Mengenal Pulau Misterus nan Indah ‘’SOCOTRA ISLAND’’

Socotra, pernakah teman-teman mendengar nama itu? Socotra adalah sebuah kepulauan kecil yang terletak di Samudera Hindia. Kepulauan Socatra terletak 80 km sebelah timur Tanduk Afrika dan 380 km di selatan Jazirah Arab. Kurang lebih sekitar 42.000 penduduk tinggal di pulau eksotis ini. Sebagian besar tinggal di kota Hadiboh. Bahasa yang mereka pakai adalah bahasa Soqotri. Mata pencaharian mereka umumnya beternak. Pulau Socotra merupakan bagian dari wilayah Republik Yaman. Pulau ini disebut sebagai ‘neraka dunia dan pulau alien’, tetapi sebabnya sendiri tidak diketahui. Pulau ini sangat terpencil, yang pelancong pun tidak pernah berkunjung kesana. Tempat ini tidak pernah dipromosikan meskipun memiliki kelebihan yang menarik. Pulau terpencil ini hanya didiami 40 ribu jiwa saja. Keanehan pulau ini adalah anggapan bahwa sering dikaitkan dengan penjara Dajjal. Hal ini karena jika berkunjung ke Socotra akan terkesan seperti ke planet lain dan teori mengatakan, tempat ini mungkin sebagai tempat dajjal dikurung. Anggapan itu semakin dipercaya karena dipadukan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabul fitan wa asyrotis sa'ah, bab Qishoshul Jassasah (4/2261 no 2942), bahwa tempat Dajjal dikurung ialah Laut Yaman. Hingga saat ini, sebagian ilmuwan berpendapat flora dan fauna di pulau ini merupakan spesies yang hidup di masa lampau dan belum pernah diidentifikasi sebelumnya. Karena letak pulau yang terasing dari dunia luar dan karakteristik iklimnya yang unik, flora dan fauna ini masih bertahan hidup hingga saat ini. Pulau ini terus dipertahankan keasliannya oleh UNESCO dengan segala keanehan di dalamnya. Pulau Socotra juga dicalonkan kedalam 7 situs warisan dunia. Menakjubkan kan.

Advertisement

SEJARAH PULAU SOCOTRA

Nama Socotra berasal dari bahasa sansekerta, 'sukhadhara dvipa' yang memiliki arti "pulau kebahagiaan". Menurut sejarah, penduduk pulau socotra telah memeluk Kristen sejak tahun 52 setelah masehi. Pada abad 10, seorang ahli geografi Arab yang bernama Abu Muhammad Al-Hassan Al-Hamdani menyatakan bahwa pada masanya, penduduk Socotra mayoritas memeluk agama Kristen. Konon mereka juga telah mempraktekkan ritual sihir kuno. Pada tahun 1507, armada Portugis mendarat di pulau ini. Tujuan mereka adalah untuk menghentikan perdagangan Arab dari Laut Merah ke Samudra Hindia serta ingin menghapuskan aturan-aturan Islam dalam perdaganga-perdagangan tersebut. Invasi Portugis ini tidak berjalan mulus karena penduduk setempat menentang mereka. Pada tahun 1511, pulau ini dikuasai oleh Kesultanan Mahra. 456 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 30 November 1967, Pulau Socotra menjadi bagian dari Republik Rakyat Yaman Selatan yang pada saat ini telah berubah menjadi Republik Yaman.

FLORA DAN FAUNA PULAU SOCOTRA

Advertisement

Sepertiga dari spesies flora dan fauna ditemukan di kepulauan Socotra, umumnya flora dan fauna dari pulau yang terletak di kawasan samudera Hindia ini tidak bisa dilihat dan ditemukan di tempat lain di muka bumi ini. Pohon-pohon dan beberapa varietas tanaman di pulau ini telah berevolusi dengan iklim berlawanan yang mengejutkan selama 20 juta tahun. Pulau Socotra adalah rumah bagi sekitar 1.142 spesies langka flora dan fauna, dan merupakan sepertiga dari semua spesies yang ditemukan di planet bumi. Beberapa tumbuhan pun terancam punah di pulau ini. Flora dengan bentuk aneh seperti pohon Darah Naga (Dracanea Cinnabari) menjadi ikon khas pulau ini. Konon getah pohon ini digunakan penduduknya sebagai obat dari segala penyakit. Flora unik lainnya adalah tanaman raksasa Dendrosicyos, pohon Delima Socotra yang langka (punica protopunica), Dorstenia gigas, pohon ara berbentuk bulat, myrrhs, dan lidah buaya langka serta sederet tmbuhan endemik lainnya. Umumnya tumbuhan-tumbuhan tersebut hidup di bebatuan merah di tebing Maalah dekat desa Qulansiyah, di ujung barat Sokotra. Berbagai spesies ini telah menyesuaikan diri dengan rentang suhu, tingkat kelembaban, dan ketinggian (secara unik beradaptasi terhadap panas, gersang dan kerap disapu angin). Pegunungan Haghier merupakan tempat yang menarik dihuni oleh seratus spesies endemik . Beberapa orang yang tinggal di pulau ini selama beberapa periode memanfaatkannya sebagai gaharu dan juga untuk bahan kosmetik. Sementra untuk fauna di pulau ini banyak dijumpai ular-ular besar penghuni gua-gua di Sokotra. Chamaeleo monachus (bunglon) hanya ditemukan di Sokotra. Penduduk setempat percaya bahwa bunglon tersebut ajaib. Konon orang yang mendengar desisnya bisa menjadi bisu. Keong darat memanjat pohon untuk menghindari panas di Dataran Zahr yang tandus di Sokotra. Burung dendang laut cokelat (Sula leucogaster) banyak terdapat di pantai barat Sokotra dan berkembangbiak di Sokotra atau pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Kepiting air tawar hanya terdapat di pulau Sokotra dan menjadi mata rantai tertinggi makanan air.

Dajjal dan Pulau Socotra, apa kaitanya ya?

Advertisement

Jika kita merujuk kepada hadits Rasul, sangat jelas menyatakan Dajjal adalah manusia biasa yang diciptakan Allah khusus untuk menguji umat manusia di akhir zaman. Dajjal akan mengaku sebagai Nabi Allah yang turun ke bumi dengan wujud manusia, dengan segala kesaktiannya yang dapat dikatakan setingkat muzizat. Dajjal sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Tetapi sampai waktunya bebas ia akan senantiasa terkurung di sebuah pulau di Laut Syam atau Laut Yaman. Syam adalah sebuah negeri pada masa lampau yang menjadi jantung perdagangan Timur Tengah. Saat ini, wilayah Syam meliputi Palestina, Libanon, Suriah dan Yordania. Sehingga jika kita melihat peta, Laut Syam mungkin maksudnya Laut Tengah yang berbatasan langsung dengan Palestina dan Libanon memanjang sampai ke Samudera Atlantik yang ada di antara Benua Eropa, Afrika dan Amerika. Sedangkan, Laut Yaman mungkin maksudnya adalah Samudera Hindia yang ada di selatan Benua Asia.HR Muslim dalam kitabul fitan wa asyrotis sa'ah, bab Qishoshul Jassasah (4/2261 no 2942), menjelaskan tentang pulau tempat Dajjal dikurung ini. Dimana ada sekelompok pelaut Arab yang beragama Kristen yang tidak sengaja sampai di pulau itu. Kemudian setelah pulang mereka menemui Rasul untuk menceritakan kisahnya sekaligus berbai'at masuk Islam. Berikut friksi ringkasan ceritanya :

Selama berhari-hari Tamim Ad-Dari bersama anak buahnya terombang-ambing di lautan akibat badai. Hingga mereka terdampar di sebuah pulau yang sangat asing, lalu mereka bermaksud singgah di pulau tersebut. Kemudian setelah di darat, mereka bertemu dengan sebuah binatang dengan bulu yang sangat lebat sehingga tidak nampak mana kepala dan mana ekornya, namanya Jassasah. Binatang penjaga pulau itu pun berbicara supaya mereka menemui seseorang yang ada di kuil karena ia membutuhkan berita dari mereka. Lantas mereka tergesa-gesa pergi ke kuil itu karena takut binatang tersebut. Setelah tiba di kuil, mereka menemui sesosok manusia yang ukuran tubuhnya cukup besar dan sedang terpasung. Dimana kedua tangan dan lehernya dirantai dengan rantai yang sangat besar dan kuat sampai ke lutut dan kakinya sehingga posisinya duduk. Lalu orang itu pun bertanya tentang siapa mereka dan asal mereka, maka mereka pun menjawab bahwa mereka adalah pelaut Arab yang tersesat dan sampai ke pulau itu. Ia pun bertanya lagi tentang keadaan di wilayah Arab khususnya negri Syam kepadanya. Dimana berita dari mereka itu berisi 4 tanda menjelang kebebasannya ke dunia luar.

Sungguh rahasia Allah SWT akan hal-hal tersebut, sesungguhnya hanya Allah SWT yang tahu wujud dan kapan kemunculan Dajjal itu. Tugas kita sekarang hanyalah berdo’a dan memohon ampun kepada Allah SWT agar selalu diberi perlindungan dan petunjuk, baik di dunia maupun akhirat.

#MRioALdino

#SalamSukses

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya lahir pada tanggal 11 Januari 1998 di Kota Manna Bengkulu Selatan. Saat ini saya sedang menempuh study di Universitas Gunadarma jurusan Ilmu Komunkasi. Hobby saya Beladiri Karate, Music, Blogger, dan Fotografi.

CLOSE