Lelaki Tangkai Cemara

Sibuk mendokumentasikan namanya, menaruhnya ke dalam sebuah folder yang kutata rapi dalam sebuah lemari. Di sini, di perasaan yang paling rindu. Tak habis-habisnya kubuka layar ponsel, hanya memastikan gambar punggungnya yang kemarin tak sengaja terpotret masih ada dalam galeriku. Ya, hanya punggung datar, dengan kemeja kotak-kotak berwarna abu-abu, lalu rambut gondrong yang diikat karet gelang ditutupi topi hitam memandang ke arah sana, ke tengah sungai, di atas perahu. Dia tampak gagah dalam pandanganku.

Advertisement

Ini mungkin buta. Aku tertarik pada pria berambut gondrong. Tapi bukan perihal itu kawan, aku mengagumi kepribadiannya. Diam, cuek, sedikit bicara, namun perhatian dan amat patuh. Justru karena diamnya itulah yang membuatku tak bisa tidur. Lelaki misterius! Bikin aku gereget! Ingat kemarin, saat ia menggulungkan celana panjangnya untuk berwudhu, menyelimuti temanku yang tertidur di lantai mesjid di waktu istirahat, memotret-motret kami yang asyik bermain ombak, dan masih banyak hal yang ia lakukan tanpa bicara. Hampir di hari itu, dan sampai saat ini aku belum pernah mendengar suaranya.

Kawan, dua malam ini aku sulit tidur. Mungkin karena aku sedang merindukannya. Yang jelas, setiap kali mataku terbuka, gambar punggungnyalah yang pertama kali akan kulihat. Menyesal, kenapa waktu itu aku tak berbasa-basi untuk memotret wajahnya, sekedar berpura-pura. Mengapa saat dia meminjamkan laptopnya, aku tak mencuri foto-foto dia yang bertebaran di layar sana, mengapa aku sampai lupa? Padahal saat aku ingin mengembalikan laptopnya ke dalam tas, kulihat ada sebuah kartu identitas, semacam KTP atau kartu mahasiswa miliknya. Aku sama sekali tak berani membukanya, hanya ingin tahu siapa namanya. Nyaliku ciut, kawan!

Advertisement

Pun, sampai saat ini aku belum tahu siapa namanya. Yang kutahu, lelaki berpunggung datar dalam galeriku itu kusebut lelaki tangkai cemara.

Tulisan ini mewakili temanku yang sedang jatuh cinta, yang hatinya sedang bermekaran, bahkan bunga-bunga yang ada di halaman sekolah pun kalah meriah oleh perasaannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE