Karena Dia Tidak Membalas

Aroma kopi pagi yang wangi membangunkan para penggemarmu dari istrahat panjang, serbuk hitam yang diseduh dengan segelas air hangat yang disajikan dengan krimer susu, sehingga lebih pas untuk dinikmati dengan sepotong roti, dengan suasana pemandangan kota yang selalu menyibukkan para pengguna jalan, dan para pekerja pagi yang selalu menghindari macet sehingga saling berebut jalan, kendaraan yang satu dengan yang lainnya, penumpang satu dengan yang lainnya.

Advertisement

“ci” sapa salah satu teman sekamarku, yang telah membuyarkan lamunanku yang sedari tadi berkembang dalam benakku, namaku cisa andriani namun semua orang akrab memanggilku cisa, atau biasanya hanya ci yang akrab apalagi para sahabat aku. “iyah, ada apa ti?” Jawab aku kepada tiara, “tugas yang dari pak prof. Udah blum?” Balas tiara, “astaga!!!!, iya belum nih, aku lupa kalau prof ngasih tugas yah minggu lalu,” jawab aku kaget, karena emang aku benar-benar lupa kalau ada tugas kuliah yang belum aku selesaikan. “ci, ci, kebiasaan kamu yah, pelupa banget, belum tua aja udah pikun, nih tugas aku udah selesai, nyalin aja biar cepat” lanjut tiara, “ok, makasih temanku yang paling baik” balas aku sambil menggoda tiara, agar dia tidak melanjutkan ocehannya kepada aku.

Panas menyengat tubuhku, rasa lapar yang sedari tadi kutahan serta polusi kendaraan kota yang sudah biasa aku dan teman-temanku hirup, namun canda tawa selalu menemani kami saat perjalanan pulang pergi kampus sehingga itu semua membuat kami sedikit kenyang, yah inilah rutinitas yang kami alami setiap hari.

Namun hari ini ada yang berbeda, biasanya aku dan teman-tamanku pergi kekampus bersama karena kami tinggal dikomplek yang sama, sekarang aku setiap hari harus pergi sendiri, rasa sedih namun tidak seberapa, karena kami masih sering berjumpa dikelas, syeril dan tiara mereka adalah kedua sahabat aku yang selalu ada dan kami selalu bersama dimanapun kami pergi.

Advertisement

Sebenarnya aku sama sekali tidak tertarik dengan jurusan yang saat ini aku tempati, jadi aku berniat untuk pindah jurusan, dan kebetulan sebentar lagi udah mau ujian semester, makannya aku meminta salah satu sepupuku. Anan itu sepupu yang sekaligus kakak aku disini, karena kami kuliah jauh dari ortu makannya mama-papa menyuruh dia agar supaya jagain aku disini.

Saat pulang kampus, aku langsung masuk dikamar anan, dan minta tolong kedia agar supaya dia bisa urus proses pemindahan jurusan yang aku sudah rencanakan, walaupun sebenarnya kami berbeda kampus, dan mungkin nggak sih untuk bisa urusin? "hmm padahal aku sendiri tau kalau dia sangat pemalu".

Advertisement

"Nan, aku boleh minta tolong nggak?" ceplos aku "Mintol apaan?" jawab anan tanpa membalikkan badannya karna sedang asyik main ps, "Itu yang aku bilang minggu lalu, soal aku mau pindah jurusan, gimana dong, mau bantui nggak sih?" tukas aku, "akukan udah bilang kemaren kalau aku nggak tau banyak soal kampus kamu," kata anan dan sekali lagi dia nggak lihat wajah aku, "Yaudah trus gimana dong?" jawabku dengan nada sedikit kesal keanan, "Oh ya minta tolong aja ke dira, kaliankan sekampus, trus dia juga senior kamu, sapa tau dia mau" kali ini anan melihat wajah aku karena mendengar suara aku yang sedikit keras tadi. Setelah percakapan kami aku langsung masuk kekamar, dan membaringkan tubuhku ke atas tempat tidur, untuk menghilangkan rasa capek karena seharian dikampus.

Aku melihat jam pukul 14.00 ini adalah waktu aku janjian bersama dira, karena waktu itu dia mau bantuin aku untuk pindah jurusan. Sambil menunggu dira, akupun duduk disalah satu taman kampus, sambil melihat banyaknya mahasiswa yang kesana-kemari sibuk dengan aktifitas mereka masing, ditengahkesunyian aku melamun, tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara tepukan pundak oleh seseorang.

"Hey, uudah lama nunggu yah" sapa dira sambil menepuk sebelah punggung aku..

"Eh yah,nggak kok aku baru aja nyampe" jawab gue yang kaget sambil bengong..

"Maaf yah, soalnya tadi dosennya lama banget dikelas" lanjut dira sambil berjalan duduk disamping aku..

"Oh, trus gimana nih, kita langsung pergi atau?" balas aku

"Eh iya, ayo nanti keburu jam istirahat" ..

Hari ini merupakan hari yang panjang banget buat aku dan juga buat kedua teman aku, karena hari ini dari 07.00 pagi sampai sekarang pukul 18.00 malam, kami masih stay dikampus, apalagi sekarang kami kami masuk lab. "eh aku mau kekantin dulu yah mau beli minuman" sapa syeril sambil berlalu pergi. Dan akupun kembali masuk kedalam ruangan utnuk melanjutkan praktek kami. Setelah istrahat sebentar tiba-tiba hp aku bergetar sms dari dira.

"Assalamualaikum,, lagi ngapain? Masih dikampus?"

"Walaikum salam, iya nih lagi dilab, praktek" balas aku singkat

Dan kamipun udah keasyikan sms-san sampai aku dijalan pulang, kamipun masih berlanjut sms-san, sampai beberapa haripun kami keasyikan dan nggak kerasa kalau kita udah dekat banget, namun yang aku nggak habis pikir kok tiba-tiba dia sms aku kayak nembak, kayak dia nyatain perasaanya, sampai akupun membaca sms dia tertawa dan kadang senyum-senyum sediri, karena merasa kalau dira benar-benar menyukai aku, tanpa banyak berfikir akupun membalas sms dira dan bertanya apa maksud sms gombal dira ke aku. Nggak lama kemudian hpku bergetar dan ketika aku melihat layar ternyata dira membalas pesan yang aku kirim.

"Oh itu, aku sebenarnya mau nembak cewek,ada cewek yang aku suka, tapi aku belum berani ungkapin perasaan aku kedia, jadi aku sms ke kamu, berharapkamu nanggapin, udah bagus atau belum kata-kata aku kayak gitu, apa kira-kira cewek itu terima atau nggak perasaan aku,.." balas dira dalam pesan

Aku hanya bengong, diam, malu, pokoknya campur aduk perasaan aku saat itu, ternyata dira hanya buat gue sebagai juri untuk memberikan tanggapan atas kata-kata yang ingin dia ungkapkan pada cewek yang dia suka, dan ternyata itu bukan aku. Sedih terasa, sampai tak sadar aku meteskan butiran-butiran bening dipipiku, bertemupun denganmu aku tak mampu, apakah sekarang aku sudah jatuh cinta padanya?, apakah secepat itu cinta tumbuh dalam hatiku?. Mengapa aku harus menagis ketika mengetahui kalau dira mengyukai wanita lain?… Berbagai bentuk pertanyaanpun muncul dalam benakku.

Setelah seminggu tak ada kabar dari dira,dan kamipun tak saling mengirim pesan, mungkin karena dia sudah mendapatkan cintanya, dan akupun masih mempertanyakan apa yang sebenarnya aku rasa. Dan akupun kembali beraktifitas seperti dahulu sebelum mengenal dan dekat bersama dira.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE