Pertemuan Oleh Waktu

Dunia adalah hal yang lucu, Dan kenyataannya seperti itu. Apa yang aku rasakan saat ini adalah yang aku nikmati. Membuktikan bahwa cinta tak akan bisa berlari ke arah yang lebih jauh meskipun kita menginginkannya.

Advertisement


Kau dahulu adalah cerita yang fana, tokoh dongeng dengan berjuta fantasi dalam imajinasiku.

Kau yang dahulu tak bisa ku sentuh, tak tersentuh, bahkan mustahil.

Kau yang dahulu adalah keajaiban bagi pemimpi seperti aku.

Advertisement

Kini berada tepat di depanku dengan nyata. Kini dapat ku sentuh dengan penuh rasa tak percaya.


Waktu membawamu kembali dengan berbagai fase unik yang kau dan aku sendiri tak dapat menjelaskannya; hanya dengan gelak tawa yang sampai saat ini masih tidak percaya dengan keajaiban takdir.

Advertisement


“Abrakadabra, Simsalabim” atau apalah mantra-mantra tak masuk akal yang coba kita terjemahkan dalam pertemuan tak terduga antara kita, iya “kita” dua orang yang terpisah jauh oleh waktu, tertelan oleh waktu dan kembali oleh waktu.


Perasaan buta yang terhalang, kian mencari jalan keluar. Perasaan yang harusnya terkubur karena luka masa lalu yang pernah kau tancapkan, masih saja mengejolak, tak pernah mati, tak pernah jera. Mencari sisa-sisa bayangmu yang kau tinggalkan padaku, hingga kudapati dirimu dengan sengaja.

Ku dapati dirimu masih saja berada di persimpangan, meskipun banyak kali kau pergi berpetualang. Kau masih saja seperti itu, menyimpan pesona yang tak bisa aku hilangkan dalam kepalaku pun masih saja seperti itu, tak dapat kupercaya. Namun anehnya, aku masih saja berada di tempat yang sama.

Tak pernah terduga, masih saja menjadi topik pembahasan dalam kepalaku yang masih saja belum bisa menerima takdir yang tak percaya. Hal yang begitu menakjubkan adalah kau memiliki perasaan yang sama, tapi luka masa lalu yang masih saja belum kubersihkan, masih berdebu, masih terasa, tak akan bisa ku hilangkan. Aku tak percaya apa itu cinta.

Keyakinan-keyakinan yang coba kau tekankan, Bahasa tubuhmu yang kian menginsyaratkan. Tatap matamu yang mendalam, Tawamu yang kian mengobati adalah hal-hal indah yang selalu aku nikmati. Rasa nyaman yang terasa, yang dihadirkan, membuat diriku benar-benar terlarut dalam suasana kita.


Mimpi kecil tak terduga yang menjadi sebuah kenyataan, kau dan aku saling mencintai. Dan kuharap aku tak berlinangan air mata dan mendapati punggungmu dibelakangku seperti pahitnya masa lalu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE