Tentang Jodoh dalam Kehidupan. Bukankah Kita Memang Punya Garis Takdir yang Tak Mesti Disamakan?

Kali ini aku bukan ingin melakukan pembenaran, bukan juga ingin menyalahkan. Hanya ingin mengajak. Bisakah mulai sekarang kalian berdamai saja dengan apa yang aku putuskan? Terimakasih untuk rasa perdulinya tapi kumohon kali ini cukup doakan saja. Tidak perlu bertanya macam-macam. Tidak perlulah juga kalian nyinyir tentang semua yang aku harapkan (pada Tuhan). Karena pertanyaan kalian yang selalu sama untuk saat ini jawabannya juga masih sama, belum ada perubahan. Aku juga masih belum tahu akan seperti apa, dengan siapa, atau kapannya. Yang terpenting dari itu semua sebenarnya. -Doakan sajalah.

Entah umur yang menurut kalian sudah 'tua' atau waktunya sudah tepat untuk berhenti hidup sendirian saja. Tapi sungguh, bila sang 'adamnya' belum juga datang apa aku harus memaki-maki Tuhan? Padahal, bukankah kita sama-sama tahu bahwa Tuhan selalu menjaga hati dengan caraNya sendiri? Karena yang aku tahu, meski hanya sekali Tuhan benar-benar tak pernah ingkar janji. Pada hati yang setia dalam sabar janjiNya selalu ditepati, jadi untuk apa kita harus repot mencampuri pekerjaanNya, yang jelas-jelas tak mudah diselami begitu saja? Maka kumohon percaya saja, kelak cinta yang membuatku berhenti mencari selamanya juga akan tiba. Karena aku yakin dalam dia sudah cukup bisa membuatku menemukan semua yang kuperlukan.

Bila kalian sudah tahu bagaimana sakit dan bahagianya menjadi ibu, bagaimana sempurnanya hidup karena sudah bisa dipanggil mama, aku masih saja tenggelam dalam kertas-kertas kerjaan. Aku masih saja sibuk mondar-mandir dari satu kota kekota lain untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Aku masih sibuk menghabiskan akhir pekan dengan tugas-tugas dalam pendidikan. Lantas apa yang salah dengan itu semua? Bukannya tidak mau, hanya memang saja jodohku belum ketemu. Nikmati saja kehidupan kalian dan berhenti mengusikku. Seperti aku yang begitu menikmati bagaimana Tuhan menempaku jadi lebih baik lagi setiap waktu.

Dan untukmu hai calon ayah dari anak-anak kita nanti. Sudah sampai mana sih? Masih lama kah waktu yang kamu perlu untuk sampai ditempatku? Atau sebenarnya sama saja, aku dan kamu masih sama-sama diminta Tuhan untuk berbenah mempersiapkan diri menjadi orang tua luar biasa bagi anak-anak kita? Hmm.. baiklah. Entah kejutan apa yang telah dipersiapkanNya, bukankah sudah jadi kewajiban kita untuk sabar dan terima bersih semua hasilnya.

Jadi bersabarlah calon jodohku, kamu dan aku hanya butuh waktu sampai semua bahagia itu berpihak pada kita. Bersabar sampai datangnya hari dimana semua bahagia yang memang hak kita tak akan lagi direnggut paksa. Kamu dan aku yang akan menua bersama, dalam pertemuan yang tak pernah disangka-sangka. Dalam takdir yang tak terbantahkan lagi. Selamanya berdampingan menghadapi banyak hal dan menguat bersama. Tak perlu jenuh menunggu, cepat atau lambat bahagia juga pasti jadi milik kita. Sampai saat itu tiba, aku berjanji untuk tak akan merasa lelah. Demi hidup berdampingan denganmu. Aku tak akan lelah apalagi menyerah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

aku bukan selalu apa yang aku tulis dan terbaca olehmu.