Rinduku Masih Panjang, Meski Engkau Telah Berpulang

Senja baru saja menggelar pesonanya. Dibawah langit yang kemerahan, aku duduk sendirian. Kopi yang aku pesan sudah dingin entah sejak kapan. Jika ia bisa berbicara,pastilah sudah meronta minta dihabiskan. Karena dibiarkan begitu saja bukan hal sepele,rindu juga demikian

Advertisement

Selamat sore Cinta,

Untuk yang kesekian kali, tiba-tiba aku merindukanmu. Aku ingin bicara berdua denganmu. Bicara tentang sepotong senja yang akan kita lewati hingga datang masa tua. Tetapi lagi-lagi hanya pada mentari aku mencurahkan semuanya.

Apa kabar, sayang? Aku baik-baik saja, dan masih mencintaimu seperti biasa. Jangan pernah bosan mendengarnya, karena aku sendiri sudah bosan membunuh rasa yang tak kunjung binasa.

Advertisement

Semenjak kepergianmu, tak banyak yang berubah. Café ini masih menampilkan hamparan senja yang manis di ujung lautan. Ombak masih menyapu seisi pantai, dedaunan masih berayun seirama hembusan angin. Barangkali yang berubah hanya kamu. Ketidakhadiranmu.

Bisakah lagi terulang, aku duduk disini sambil membelai rambut panjangmu? Bercerita sepanjang malam dan membiarkan kopi menjadi dingin kemudian? Bisakah lagi terulang aku mendengar canda khasmu? Melihat senyum simpulmu? Memeluk erat tubuhmu?

Advertisement

Ah Sial! Air mata sialan ini lagi-lagi tak tertahankan.

Aku sudah lama sadar, suatu saat akan ada yang pergi lebih dulu. Dan kuharap bukan kamu. Tapi bodohnya, sebelum aku bersiap menerima kepergianmu, aku sudah kehilanganmu.

Untung saja rindu ini tak berupa, jika rindu ini air mungkin aku sudah tenggelam olehnya. Seperti kamu yang kini menjelma jadi kenangan. Dan membuatku terus tenggelam di masa silam.

Aku disini, bersama senja yang kuharap bisa menjelma menjadi kamu.

Aku mencintai kamu, seperti kamu mencintai senja. Sesekali aku berfikir untuk jadi mentari, agar bisa tenggelam bersamamu, senjaku. Tetapi lagi-lagi hanya aku yang tersisa disini. Manusia yang nyaris gila merindukanmu.

Sebentar lagi langit kemerahan itu akan menjadi gelap. Mentari akan segera terbenam seiring menghilangnya senja. Meski sebenarnya bagiku, senja sudah lama hilang bersama perginya kamu. Hanya ada aku dan hari-hari penuh rindu.

Tetapi nyatanya senja terus datang setiap sore. Seolah mengajakku bercengkrama tentang cantikmu. Sepertinya, senja juga merindukanmu. Barangkali kepergianmu merusak eloknya senja. Jadi jangan cemburu jika pada akhirnya senja nyaris menggantikanmu menemaniku di pantai ini.

Bukan karena aku jatuh cinta pada indahnya senja, tetapi karena setiap aku melihat senja aku merasa melihat kamu. Kamu seolah ada diantara gugusan awan oren kemerahan itu. Menebar keindahan. Memberi kedamaian bagi siapapun yang melihatnya. Jadi meskipun kamu di alam berbeda, rinduku terbayar setiap kali senja menampakan pesonanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Cuma gadis 20 tahunan.

CLOSE