November Rain

Judul lagu dari penyanyi rock Guns N Roses, “November Rain” adalah judul yang cocok untuk kisah ini. Kamu ingat nggak? Ini soal peristiwa di malam tanggal 10 November 2011 yang lalu. Etss.. jangan salah! Ini bukan soal hari pahlawan. Walaupun demikian, hari pahlawan tidak boleh diabaikan beitu saja, karena dengan jiwa jiwa pahlawan kita memutuskan hubungan kita secara berani. Keputusan itu layaknya seorang pahlawan yang dengan gagah berani dan rela berkorban demi bangsa yang ia cintai. Ya…, aku masih ingat dengan jelas peristiwa malam itu. Malam yang penuh dengan air mata. Ini bukan ilusi melainkan fakta. Jika kamu lupa akan hari bersejarah itu, di sini aku mengingatkanmu.

Advertisement

Malam itu di sini, hujan turun begitu deras menggenangi bumi. Tidak demikian dengan lagitmu di seberang sana. Aku tahu disana tidak hujan seperti di sini. Akan tetapi, kamu menghujani bumi malam itu dengan air matamu. Waktu itu adalah saat-saat terakhir hubungan kita. Kamu meminta padaku malam itu untuk mengakhiri semuah kisah yang telah kita jalani bersama. Ya… kisah cinta yang tulus yang telah kita lalui bersama harus berakhir di sini. Memang benar kata orang…, “di mana ada pertemuan, pasti ada perpisahan di sampingnya, di mana ada cinta, pasti ada sakit hati di sampingnya, di mana ada kebahagiaan, pasti ada duka di sampingnya”.

Malam itu, adalah malam yang menyakitkan bagiku. Namun inilah jalan terbaik bagimu dan mungkin juga bagiku. Aku tahu bahwa semua ini kamu lakukan demia aku. Aku tahu kamu mencintai aku dengan tulus, sehingga kamu mengambil jalan ini. Aku iklas jika semua ini membuatmu bahagia. Aku tidak mau kamu sedih sampai meneteskan air mata seperti ini. Akhirnya, semuah kisah cinta yang pernah kita jalani bersama berakhir di sini. Semuanya telah berakhir antara hatiku dan hatimu. Takkan ada rindu sperti yang dulu… syair lagu Ungu Band ini menjadi kesimpulan akhir dari semuanya. Apakah kisah ini akan lenyap selamanya dan hanya tinggal kenangan?

Hari berlalu tahun pun berganti. Maka, kutuliskan kisah ini untuk mengingatmu. Aku berharap suatu saat kamu membacanya dan mengenang kembali kisah kita yang telah berlalu ditelan waktu. Namun aku yakin kekuatan cinta dapat mengalahkan semuanya. Cinta itu tidak begitu saja berlalu. Seperti kata pengkotbah “Air yang banyak tidak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tidak dapat menghanyutkannya”.

Advertisement

Cinta itu masih hidup di hatiku dan kurasakan lebih kuat dari yang sebelumya. Huuuft.. aku bertanya pada Sang Cinta “Apakah dia adalah tulang rusukku?”. Entahlah… semua yang terjadi, Engkaulah yang merencanakannya. “Apakah kamu juga merasakan seperti yang kurasakan sahabatku?” aku bertanya pada sebuah poster yang terpampang indah di dinding kamarku. Poster itu adalah gambarmu yang aku abadikan untuk mengenangmu. Pertanyaan tinggal pertanyaan dan semuanya akan dijawab oleh waktu. Ya… aku yakin. Aku yakin kamu masih mencintai aku. Itu terbukti dari kata-kata atau pesan singkat yang kamu kirimkan padaku.

Maafkan aku jika cintaku padamu semakin kuat. Aku juga tidak tahu mengapa itu terjadi. Itulah yang kurasakan di setiap nafasku. Kamu sungguh berbeda dari sekian cewe yang aku kenal. Akan tetapi, ingin ku katakan satu hal kepadamu sebelum aku mengakhiri kisah ini. Satu hal yang ingin aku katakan padamu adalah “aku mencintaimu”. Ya… aku akan selalu mencintaimu sampai aku menutup mata.(Erick M. Sila)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

TENTANG PENULIS=> Nama lengkap: Frederikus Mikhael Sila Nama panggilan: Erick Sila TTL: Sallu, 05 Februari 1987 Email: ericksevensix@gmail.com atau ericksila@yahoo.co.id Saya, Erick M. Sila merupakan anak ke-4 dari enam bersaudara. Saya lahir di Seoam/Sallu, Kec. Miomaffo Barat, Kab. Timor Tengah Utara, Timor-NTT pada 05 Februari 1987. Menempuh pendidikannya di SD Negeri Impres Lemon, SMPN 2 Kefamenanu, SMAN 1 Miomafo Barat. Tahun 2009 melanjutkan pendidikannya di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas Medan-Sumatera Utara dan pada tahun 2013 berhasil meraih gelar sarjana. Saya juga adalah alumni dari Indonesia Menulis angkatan ke-52, asuhan bapa Budi Sutedjo Dharma Oetomo dan Ibu Maria Heryani. Minat menulis mulai muncul ketika masih di bangku kuliah, namun hal ini berangsur-angsur hilang karena tidak adanya dorongan dan motivasi dari orang lain. Motivasi menulis menjadi bangkit kembali berkat INDONESIA MENULIS asuhan bapa Budi Sutedjo Dharma Oetomo dan Ibu Maria Heryani. Akhirnya saya mulai bersemangat untuk menjadi seorang penulis yang handal dan berkualitas.

CLOSE