Kolaborasi Rasa, Dari Kami Sang ‘Perempuan Kedua’

Malam ini aku masih merindukan orang yang sama, dengan perasaan cemasku terus ku hubungimu melalui ponselku. Namun sayang, aku tak mendengar sepatah kata darimu diseberang sana. Ingin ku tulis semua tentangmu di semua akun sosial mediaku agar kamu tau selama tak ada kabar darimu aku selalu mencarimu. Walaupun aku harus dicaci oleh kekasihmu. Aku tahu selama kamu tak mengirim kabar ke aku, kamu sedang bahagia bersamanya. Tak apa.. yang penting aku tau kamu dalam keadaan baik meski tak langsung darimu kudengar sendiri. Mas sudah berapa malam aku memimpikanmu, mengimpikan pertemuan pertama kita terdahulu. Engkau yang bermain gitar sambil bersenandung mampu membuatku terpikat, sejak malam itu aku mulai menaruh hati padamu hingga saat ini, walaupun ku tau hatimu telah terikat pada wanita lain. –Aldina Al Rasyid-

Advertisement

Kalau aku bisa jujur dengan kekasihmu, akan aku buka semua janji manismu selama ini. Tetapi aku tidak sejahat itu. Aku masih memikirkan perasaan dia, dia kekasihmu saat ini. Kamu sempat cerita kepadaku bahwa kamu sayang dia dengan sangat. Lalu, aku ini harus bagaimana? Kamu juga pernah mengucap kalimat yg sama kepadaku. Dari jarak sejauh ini aku berharap kamu masih mengingat masih ada aku disini. -Herlina Indra-

Aku harap kamu bisa mengetahui perasaanku ini, tapi aku takut, takut jika nanti kita menjadi beda lalu kamu pergi. Aku tak apa jika kau bersama dia, sungguh.. Mendengar ceritamu tentang dia dengan wajah bahagia saja sudah cukup membuatku bahagia pula. Semoga dihari esok engkau bisa melihat betapa ketulusanku terpancar untuk dirimu. -Aldina Al Rasyid-

Karena bahagia itu saat kamu bahagia walau bukan mutlak karena aku. Klise sih memang tetapi kamu akan tahu siapa yang sebenarnya sangat tulus mencintaimu.-Herlina Indra-

Advertisement

Jika kamu menyukai dia karena dia cantik, yaa wajar saja.. aku tidak akan bisa menandinginya. Tapi jika kamu mencari kesederhanaan yang berujung pada kebahagiaan aku bisa memberimu. Diriku dalam hidupmu hanya sebagian kecil yang tak berarti apa apa, yang akan dicari ketika kau butuh. Tapi tak apa.. setidaknya aku masih dibutuhkanmu walau setelah itu aku harus terbuang dan tak berarti apa lagi. -Aldina Al Rasyid-

Jika kamu mencintainya dikarenakan dia akan satu kota denganmu, ya wajar karena aku akan sangat jauh darimu. Tetapi kalau kamu bosan karena sering bertemu dengannya, aku siap kok menjadi tempat rindumu kepada sang fajar karena semenjak aku pergi dari kotamu aku terus menyimpan benih rindu. -Herlina Indra-

Advertisement

Benih rindu itu datang bukan karena aku sudah beda kota denganmu, sebelum kamu pergi pun benih rindu ini sudah ada tapi apa daya aku hanya bisa menyimpannya dalam hati atau menulisnya dalam catatanku atau mungkin ku kirimkannya melalui doa yang akan disampaikan oleh Tuhan melalui angin yang menerpa tubuhmu. Sungguh rindu ini menyiksa batinku, ingin rasanya aku meraung-raung memohon untuk menghilangkan rasa ini karena betapa tertekannya diri ini merindukanmu. -Aldina Al Rasyid-

Tetapi saat aku menuliskanmu di akun sosial mediaku, aku takut kekasihmu melihat dan ia langsung memberikan berjuta pertanyaan kepadaku. Padahal aku tak ada niat sama sekali untuk mengganggu mu, aku hanya sekadar ingin tumpukan rindu ini gugur dengan tertuliskannya kalimat disana, tentangmu. -Herlina Indra-

Pasti setelah itu kekasihmu akan bertanya kepadamu tentang kedekatan kita, ini yang tak ku inginkan. Lalu kamu akan menegurku, dan seolah semua salahku, apa aku harus juga menyalahkan perasaan ini? Dan aku sudah tau apa tindakanmu, meninggalkanku kan dan memilih kekasihmu? Sudah ku duga .. aku takkan berarti apapun. -Aldina Al Rasyid-

"Jaga perasaan dia dong !" Seru mu dari balik telpon. Aku mendengar kamu sangat marah karena kekasihmu mengetahuinya. "Kamu bilang aku harus jaga perasaan dia? Selama ini, itu yang aku lakukan. Saat aku harus meengendap-endap untuk bertukar kisah denganmu. Saat aku harus bertemu denganmu. Sadar tidak ? selama ini aku seperti orang jahat. Sekarang kamu bilang aku harus jaga perasaan dia? " Emosi aku meluap malam itu, mungkin aku sudah lelah dengan segala kepalsuan ini. Aku juga punya perasaan, aku yang dicap kekasihmu sebagai perusak hubungan orang sudah lebih dahulu mengenal siapa kamu. Tetapi pada akhirnya akulah yang harus tersingkir karena cakupan tanganmu tak mampu menyelamatkan aku dari jurang curam ini. Jurang yang kamu buat sendiri. Dahulu kamu bilang semuanya akan baik-baik saja. Sekarang apa masih bisa kamu bilang baik-baik saja? Maafkan aku. Jika pergi pilihan terbaik, aku takkan kembali walaupun kamu memohonnya. -Herlina Indra-

Dan setelah kepergianku ini kuharap kamu takkan pernah memintaku kembali, kamu yang membuatku pergi dan memilih dia dibandingkan ku yang telah mengenalmu lebih dahulu. Semoga kamu mengenal diriku, seberapa pun sakit hatiku padamu tetap rasa sayang ini yang mendominasi diriku. Jika suatu hari nanti kamu telah sadar bahwa kau memilih orang yang salah, aku akan selalu siap menjadi labuhan untuk menghantarkanmu pada orang yang benar, yaitu aku. -Aldina Al Rasyid-

Tetapi aku takkan pernah bisa menerimamu kembali, aku sangat kecewa denganmu. Biarkan kisah ini pergi untuk selamanya. -Herlina Indra-

Selama ini orang-orang menganggap orang kedua itu pengganggu. Nyatanya kita hanya terjebak oleh janji laki-laki itu. Kita juga punya hati. Bukan hanya di datangi saat kalian bertengkar hebat. Setelah baik kita dilupakan begitu saja.

Salam damai,

Herlina Indra Widiansi dan Aldina Al Rasyid.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hai, senang mengenal mu :)

CLOSE