Sepenggal Cerita yang Tak Terutarakan Untuk Seorang Lelaki Dengan Nama Berakhiran

Sudah setahun lamanya, tepat hari ini aku merasakan sungguh perbedaan sikap yang amat luar biasa kamu ke aku, menjadi salah satu sikap yang aku takutkan selama aku mengenal kamu, selama aku telah di buat bahagia denganmu. Saat itu setahun yang lalu, aku sedang berada di kota Jogjakarta, kota yang pernah kita sama – sama arungi dalam perjalanan kita waktu itu.

Advertisement

Akhh.. rasanya aku merindukan segala perjalanan itu bersama kamu, aku harus mengingat kembali dan kembali terus menerus, saat kamu menjadi pundak sandaran aku selama perjalanan 7 jam di dalam kereta api, saat kita berdua melalui perjalanan yang jauh terbentang, dan melihat keindahan pemandangan gunung yang terkenal di kota ini, mengingat kamu megajak aku ke sebuah tempat yang biasa disebut bukit bintang yang ada di Kota Jogja.

Akhh .. sudahlah aku tidak akan menyebutkan semua perjalanan yang pernah kita tebas, yang pernah kita tembus dari jarak, ruang, dan waktu. Karena setelah perjalanan pertama itu, kamu terus membuat perjalanan kedua, ketiga, dan keempat, dan yang sekarang yang hanya menjadi kenangan yang gak bisa aku tawar lagi segala kenangan manis dan kebersamaannya.


Nus.. kamu tidak rindu dengan semua perjalanan itu, dengan aku, bahkan dengan perjalanan – perjalanan yang sempat kita rencanakan bersama dan entah itu akan mewujud atau tidak. Kamu tidak rindu dengan sosok aku, yang bagi aku, aku adalah seorang wanita yang sempurna meskipun tidak paling sempurna, untuk menembus semua perjalanan yang prosesnya membutuhkan rasa canda, tawa, dan yang paling penting menjaga ego dan rasa lelah aku..? Rindukah kamu ?


Advertisement

Proses kamu menjauh dengan aku waktu itu , aku pikir kamu sengaja dan mau memberikan sesuatu kejutan hadiah buat aku, karena beberapa minggu dari sikap mu berubah, tidak jauh dari tanggal aku ulang tahun. Tapi ternyata tidak, kamu bahkan tidak mengucap sedikit kata pun di hari ulang tahun aku? Rasanya aku tidak percaya, ingin ketawa, tapi ini terlalu pedih, ingin menangis tapi mungkin aku yang terlalu berharap. Kamu tidak mengucap apapun untuk aku, di jaman serba selular ini.

Yang aku inginkan hanya ucapan selamat ulang tahun dari kamu yang saat itu masih jelas menjadi pasangan aku, dan hingga detik ini, karena kamu tidak pernah mengatakan kata berpisah atau cukup sampai disini untuk aku,. Aku hanya di yakinkan dengan kamu bahwa kamu ingin mengerjakan skripsi kuliah kamu, dan nyatanya kamu sama saja dengan yang sudah sudah …

Advertisement

Aku tidak meminta sebuah kejutan yang waktu itu aku pernah berikan untuk kamu saat kamu berulang tahun, aku tidak memintanya untuk pamrih, kalau sepahit itu keadannya, permintaan aku untuk berharap ucapan selamat ulang tahun pun saja sesuatu hal yang tak akan terjadi. Dan beberapa hari lagi aku akan merayakan hari lahir aku, kali ini aku sudah benar – benar tidak berharap sungguh.

Nus.. aku sudah gak akan menceritakan semua perjalanan kita, dari awalnya kita bertemu, lalu bersama, memberikan bahagia, bahkan akhirnya menerima rasa pedih dan kecewa . Aku juga tidak mungkin menceritakan disini, bagaimana aku melalui semua rasa pedih itu, rasa rindu aku, dan segala pertanyaan – pertanyaan yang kerap kali sering muncul pada malam hari yang begitu dingin dan sepi. Aku ingin mengucapkan sekali lagi terima kasih yang berkali kali, untuk kamu, untuk kehadiran kamu yang gak pernah aku harap, gak pernah aku bayangkan, bahkan jauh dalam nalar imaginasi bebas aku.

Aku hanya berdoa kepada Tuhan, jika memang ada waktu yang jauh lebih baik lagi,aku siap jika harus dipertemukan kembali denganmu, dan bilang. " Terimakasih pernah ada, kamu berhasil sudah membuat aku menjadi wanita sekuat dan setabah ini ". Terimakasih kamu, yang sudah banyak memperkenalkan aku ke hal – hal yang gak pernah aku tau bahkan aku sentuh sebelumnya, kamu mengajarkan bahwa sebuah perjalanan dapat ditempuh dengan segala kesabaran dan juga meredamkan ego, kamu banyak mengajarkan aku bagaimana cara kita bersahabat dengan alam dan takdir.


Nus.. Semoga kamu selalu sehat, selalu bahagia, aku senang sekali sudah melihat foto wisuda kamu dengan tawa lepas kamu, setidaknya apa yang kamu kerjakan dengan alasan meninggalkan aku ternyata tak sia sia. Tuhan sebaik itu dengan kamu, bahkan Tuhan sungguh baik dengan aku, ia menyadarkan aku, bahwa semua yang pernah datang tidak selamanya berada selalu di hidup aku, ia bisa pergi, ia datang hanya memberikan pelajaran hidup yang gak aku dapat di sekolah manapun. Semoga cita dalam setiap perjalanan kamu selalu di mudahkan dan ijinkan oleh Semesta, aku pun semoga begitu. Karena satu hal yang aku ingat tentang cita kamu saat ini adalah sama halnya dengan cita cita aku yaitu menjelajahi keindahan Indonesia dan belajar apa arti kehidupan dari perjalanannya, dari pesannya, dari alamNya, dan dari istilah " Semua yang berawal akan berakhir, karena kita tak pernah menanam apa – apa, bahkan tak pernah kehilangan apa – apa" .

Terimakasih Nus, semoga Semesta selalu baik hati dengan kehidupan ini …


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penyuka apapun yang berbentuk mickey mouse, penikmat warna biru awan dan laut..

CLOSE