Memantaskan Diri Karena Allah

Adakalanya langit yang kelabu itu akan menjadi cerah saat diterangi cahaya. Sama halnya dengan kita yang terkadang lemah taat pada Allah, akan menjadi semangat saat kita terus berdekatan denganNya.

Kita yang saat ini sedang memperbaiki diri menuju pribadi yang lebih baik. Menata hidup agar tidak lagi salah arah. Merangkai mimpi agar memiliki tujuan hidup dan… memantaskan diri untuk menjadi lebih baik lagi, semoga niat itu semua lurus karena Allah semata bukan karena yang lain. Perihal pasangan hidup misalnya, kita memantaskan/memeperbaiki diri seolah-olah hanya karena ingin mendapatkan pasangan yang Shalih/a agar jodoh kita menjadi baik nantinya. Padahal, sesuatu yang bukan karena Allah, sesuatu yang bukan di niatkan untuk ibadah maka akan sia-sia.

Semooga niat itu lurus untuk terus memperbaiki diri karena Allah, bukan karena perihal jodoh. Sebab, saat memantaskan diri tak lagi karena Allah, mungkin bisa saja kita mendapatkan pasangan yang baik, tapi apakah Allah ridha?

Memantaskan diri itu penting, tapi kembali lihat niat kita. Apakah murni karena Allah atau mungkin karena jodoh? Ingat, hidup didunia ini untuk mendapatkan ridha Allah bukan ridha jodoh.

Saat kita memantaskan diri karena Allah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita dan Insya Allah ridhapun di dapat. Tapi kalau memantaskan diri hanya untuk jodoh, rasanya tidak pantas, sebab cinta Allah-lah yang Kekal dan pasti.

Dari sini, mari memperbaiki niat kita. Menata kembali niat yang ‘mungkin’ salah. Memantaskan diri karena Allah bukan karena Jodoh.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

minta kritik & saran nya ya dari kalian, agar bisa diperbaiki penulisannya....terima kasih...^_^

One Comments

  1. Whisnu berkata:

    saya tahu, saya nggak pernah pantas. saya nggak setinggi imannya dengan kalian semua, saya juga sadar diri bahwa jodoh itu nggak kayak cari kerja atau beli sesuatu. namun ada kalanya ada was was dihati kalo tidak menikah, saya sejujurnya nggak mau pacaran, menikah lebih baik. usaha? ya saya lakukan tapi hingga diusia yang tak lagi muda juga tidak ada. apa saya pemilih? rasanya enggak, apa karena iman saya kurang? lalu bagaimana dengan mereka yg menikah punya iman kurang tapi tetap ada?