah ke hati nurani. Mumpung masih ada kesempatan. Masih ada waktu untuk hidup lebih baik. Sekali lagi, ikuti kata hati nurani kita, sebelum kita berbaring di ranjang kematian dan menyesali keputusan kita dahulu. Jangan kebanyakan TAPI ya, dikit-dikit TAPI ……

#GakUSahBanyakTAPI #BelajarDariOrangGoblok

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!