Tanpa Ayah, Aku Bisa!

3 tahun yang lalu, aku (anak pertama) dari 2 bersaudara hidup tanpa sosok ayah. sudah 3 tahun kami bertiga, aku, adik, dan ibu harus menyesuaikan keadaan disaat tulang punggung kami sudah tiada. pada waktu itu, aku yang masih duduk dibangku sekolah (kelas 3 SMK) dan adik yg masih duduk di bangku SMP harus bisa tegar menghadapi cobaan ini. ibu yang hanya seorang penjahit pakaian yang bertambah bebannya sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.

Aku yang sebentar lagi lulus, harus berpikir mau kemana setelah lulus nanti? cita-citaku ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. tapi aku harus melihat keadaan sekarang, mana mungkin aku bisa kuliah, mungkin akan semakin membebankan ibu. dan aku mulai mencari pekerjaan2, dan akhirnya aku diterima di sebuah perusahaan milik jepang yang berada di Tasikmalaya, Jawa Barat. aku merasa sangat bahagia akhirnya bisa bekerja.

Setelah 8 bulan lamanya. aku dipanggil oleh perusahaan yang aku idam-idamkan selama ini. Dengan sangat terpaksa, aku harus resign dari perusahaan jepang tersebut kemudian pindah ke perusahaan lain. Setelah masuk ke perusahaan itu, aku memulai kehidupan dari nol. dimana dulu selama sekolah, aku selalu di remehkan oleh tetangga maupun teman-teman. Karna aku ga akan mungkin bisa sukses dengan keadaan tanpa sosok ayah. dari situ aku mencoba membuktikannya.

Mulai dari gajian pertama, aku berniat ingin memiliki kendaraan sendiri, walaupun hanya roda dua. Dari situlah, tetangga maupun teman-teman mengakui kalau aku bisa berdiri sendiri meskipun tanpa sosok ayah. keinginanku yang dulu ingin melanjutkan sekolah, sekarang tercapai. aku, seorang karyawan sekaligus seorang mahasiswi yang bertekad kuat bahwa anak yang dulu mereka remehkan sekarang bisa berdiri sendiri.

so..
"jangan meremehkan orang yaa" dan "teruslah bermimpi, dan jangan takut untuk bermimpi. buatlah mimpimu, bangun dan kerjarlah mimpi itu!"

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini