Semua Akan “Sudahlah” Pada Waktunya

Tidak ada yang mudah ketika kita diharuskan untuk tetap menjalin hubungan baik dengan seseorang yang pernah sangat istimewa di hati kita. Terlebih lagi ketika dia juga pernah sangat menyakiti hati kita hingga habis semua rasa.

Aku tak pernah lupa bagaimana rasa ringannya badanku saat kau mendorongku pergi dari kehidupanmu. Bagaimana sesak dadaku bersamaan dengan nafasku yang memburu sekaligus tercekat di tenggorokan saat aku tau kau pergi bersamanya. Bahkan akupun menjumpainya sendiri. Melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Aku lihat sosok itu.

Tidak. Dia tidak begitu cantik. Semua orang berkata aku jauh lebih cantik darinya. Tapi tak ada lagi yang bisa kulakukan saat dia bisa menarik perhatianmu. Ya. Ternyata dia lebih bisa mencuri perhatianmu. Dia yang bisa bertemu denganmu setiap hari. Dia yang memiliki selera musik dan film sama denganmu. Dia yang nyatanya dapat mengambil alih posisiku yang ada di hatimu selama ini.

Aku tak terima jika aku dikatakan tidak tulus. Ya. Malam itu menjadi saksi. Betapa kacaunya kehidupanku setelah kau mengatakan bahwa kau lebih memilihnya. Lalu tidak lama kemudian aku melihat semuanya dengan mudah di jejaring sosial.

Ahh. Kamu memang pandai membuat orang tergila-gila padamu. Lihat saja. Dia yang baru beberapa minggu menjalin hubungan denganmu sudah sedemikian bangganya memajang foto bersamamu. Tak usahlah kau bayangkan bagaimana aku yang sudah bertahun-tahun menjalin hubungan denganmu.

Detak jantung berburu dengan nafas yang sesak. Keringat dingin. Kepala ringan. Antisosial. Cemburu yang berlebihan. Tapi kemudian aku sadar. Aku bukanlah prioritasmu lagi. Aku hanya bagian dari masa lalumu yang pernah kau perjuangkan hingga kau sampai di sini lagi (lalu bertemu dia).

Saat ini aku menjadi pengganggumu. Ya. Pengganggumu. Meskipun beberapa saat yang lalu perempuan itulah yang hadir sebagai pengganggu hubungan kita. Tapi sudahlah. Kau juga mengijinkan dia masuk. Kau mengijinkan dia menggantikanku.

Semua akan "sudahlah" pada waktunya.

Hanya perlu membiasakan diri. Meskipun membiasakan diri tanpamu bukanlah hal yang mudah. Paksa. Pasti bisa dan terbiasa. Percaya saja. Semua akan "sudahlah" pada waktunya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

7 Comments

  1. Vella Ariska berkata:

    Aku bukanlah prioritasmu lagi. Aku hanya bagian dari masa lalumu yang pernah kau perjuangkan hingga kau sampai di sini lagi (lalu bertemu dia).

  2. Cynthiasandi berkata:

    gue bgt bgt sesek borr :'(