Maaf Kali Ini Kututup Buku Kita

Karenamu aku mengenal siapa diriku maka kenangan kisah semu itu akan selalu kuingat.

Saat kau mulai menghindar aku sudah curiga bahwa kau telah punya tambatan hati lain yang kau kagumi. sering kali kau beralasan saat kuajak bertemu hanya sekedar untuk menemaniku makan. Dulu kita sering makan bersama bukan? kau memintaku untuk memasakkan sesuatu yang spesial buatmu. Kau sering membagi makananmu denganku. Sesekali kau menyuapiku, katamu itu caramu menunjukkan sayangmu. Kau bilang kau orang yang kaku sekaligus pemarah dan hanya aku sosok wanita penyabar yang mampu mengertimu. Aku suka caramu mengambil perhatianku, tingkahmu kala cemburu mampu luluh lantakkan kerasnya hatiku. Sifat manjamu sering kali menggelitik rasaku untuk tersenyum dalam hati, dengan sering kau memelukku, bersembunyi di ketiakku, sungguh terlihat jelas kau sangat menyukai aroma parfum ditubuhku. Gigitan gemas sering kau lakukan di pipiku meski sesekali agak nakal suka mencumbu hingga timbul luka dibibirku. Kau selalu memintaku melakukan sedikit sentuhan lembut di area wajahmu, pijatan ringan di punggungmu. Manja sekali bukan?

Terkadang aku merasa kau seperti adikku sendiri yang suka manja minta ini itu pada seorang kakak. Tak lupa kau sering mengucap terima kasih setelah keinginanmu kuberi.

ah, kenapa aku bernostalgia begini.

Menjalin kisah denganku mungkin sedikit membosankan karena tak banyak yang bisa kau banggakan dariku dan bisa jadi itu alasan kau menghilang. Kau yang biasanya selalu memberi kabar, mengajakku bertemu, pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Aku menyadari kau pasti sudah mendapatkan hati yang kau ingini. Kau menutup akses buatku masuk ke ranah media sosialmu. Aku cerdik akal untuk urusan mencari tahu hal kecil seperti itu. Beberapa postingan menggambarkan kau tengah berbahagia dengan gadis belia bernama Cecilia. Nama yang cantik seperti judul lagu yang sering kau putar di-playlist-mu.

Baiklah, aku mengerti. Memang seharusnya begini sebab denganku hanya membuang waktu yang tak pasti. Sadar diri aku bukanlah wanita yang baik untukmu. Doaku akan tetap sama agar kau diberi kebahagiaan selalu dan semoga gadis itu mampu mengertimu melebihi pengertianku.

Kini aku rela sekaligus ikhlas melepasmu.

Jujur, sulit bagiku membiarkan kau pergi begitu saja setelah apa yang kita lalui bersama. Tak cukup beranikah dirimu berkata jujur padaku tentang gadis itu. bukannya pernah ku berkata agar kau jujur tentang siapa yang akan kau cintai selanjutnya. Berkali-kali ku berucap bahwa aku rela pabila kau ingin berbagi cinta suatu hari nanti. lupa kah dirimu akan janji tetap bersama walau tak bersatu? Ah, apa kau takut jika aku mengatakan hal buruk pada gadis itu tentangmu. bodoh, aku tak sejahat itu.

Hari demi hari aku lalui dengan kenangan yang memaksa tangisan pecah menyeruah. Tak banyak yang bisa ku ceritakan kepada sahabatku tentang kisah kita ini, mengingat hubungan kita bukanlah hubungan yang sering dipertontonkan pada dunia luas. Hubungan yang hanya kita berdua yang tahu.

Hubungan ini membuatku sadar akan ketidakbaiknya aku terhadap diriku sendiri hingga aku pun sering lupa diri bahwa hatiku banyak memar akibat kasih yang kau beri.

Pada akhirnya aku benar-benar ikhlas melepas segala yang membebani diri. Namun, kenapa kau hadir kembali? Adakah sesuatu yang tertinggal. Bukannya sudah jelas di hari ulang tahunmu kau bilang sekarang kita sudah punya kehidupan masing-masing. Meski hari itu kau berjanji akan sesekali menemuiku tapi sungguh aku sudah berhenti berharap kala itu. Memang sengaja aku mengundang kau hadir di peringatan hari di mana kau terlahir yang aku buat karena sesungguhnya itu caraku membuat perpisahan atas pertemuan kita selama ini. Aku hanya ingin kau mengucapkan sesuatu agar aku bisa benar-benar lepas dari jeratan hubungan ini, bukan dengan caramu yang pergi begitu saja. Aku hanya butuh kepastian darimu walau sebenarnya aku sudah mengetahui kau pergi karena dia yang kau cintai.

Semakin banyak yang kuketahui tentang kau, semakin yakin pula aku menutup kisah kita.

Nampaknya kau butuh kasih sayangku kembali. Kau paham betul aku mudah terbuai oleh rayuan manjamu. Aku selalu lumpuh di hadapanmu. Menuruti segala keinginanmu. aku harus bagaimana?

Kembalinya dirimu merusak move on-ku. Tepat sekali kau kembali karna dia pergi sebentar. Kau kesepian dan mencari pelarian. Kau tau aku selalu memaafkan semua kesalahan yang kau perbuat. Bahkan aku rela jadi fakir kasih sayang dengan mau berbagi hati dengan gadis yang kau sayangi. Idiot sekali kan aku.

Makin kesini banyak hal janggal yang membuatku sadar sesadar sadarnya. Kali ini aku yang akan pergi.

Kemarin aku masih lapang hati membuka peluang untuk kau kembali. Tapi ternyata gadis itu sedari lama yang kau ingini. Pertemuan pertama kali kita dulu hanya singgahan sementara sembari kau menunggu gadis itu putus dengan pacarnya. kau bermain cinta denganku. Ah, sungguh malang cinta tulusku dibalas cinta palsumu. Satu per satu kenyataan pahit mulai muncul ke permukaan. Kau hanya memanfaatkan kebaikan kasih tulusku. Kau kembali hanya karena kau butuh sesuatu dariku. Betapa tololnya aku jika masih mau berbagi dengannya.

Maaf sayangku, kali ini aku tak mau lagi berurusan dengan cinta palsumu. Cukup sampai di sini saja kebodohanku. Terima kasih telah membuka lebar logikaku. Sungguh saat ini aku masih mencintaimu tapi tidak untuk menjadi tolol seperti maumu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

hanya tulisan lamunan

13 Comments

  1. Persis sama akhirnya, hanya beda awal kisah ceritanya 🙂

  2. hampir mirip kisahnya tapi aq sdh sempat menikahi org tsb.

  3. Billy LyLy berkata:

    ” Aku hanya ingin kau mengucapkan sesuatu agar aku bisa benar-benar lepas dari jeratan hubungan ini, bukan dengan caramu yang pergi begitu saja. Aku hanya butuh kepastian darimu “

  4. Evi Julia berkata:

    Izin share …