Tentang Sebuah Rindu yang Menyesakkan Dada, Menguras Air Mata, dan Membuat Luka

Adakah yang lebih menyesakkan dada selain tentang perasaan yang belum tersampaikan sehingga meninggalkan jejak rindu yang tak terbalaskan?

Adakah yang lebih menguras air mata selain tentang hati yang telah dia curi dan ia kembalikan dalam bentuk puing-puing kesedihan?

Adakah yang lebih membuat luka selain tentang harapan indah yang seolah dia tawarkan lalu kemudian ditinggalkan pergi tanpa kabar dan kepastian?

Tadinya, kisah ini hanya kan aku simpan sendiri.

Cukup antara aku dan Tuhanku yang tau.

Tapi maaf, rindu ini terlalu pahit.

Maka akan aku teriakkan pada dunia tentang apa yang telah dia lakukan.

Sampai perasaanku sesakit ini.

Untuk dia yang kini pergi dengan meninggalkan kenangan yang sulit kulupakan,

Aku masih berharap kau datang dengan membawa penawar rindu yang menyejukkan.

Aku masih menunggu kepastian itu kau sampaikan, tentang kita.

Tapi itu dulu

Satu bulan lalu sebelum rindu ini menghapus semua harapan yang tersisa, walaupun sedikit.

Satu bulan lalu itu belum lama, tapi aku merasakan betapa rindu itu bisa berubah menjadi sangat pahit dan hampir menelan semua perasaan dan kenangan indah tentang kita.

Bagaimana jika orang itu kembali?

Aku tidak mau tau tapi dia harus tau betapa sesak dada ini, berapa banyak air mata yang jatuh karenanya dan seberapa hebat luka yang ia tinggalkan.

Tapi satu hal, terimakasih untuk semua rindu.

Darinya aku menyadari bahwa rindu yang kupunya begitu getir, tapi lambat laun luka ini akan sembuh.

Hidupku terlalu indah untuk diratapi, sesulit apapun itu, aku harus yakin… dia adalah masalalu yang harus segera aku lupakan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

when the feeling and the brain are together in some paragraphs.