Sepenggal Surat Untuk Sahabat yang Akan Selalu Kurindukan

Hi apa kabar kalian? Layaknya power ranger dalam serial anak-anak yang beranggotakan lima pahlawan yang berjuang mengalahkan monster saat menyerang kota. Kita berjuang untuk mencapai impian masing-masing untuk hidup kita dan orang-orang terdekat.

Advertisement

Hmm…

Sudah lima bulanan tak terasa kita pisahan sejak tugu malam di kota kenangan itu..Jogja..makan bersama di teras angkringan tugu, jalan bersama-sama, duduk, tertawa, berpose, ataupun terpose dan cerita sekedarnya. Rasanya seperti baru sore kemaren kita bersua.

Oya, bagaimana kabar kampung halaman atau tempat yang ingin kalian singgahi atau yang masih kalian singgahi? Masih sama kah sejak terakhir kalian datang? Semoga tetap menjadi tempat yang nyaman ya.

Advertisement

Yuk, ku ajak jalan-jalan lagi. Jalan-jalan tanpa kaki yang harus beranjak saat kalian mulai membaca tulisan ini. Biarkan saja adonan kue nya mengembang di oven, buah-buah terpajang untuk pelanggan, atau kayu-kayu termuat ke dalam pengangkut ataupun proyek yang sedang progress acc. Tak perlu kalian bereskan atau tutup aktivitas itu. Cukup baca dengan seksama namun santai. Siapa tau aku mau nembak salah satu dari kalian hahaha

Guys…

Advertisement

Lampu-lampu kendaraan yang berlalu lalang memendarkan cahaya ke arah tawa kita. Seakan ingin ikut memperjelas alur cerita yang tak tau dimana ujung mula maupun akhirnya. Dan suara klakson motor atau mobil, yang ingin berbalap menjangkau barisan pose kita. Akhirnya pun kita menunggu di bawah bayangan tugu yang tampak makin sendu karna bulan makin tinggi. Atau karna mataku yang sudah mulai sayu? Aku rasa begitu.

Dan, romantisnya Rumah Cokelat sudah mulai usai hari itu. Karna memang sudah waktunya tutup. Hangatnya hot cocacolate, dinginnya ice cream cake dan krispinya kentang diantara saus juga sudah berlalu. Tak sadar bahwa cerita…curahan hati… sudah tertumpah bersama menu yang terpajang baru hingga tinggal wadahnya. Aku duduk ditengah waktu itu. Diantara kalian yang masih asyik dengan kata-kata dan dengan sendok-sedotan.

Ya meski sunset puncak paralayang di Pantai Parangtritis bersemburat malu di antara mendung. Namun bintang-bintang karena lampu jalan dan pemukiman warga cukup ramai terlihat. Angin yang cukup kencang membuat jilbab kami…ranger wanita…terbang ikut kemana arah anginnya. Jaket yang dipakai kita pun tak cukup menghangatkan ternyata. Sunsetnya hadir lebih awal dibanding kehadiran kita di puncak sore kemaren. Ingat, kita bahkan sempat akan bablas ke Gunung Kidul ketika berangkat.

Untungnya. Untungnya guys aku ingat. Kita ke goa dahulu bukan? Goa dari dahan-dahan cemara di sepanjang tepi pantai. Aroma daun cemara dan asinnya air laut memenuhi paru-paru kita. Kita bergandengan tangan menikmati putihnya pasir dan hangatnya air laut. Berjalan menyusuri pantai, entah mencari apa saat itu.

Dingin dan segarnya air terjun Jonggol juga masih membasahi pakaian kita. Tidak deras memang tapi tetap sejuk dan membasahi lelah. Setelah cukup lama kita mencari dimanakah Borobudur dari puncak Gunung Kukusan yang terletak di atas kebun teh Dlingo. Dan aku pulang dengan sepatu yang sudah tak berwujud sepatu…rusak…ternyata batunya cukup terjal untuk di panjat. Hijaunya barisan tanaman the juga sangat menyegarkan mata. Bahkan ada pemadam kelaparan yang menyenangkan, yang menjajakan teh buatan masyarakat dari hasil bumi desa itu. Dihidangkan bersama tempe mendoan, pisang goreng dan tahu. Waaahhhh.. jadi laper lagi.

Masih banyak tempat yang ingin ku bawa kalian lagi kesana. Seperti Taman Lampion, bagaimana ekspresi paling kece bisa tereksplor. Ataupun ke angkringan dan burjo, tempat nongkrong favorit yang asik harga dan suasananya. Ke Embung Batara Sriten yang nanjaknya 10 km, sampai tidak cukup kalau cuma naik motor tanpa jalan kaki. Hunting sunset yang tidak mengecewakan. Dan belajar hidup sehat dengan jogging ke Taman Sari yang berakhir dengan jalan sehat dan foto-foto di Masjid Bawah Tanahnya dan Water Castle. Ya begitulah akhir cerita hidup sehat hari itu.

Aku tidak tahu bagaimana detailnya kita bisa jadi akrab. Tidak bersamaan memang. Karna masing-masing sudah punya alarmnya. Tidak pernah aku rencanakan apalagi sampai ada blue printnya, semuanya mengalir saja. Meski tidak sama awalnya, harapanku akhirnya akan sama. Sama-sama sukses dengan impian masing-masing. Sama-sama selalu sehat dan murah senyum. Sama-sama tetep semangat untuk berjuang. Sama-sama selalu inget persahabatan ini. Sama-sama akan ketemu lagi di kesempatan yag lebih bahagia. Lebih hangat dari hot chocolate. Lebih sejuk dari kebun teh Dlingo. Lebih menyegarkan dibanding ice cream. Lebih bebas dibanding telanjang kaki di pasir pantai Goa Cemara. Lebih ringan dan riang dibanding tawa di Tugu Jogja. Lebih indah dari senja yang menjemput fajar. Lebih akrab dibanding pertemuan-pertemuan sebelum ini. Dan lebih banyak cerita sukses yang akan diceritakan bukan lagi yang diharapkan. Lebih, lebih dan lebih baik dari sebelumnya.

Bahagia bisa kenal, akrab dan bersahabat dengan kalian. Terima kasih untuk momen bahagia, sedih, suka, duka, tangis, tawa dan semuanya. Jangan lupa bahagia dan selamat berjuang untuk impian luar biasa kalian. Semoga kita tetap berjodoh baik untuk waktu-waktu selanjutnya.

I will miss you all. Salam penuh hangat dari ku

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE