Sepucuk Surat Untukmu, Wanita yang Hatinya Sempat Kuperjuangkan Mati-matian, Namun Kini Hanya Ingin Kulupakan

Untukmu, wanita yang hatinya sempat kuperjuangkan mati-matian. Yang namanya selalu kusebut disetiap bait doa dan impian. Dan selalu menjadi tokoh utama disetiap mimpi dan harapan.

Tahukah engkau, akhir-akhir ini hatiku sering dilanda kekhawatiran. Tentang sikap cuekmu yang semakin tidak karuan. Mungkinkah hatimu telah tercuri pria lain yag lebih tampan. Ataukah justru, kau sekarang sudah kembali ke pelukan sang mantan? Yang namanya sempat membuat hatiku panas seolah sedang dilanda kebakaran. Karena selalu kau bangga-banggakan disetiap kesempatan.

Aku tau, lelaki yang mendekatimu mungkin berjumlah jutaan. Yang siap menawarkamu dengan hal berjuta macam. Dari menjelajahi isi bumi sampai bertamasya ke bulan. Dari mendaki ke gunung tertinggi, hingga menyelam ke dasar lautan terdalam.

Tapi sayang, kumohon sekali ini saja tolong dengarkan. Tentang perasaanku, yang sudah lama terpendam dan menanti untuk dicurahkan. Yang tetap kupertahankan, walau tanpa persetujuan teman-teman. Yang dengan bodohnya tetap kupaksakan, walau lebih sering meninggalkan luka dan kegelisahan.

Taukah dirimu sayang, engkau berhasil membuatku merasakan apa yang sebelumnya belum pernah kurasakan? Perasaan yang selama bertahun-tahun kemuculannya selalu kunantikan. Yang membuatku mampu mengabaikan berbagai godaan, dan membuatku sanggup mengacuhkan jutaan cinta lain yang ditawarkan. Serta membuat jam tidurku menjadi tidak karuan seolah sengaja kau permainkan. Dengan terus menerus hadir di kepalaku, tidak perduli dimana dan kapan.

Untukmu sayang, rasanya semua sanggup ku korbankan. Dan kesibukanku, rasanya tiada yang terlalu penting untuk dikesampingkan. "Aku tidak akan pernah terlalu sibuk untukmu", ingatkah kau akan janji yang kuucapkan saat kita berdua sedang makan?

Ya, aku sering menghubungimu bukan karena aku tidak punya kesibukan. Tapi karena tidak peduli apapun yang sedang kukerjakan, dirimu selalu hadir dalam pikiran. Dari bangun tidur sampai tertidur kembali, denganmu aku ingin tetap berhubungan. Walau sekadar bertanya kabar, atau bercerita tentang aktivitas dan kegiatan. Duhai kekasihku, tidakkah kau juga menginginkan hal yang demikian?

Tapi karenamu, hatiku kini dilanda kegelisahan. Karena berulang kali kau ku ajak berkomunikasi, tidak pernah kau beri tanggapan. Dan setiap kali bertemu, engkau menjauh seolah sengaja melakukan penghindaran. Apakah tanpa kusadari aku melakukan kesalahan yang tidak mungkin termaafkan? Atau dengan diriku kau mulai merasa bosan, dan merasa aku tak bisa lagi memberi apa yang kau inginkan.

Untuk mendapatkan hatimu, rasanya kini aku hampir putus harapan. Karena diriku mulai lelah terjebak dalam penantian. Dan dirimu tak kunjung memanfaatkan sejuta kesempatan yang kutawarkan. Dan akupun tersadar, perasaanku padamu akhir-akhir ini justru lebih sering membawaku pada kekecewaan dan kesedihan.

Dan kini, aku sedang berjuang melangkah pergi melupakan. Walau sempat kuberharap, kau akan jadi kekasih yang takkan pernah menjadi mantan. Dan akupun sempat berharap, kau akan jadi seorang yang mampu membuatku berhenti melakukan pencarian. Namun kini kutersadar, semuanya tak lebih dari sekadar angan. Dan akupun sudah memutuskan, tak lama lagi aku akan menghentikan perjuangan. Dan berharap, semoga dirimu akan segera terlupakan..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

...dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya (Al-Fajr : 28) | IG : m.reza.ramadhan