Kepada Bapak Ibu, Terima Kasih Untuk Terus Memelukku dengan Doa Tanpa Henti

Saya yakin setiap dari kita pernah berada dalam kondisi "terembuh". Yah, kondisi dimana kita benar-benar merasa tidak berguna, dikhianati, bersalah, terpuruk sendiri, dan hal-hal lain yang membuat kita merasa "Oh…God i don't know what to do". Perasaan-perasaan seperti inilah yang membuat kita hidup. Ternyata Tuhan begitu menyayangi kita dengan menjaga hati ini untuk tetap peka. Teruslah hidup.

Advertisement

Saya pun pernah berada dalam kondisi demikian. Sedikit flashback ke masa lalu. Saya kehilangan seorang kakak ketika saya kelas 2 SMA, tepatnya 2009 lalu. Dua tahun kemudian, ibu saya kehilangan pita suaranya akibat stroke ringan. Dan alhamdulillah saya punya seorang bapak yang hebatnya luar biasa. Bapak yang tidak pernah lupa jadwal ibu saya checkup setiap bulan, bapak yang mencintai ibu saya dengan sepenuh hatinya, yang tidak pernah mengeluh, marah, atau hal lain yang membuat kami sedih. Beliau adalah cerminan sosok imam yang saya impikan untuk mendampingi saya di masa depan.

Kadang kita tidak sadar bahwa Tuhan Maha Baik. Dia sengaja menempatkan kita dalam posisi yang menurut kita terhimpit. Padahal Tuhan menaruh pahala yang besar di tempat itu. Seperti Bapak saya yang sengaja Tuhan mudahkan mengais pahala dengan merawat ibu saya. Hal demikian tidak mampu kita maknai dengan menutup mata. Mari terus belajar, hingga kita benar-benar paham apa yang ingin Tuhan sampaikan lewat berbagai kejadian.


Tuhan terima kasih untuk nikmat cinta ini. Jika pun Engkau memberi saya kesempatan lagi untuk terlahir kedua kalinya dan memilih apa-apa yang saya inginkan, maka saya tetap memilih terlahir di keluarga ini sebagai putri bapak. Itu saja sudah cukup bagi saya. Terima kasih bapak ibu untuk terus memelukku dengan doa tanpa henti. Saya yang jauh di tanah rantau akan selalu baik-baik saja.


Advertisement

Tidak ada yang dapat ku nyatakan "this is me". Bahkan saya bisa survive dan diterima dengan baik di lingkungan saya berada adalah karena doa kalian. Nasehat Bapak yang selalu menenangkan di setiap penghujung telpon adalah mood booster bagi saya. Bahwa saya tidak perlu khawatir dengan hari esok atau masa depan. Masa depan terlalu absurd untuk dibayangkan.


Masa depan adalah masa sekarang yang harus dijalani dengan sebaik-baiknya. Bahwa harta bukanlah tujuan utama yang harus diraih, secukupnya, sewajarnya. Bahwa ketenanganlah yang harus selalu diusahakan dengan tetap berada didekat-Nya. Itu bentuk syukur kita kepada Tuhan.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

How's your day?

CLOSE