Segera Hadir Museum Purbakala Terbaru di Jawa Tengah

Butuh waktu sekitar dua jam perjalanan dari Kota Tegal untuk menuju Desa Semedo tempat ditemukannya fosil pra sejarah tersebut. Perjalanan kami menuju Desa Semedo sungguh di luar dugaan karena ternyata jalan yang harus kami lalui sangat menantang. Terdapat lubang sedalam kurang lebih 30 cm di sepanjang jalan yang kami lewati. Kondisi ini membuat perjalanan semakin lama dan melelahkan. Karena harus menerjang berbagai rintangan yang ada. Intensitas turunnya hujan yang tinggi dan banyaknya angkutan muatan material menuju lokasi pembangunan museum membuat kondisi jalan semakin rusak.

Ketertarikan saya mengenai penemuan fosil prasejarah saat itu berawal dari kakak saya yang bekerja di Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Tegal yang salah satu tujuannya adalah membantu masyarakat pedesaan menemukan dan mengembangkan potensi sumber daya manusia, alam dan budaya agar dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat pedesaan.

Tepatnya setahun yang lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti suatu acara yang diadakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Tegal, Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Tegal, Balai Arkeologi Yogyakarta serta Komunitas Peduli Situs Purbakala Semedo. Pertemuan tersebut membahas arti pentingnya mempelajari situs Purbakala yang ditemukan di Desa Semedo Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Tegal pada tahun 2005 yang lalu. Tempat diadakannya acara tersebut merupakan tempat yang nantinya akan dibangun sebagai Museum Situs Purbakala Semedo yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

Penemu pertama kali fosil prasejarah di Desa Semedo yaitu warga sekitar yang bernama Pak Dakri. Pak Dakri yang saat itu sedang berladang menemukan beberapa fosil tulang manusia purba dan benda – benda yang digunakan berjuta – juta tahun yang lalu. Kemudian beliau menginformasikan kepada LSM Gerbang Mataram untuk selajutnya melaporkan penemuan fosil purbakala tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal.

Berhubung penemuan ini harus melalui proses penelitian terlebih dahulu sebelum ditetapkan sebagai situs prasejarah, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal meminta Balai Arkeologi Yogyakarta untuk melakukan penelitian. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam bentuk survei permukaan, pemetaan dan ekskavasi. Hasilnya adalah Situs Semedo merupakan situs Manusia Purba "terbaru" di Jawa Tengah dan memiliki peranan yang penting karena dapat memberikan gambaran evolusi fauna dan lingkungan purba sejak 1,8 juta tahun yang lalu di Jawa Tengah bagian barat.

Situs Semedo juga merupakan bagian dalam rangkaian situs-situs Plesteson yang berkaitan dengan migrasi-kolonisasi manusia purba di Indonesia. Di Situs Semedo ini juga ditemukan himpunan artefak paleolitik sehingga dapat digunakan untuk merekonstruksi budaya manusia purba di situs tersebut. Oleh karena itu, perlu di lakukan penelitian, pelestarian, dan pengelolaan secara komprehensif dan berkelanjutan. Koleksi hasil penemuan tersebut saat ini disimpan di rumah Pak Dakri dan beberapa rumah warga yang dijadikan Pondok Informasi Situs Semedo.

Hasil penemuan tersebut berupa artefak batu, fragmen atap tengkorak, fosil fauna, alat serpih dan masih banyak lagi. Pada tahun 2014, Pak Dakri juga menemukan fosil gigi dan rahang bawah kingkong Jawa Purba. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan Kingkong bukan hanya mitos belaka dan saat ini disimpan di Museum Sangiran Sragen. Rencana Pembangunan Museum Situs Semedo ini telah berjalan kurang lebih hampir tiga tahun.

Pembangunan museum ini juga mengalami beberapa proses salah satunya yaitu pembebasan lahan dan masalah teknis lainnya seperti infrastruktur jalan yang masih rusak parah. Adanya pembangunan museum, nantinya sebagai wahana hiburan serta edukasi belajar dari sejarah, kearifan masa lampau dan mengamalkannya di masa sekarang.

Pembangunan museum juga harus diimbangi dengan kesadaran masyarakat untuk peduli dengan hasil penemuan benda prasejarah agar tidak tergiur dengan rayuan para oknum yang ingin memilikinya dengan cara ilegal. Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses pembangunan Museum tersebut, dengan kegiatan pengembangan jasa dan kreativitas yang menunjang kegiatan ekonomi kreatif masyarakat di kawasan museum Semedo agar masyarakat sekitar merasakan adanya dampak ekonomi dari pembangunan museum tersebut.

Tugas berat ini tidak hanya untuk pemerintah daerah setempat dan pengelola saja, tapi semua pihak seharusnya terlibat dalam mengambil peran dan tanggung jawab terhadap perkembangan dan kemajuan museum tersebut. Kedepannya semoga Museum Purbakala Semedo ini menjadi museum yang bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan memberikan keanekaragaman budaya Nusantara serta memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Anak rumahan yang bekerja setiap hari jam 8 - 4 sore , penyuka yogurt dan donat, jarang libur tapi suka liburan