Selama Ini Aku Berbohong Agar Kau Tak Menangis

Sulit dipercaya memang,suatu sore kau hubungi aku, suatu sore kau katakan kau ingin bertemu denganku. Sulit dipercaya, namun itu benar adanya. Tetapi mengapa engkau datang setelah ribuan tempaan aku lalui sendiri, ribuan tempaan yang membuat aku hampir saja melupakanmu. Ah,sial nya kau datang dan hubungi aku yang membuatku kembali mencintaimu. Kau rubah prinsip yang aku tata setelah kehilanganmu.

Advertisement

Tetapi bodohnya aku, yang mau saja menemuimu, walaupun sudah aku tolak, tetapi hati tetap tidak sanggup menolaknya. Kamu ingin menyelesaikan problematika masa lalu dengan ku. Mengapa tidak sejak dari dulu kita selesaikan? Aku sudah tawari hal itu dari dulu kan? Iya mengapa tidak dari dulu? Problematika yang kau anggap besar itu sebenarnya hanyalah kesalahpahaman. Kau tahu?

Problematika masa lalu itu yang membuat kamu berfikir bahwa aku adalah lelaki keras kepala, problematika masa lalu itu pula yang membuatmu sakit hati kepadaku. Padahal kenyataanya aku lebih sakit.

Kau tahu? aku berbohong agar tidak membuatmu menagis. Kututupi semua kecembuaruanku agar kamu tidak menagis, karena aku tahu kamu masih sering chatting dengannya. Aku tutupi sakit hatiku agar kamu tidak menangis. Aku tutupi semua perkataan sinis orang lain yang mempertanyakan keseriusanmu kepadaku agar kamu tidak menangis. Aku tutupi semua perkataan mereka yang mengangap bahwa aku hanya 'pelampiasanmu', dan lagi-lagi aku lakukan hal itu agar kamu tidak menangis.

Advertisement

Dari awal kita merajut tali kasih hingga kau pergi,aku selalu berbohong tentang sakit apa yang aku rasakan agar tidak membuatmu menagis. Namun kamu sepertinya tidak paham apa yang aku rasakan, aku rasa kamu benar-benar tidak memahami apa arti pengobananku ini. Kamu, Iya Kamu.

Suatu ketika, Kamu marah dan benar-benar mengacuhkanku karena kesalahpahaman kita. Kesalahpahaman karena omongan mereka. Kesalahpahaman yang benar-benar membuat kamu pergi membawa sakit hati. Namun, kalau kamu ketahui, aku lebih sakit hati. Kau benar-benar pergi, setelah aku ajak bicara baik baik.

Advertisement

Sehari, dua hari, tiga hari setelah kamu pergi. Benar benar aku hidup dalam kepalsuan. Senyum kepalsuan, bahagia kepalsuan, semua yang nampak ceria adalah kepalsuan. Berbulan bulan aku lalui tanpamu dan berat kurasakan hidup tanpamu. Aku coba melupakanmu, aku coba move on dari mu. Namun sayang, kamu masih tertanam dilubuk hatiku.

Oh,tiba-tiba dibenakku terfikir mungkin ini balasan karena aku sering melupakanMu Tuhan. Kemudian Aku dekatkan jiwa dan ragaku kepada sang pencipta. Akhirnya entah tanpa sengaja atau tidak, aku dipertemukan dengan seorang anggun yang mempesona. Hingga aku benar-benar merasa mencintainya dan benar benar merasa sudah melupakanmu.

Ah sial, suatu sore kau hubungi aku dan ingin bertemu denganku dan aku "iya" kan permintaanmu. Kemudian Ibarat tersadar setelah ditampar sangat keras ,aku menyadari bahwa seorang anggun yang mempesoan itu ternyata hanya pelampiasan ku. Ternyata aku belum bisa move on dari mu.

Kita berdua bertemu lagi untuk menyelesaikan problematika masa lalu. Iya, aku duduk berdua denganmu setelah lama tidak merasakan hal itu, sungguh bahagia aku. Kau luapkan semua keluh kesah dan sakit hatiku kepadamu sehingga membuatmu lega. Kemudian kau memintaku untuk luapkan semua sakit hatiku, namun aku berbohong dan hanya ungkapkan sebagian kecil sakit hatiku, tidak semua. Itu semua aku lakukan agar tidak membuatmu menangis. Setelah pertemuan itupun aku juga berbohong agar membuatmu semangat dan termotivasi.

Kau tahu, aku sangat bahagia bisa dekat denganmu kembali. Kau tahu, sakit hati yang aku rasakan itu lebih sakit daripada apa yang kamu rasakan. Tapi aku bahagia bisa dekat denganmu kembali. Mungkin sakit hatiku kepadamu sudahlah sedikit reda, namun sakit hati kepada mereka semua yang tidak suka dan membicarakan kita di belakang kita masih belum selesai.

Maaf kita salah paham selama ini, maafkan aku selama ini berbohong kepadamu. Aku mencintaimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa pemburu hidayah dan beasiswa S2.

CLOSE