Untuk Ayah di Surga, Jangan Risaukan Kelak Jodohku Siapa

Untuk ayah di surga

Kehilangan seorang Ayah saat usiaku ke-21 adalah sesuatu yang belum pernah aku bayangkan. Kehilangan ini bukan berlangsung 1 atau 2 minggu, seperti yang biasanya engkau lakukan saat kerja di luar pulau, tapi kehilangan ini adalah untuk selamanya. Shock? Aku rasa itu bukanlah hal yang harus ditanyakan. Hal ini sama dengan engkau kehilangan puluhan ribu pacar, karena satu ayah sebanding dengan puluhan ribu bahkan ratusan ribu cowok baik yang pernah aku kenal.

Dulu sempat berangan, ayah akan menjadi wali pada akad nikahku dengan imamku nanti. Ayah yang aku harapkan nanti akan mengenggam tangan calon imamku dan mengucapkan "saya nikahkan anak saya yang bernama bla bla dengan bla bla dengan mas kawin seperangkat alat sholat, dibayar TUNAI". Kembali pada realita, angan hanyalah sekedar angan. Dulu engkaulah yang paling bingung dan pusing ketika anak wanitamu ini berpacaran dengan cowok yang belum tentu jadi imamnya kelak. Engkau selalu menasehati lelaki yang pantas dijadikan imam dan meminta berperan penting dalam memutuskan siapa calon imamku kelak. Rasanya senyum-senyum sendiri ketika mengingat momen itu. Yang aku fikirkan sekarang, kelak siapapun calon imamku nanti, semoga engkau merestuinya dan semoga engkau merelakan aku yang nanti sudah sepenuhnya milik suamiku, Yah.


"Ayah, siapapun suamiku nanti, percayalah bahwa dia adalah pilihan terbaikku dan kelak menjadi jodohku dunia akhirat"


Dulu sempat pula berangan, engkau akan menggendong anak-anakku atau cucu-cucumu kelak. Mereka yang lucu, imut, cantik atau ganteng mampu membuat hari tuamu dipenuhi senyum dan warna. Kehidupan keluargaku yang damai cukup mampu membuatmu lega di hari tua. Berkumpul di ruang tamu bersama ibu, anak dan cucumu mampu menghilangkan guratan sedih di wajahmu.Tapi nyatanya, angan hanyalah sekedar angan.

Ayah, kelak suamiku akan membangun rumah tangga yang damai bersamaku dan anakku. Dia akan menjagaku dan memperlakukanku layaknya ratu kehidupan serta memperlakukan anak-anak kami layaknya putra-putri kerajaan. Aku, suami dan anak-anakku kelak akan membahagiakan ibu di hari tuanya. Ayah tak usah khawatir, suamiku kelak akan membawa suasana damai dalam rumah.

Sekarang, Ayah istirahatlah tenang di sana. Tak perlu kau khawatirkan aku di sini, cukup percayalah padaku bahwa aku akan menemukan lelaki sejati yang akan jadi calon imamku. Tak perlu kau khawatirkan Aku melupakanmu, doa-doa dari aku dan keluargaku akan menemanimu di sana. Terima kasih sudah memberikan Aku kekuatan dan kepercayaan, terima kasih sudah 21 tahun Engkau berada di sampingku dan terima kasih sekarang engkau sudah menetap di jiwaku selamanya.

I love you, Ayah!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

first ambar wati -anak perempuan dengan otak yang cemerlang -Kimia ITS 2012

Editor

Not that millennial in digital era.