Mari Duduk dan Berbicara Tentang Mempertahankan

Pertama kali saya dengar istilah pejuang restu adalah dari seorang selebtwit yang saat itu sedang menjalani hubungan "tanpa" restu dari orang tua.

Advertisement

Mungkin terlalu kasar kalau saya sebut tanpa, untuk membesar-besarkan hati kita mari kita sebut saja dengan belum. Belum direstui orang tua.

Mari duduk kawan, dan akan saya ceritakan sedikit tentang mempertahankan.

Saya menjalani hubungan ini pertama kali puluhan purnama lalu, dan bukan waktu yang mudah. Bukan waktu yang singkat, untuk menjalani ini semua sampai sekarang.

Advertisement

Saya pernah ditentang dengan sangat keras, dijatuhkan, dijauhkan dan dipisahkan. Saya pernah menangis, bahkan tertawa sambil menangis. Saya pernah menjalani perjalanan panjang, demi sebuah kata. Saya pernah mencintai kemudian ditentang.

Saya tidak tahu sejak kapan saya bisa sekuat dan segila itu untuk dapat mempertahankan

Advertisement

Bukannya saya tidak merasa takut. Saya selalu merasa takut. Tapi semakin saya takut semakin saya ingin mempertahankan. Karena bersangka baik kepada sang maha pembolak balik perasaan adalah satu-satunya hal yang terus saya lakukan.

Tidak terhitung air mata saya, bagaimana kami berpegangan saling menguatkan satu sama lain. Berbicara tentang masa depan bahkanpun untuk membayangkan alasan apa yang harus saya buat untuk dapat bertemu dengannya saya masih belum tau.

Sungguh aneh mempertahankan itu, saya seringkali merasa sedih disaat sedang tertawa lepas, memikirkan bahwa mungkin saja ini adalah pertemuan terakhir kami. Saya sering pula merasa senang, diantara isak dan kalimat yang saling menguatkan karena saya tau dia akan terus bersama saya bagaimanapun hari kami esok.

Saya terus menerus percaya bahwa suatu saat nanti akan ada saat dimana tembok itu akan runtuh, benteng itu akhirnya terbuka, hati yang dilemahkan dan perasaan yang terlah dibalikkan. Saat dimana Tuhan akhirnya menjawab segala doa dan rayu-rayu kita.

Mari terus bersama, saling mempertahankan. Tidak ada yang tidak mungkin, mari terus bersangka baik kepada sang maha pembolak-balik perasaan. Mari terus bersama dan berbahagia.

Now we know how juliet felt 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Love to talk about everything, and mostly nobody would listen. So yeah that is the reason why i write.

CLOSE