Khawatir Itu Buruk? Nggak Juga Sih, Asalkan Nggak Berlebihan Ya

Khawatir yaa…apakah khawatir itu buruk ?

Khawatir secara kebiasaan sudah kita patok dalam pikiran masuk dalam jajaran kata-kata berimage negatif. Terlalu banyak khawatir ternyata juga buruk untuk kesehatan dan psikologis manusia. Menghilangkan sifat mudah khawatiran juga tidak gampang bagi beberapa orang yang sudah terbiasa, Ya iya lah namanya juga udah menjadi kebiasaan. Bagi teman-teman yang terjangkit penyakit ini tidak perlu khawatir. Loh orang khawatiran ya pasti khawatir dong, Begini guys, maksud saya jangan terlalu pusing berlama-lama memikirkannya, karena apa ? itu hanya akan berhenti dan memenuhi memori pikiran kalian.

Khawatir itu sebenarnya punya sisi positif loh


ubah saja pikiran menjadi positif maka semua akan menjadi berkah.


Bagini ceritanya guys, dalam programmerlife atau kehidupan programmer yang pekerjaannya bikin software, rasa khawatir ini bisa diimplementasikan dalam perancangan sebelum benar-benar ngoding, semakin banyak kita khawatir maka semakin bagus perancangan sebuah aplikasi. Kita bisa memperkirakan alur-alur miss atau tidak sesuai yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses kerja software aplikasi. Selanjutnya kita bisa manggunakan bahasa logis yang sudah tidak asing bagi programmer yaitu percabangan (if else) untuk menyelesaikannya.


Tapi tetap saja jika rasa khawatir yang punya sisi positif ini hanya berhenti di pikiran, hasilnya tetep saja buruk.


Nah jangan biarkan rasa khawatir kita terlalu lama bersemayam di dalam pikiran, ada satu solusi yang semoga saja bermanfaat, yang perlu kita lakukan adalah menumpahkannya ke dalam tulisan atau gambar. Kita harus memetakan atau membuat pola, semalas-malasnya untuk dilakukan. Sama dengan seorang programmer, jika mereka hanya memikirkan rasa kekhawatiran mereka dalam membuat software aplikasi tanpa menumpahkannya ke dalam tulisan atau gambar, pusing dah mereka, botak muda sudah deh. Setelah kita memetakan rasa khawatir ke dalam tulisan atau gambar, maka mulailah dengan memecah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil apa sih penyebabnya ? masih ingat dengan pepatah.


Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit


Artinya memikirkan yang sedikit bebannya lebih ringan daripada bukit. Ya kita harus menyelesaikan bagian per bagian, sedikit demi sedikit. Musuhnya pasti malas, malas untuk memetakan, malas karena memecahkan masalah kecil demi kecil memakan waktu terlalu lama, malas karena tidak ada waktu. Hasilnya tidak ada aksi yang dilakukan, semua masalah berhenti di dalam memori pikiran. Bahkan guys dalam pembuatan software aplikasi yang mahal adalah perancangannya loh, jadi kesimpulannya jangan malas ya, stay calm, positif thinking, solusi pasti datang menghampiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Arlogi : ditulis dengan imaginasi disampaikan secara logis || Founder Yourfit (Your Future Fashion Technology)

8 Comments

  1. Maw berkata:

    katanya, perempuan itu lebih sering khawatir karena kodrat (?)
    dan kebanyakan cara if else pun gak berlaku ketika para perempuan khawatir

  2. Cahyo Saputro berkata:

    saya kurang mengerti karena memang kodratnya saya bukanlah seorang perempuan, tetapi jangan terpaku dengan kodrat… karena pada kodratnya saya diciptakan di lingkungan yang sering membuat saya khawatir, dan ini salah satu ikhtiar saya yang mungkin bisa bermanfaat untuk mempositifkan sebuah rasa kekhawatiran dan menguranginya jika perlu…
    hehehe terima kasih