Kau, Aku dan Kekasihku

Hai, kamu gadis yang sekarang hidup diantara aku dan kekasihku..

Advertisement

Yah, aku tahu mungkin perbedaan usiamu yang terlampau jauh dariku membuatmu tak bisa merasakan sakitku, pun tak mampu membayangkan perasaanku, gadis lain yang kekasihnya kau rebut. Atau mungkin saja, pikirmu hanya ingin bersenang-senang dan menghidupkan egomu untuk dirimu sendiri. Tapi mengapa harus dia?

Aku cemburu? oh ya, aku memang cemburu padamu, aku iri padamu. Kau menemui kekasihku berjam-jam, menggoda kekasihku setiap hari, mengemis perhatian padanya. Ya, aku iri akan semua itu. Semua hal yang dulu milikku, perhatian dan waktunya, sebelum jarak memisahkannya dariku. Meski begitu aku mempercayainya, bahwa jarak tak akan memudarkan rasanya padaku, sebelum kutahu ada kamu yang mengejarnya. Entah apa yang kamu katakan padanya, sehingga dengan sukarela ia mengabaikanku.

Aku tidak tahu akan kusebut apa dirimu, terlalu banyak sumpah serapah yang kupikirkan untukmu. Aku jahat? Yah, aku memang sejahat ini. Segeram anak kecil yang mainannya kau rebut, aku membenci mu saat itu. Meski pun marah tak kuredam kala itu, aku masih menangis. Menangis meratap untuk diriku sendiri dan kenangan-kenanganku bersama kekasihku (yang kau rebut).

Advertisement

Aku menangis merindukannya dalam jarak ini setiap waktu dan kau bersenang-senang bersamanya, mengikatnya seolah ia milikmu dan memamerkan pada semua orang. Hei, bukankah aku yang memilikinya lebih dulu? Kau pun tahu itu. Lewat banyak postingan sosial media, tentunya kau tahu bahwa ia milik gadis lain. Mengapa kau memperlakukan dirimu sendiri bagai pengemis? mengemis perhatian pada kekasih gadis lain. Bukankah hal itu tampak terlalu rendah bagi kita berdua, (perempuan berhijab). Ah iya maaf, aku tak bermaksud menyalahkan hijabmu, aku hanya ingin menyalahkan egomu dibalik pakaianmu itu. Mengejar milik orang lain, maksudku.

Aku sadar memaki dan menyumpahi kau dan kalian berdua, tak menyembuhkan lukaku. Dalam banyak postingan sosial mediaku, meratap juga tak merubah apapun. Perih dan pedih luka akibat perlakuan kau (dan kekasihku yang kau rebut) masih begitu menyakitkan ku. Nyatanya, aku masih menangis dan membenci kalian, kau dan kekasihku yang kau rebut.

Merelakan adalah hal terakhir yang ingin kucoba dalam masa penyembuhan sakit ini. Bawalah ia, aku teramat kasihan padamu, telah merendahkan dirimu seperti sekarang, mengemis meminta milik gadis lain. Pergilah dengannya, biar aku temukan kekasih yang lain yang lebih baik menyayangiku dan tak akan mengkhianatiku untuk perempuan sepertimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Gadis pemurung, dan pendendam yang tak ingin berbagi.

CLOSE