Untuk Calon Mama Mertua, Aku Hanya Ingin Ibadah Bukan untuk Merebut Anakmu

Artikel ini aku buat hanya untuk berbagi cerita yang mungkin ada teman-teman pembaca yang juga mengalaminya. Aku anak pertama dari sebuah keluarga yang baik dan calon imam ku dia seorang anak pertama dari keluarga yang baik pula, calon mama mertuaku seorang guru ngaji dan alm calon bapak mertuaku seorang suami penyabar dan agamis pula. Singkat cerita aku berkenalan dengan seseorang yang satu hobby denganku sebut saja dia 'R' dan aku 'T'. Aku berkenalan dengan R dikenalkan oleh teman baikku, yang akhirnya kami coba untuk menjalani kisah kasih layaknya anak muda umurku saat ini 24 tahun dan R sudah 25 tahun yang sebenarnya sudah layak untuk menikah.

Hari demi hari kami lalui, aku ajak R berkunjung ke rumah sesering mungkin karena kebetulan kami memelihara kucing persia kesayangan kami di rumah ku. Hanya bedanya aku belum sekali pun di ajaknya untuk berkunjung ke rumah nya padahal aku ingin sekali mengenal keluarga R. R selalu bilang keluarganya berbeda dengan keluarga lain. Perbedaan yang disebutkan itu sebenarnya bagus dan betul, keluarga R tidak mengenal kata PACARAN, berboncengan dengan yang bukan muhrim, sampai sang calon mama mertua ku melarang untuk memakai ojek. Aku hanya terpaku mendengar penjelasa R yang sebenarnya bisa dibilang keluarganya agamis sekal. Hingga akhirnya aku coba bertahan 'backstreet' dari orang tua R. Pernah sekali R memajang fotoku di Display Picture BBM nya karena aku yang meminta, aku ingin keberadaanku di akui oleh orang yang mengenal R. Yah teman pembaca bisa menebak calon mama mertuaku marah. Aku mencoba sabar menjalani semuanya, dengan tekanan orang tua ku yang selalu bertanya kapan aku dan R akan melaksanakan pernikahan. Yaa Allah apa yang harus aku lakukan, dikenalkan ke keluarganya saja belum pernah sekarang ada tuntutan seperti itu dari keluargaku. Akhirnya suatu hari aku berbicara serius dengan R masalah pernikahan dan kami setuju untuk menikah tahun depan sebelum lebaran Idul Fitri.

Suatu hari, aku menerima pesan singkat dari no telpon calon mama mertuaku, begini isinya :
"telpon kesini penting", hah? aku bingung aku gugup dan tak tahu harus berbuat apa, akhirnya aku beranikan diri untuk menelpon no tersebut. R yang mengangkat, "cepet datang ke depan kantor bapak, bapak ketemu kamu temenin mama". Tak lama aku berangkat ke tempat yang di maksud dan ternyata calon bapak mertuaku ditemukan tewas di toilet tempat tersebut yang sebelumnya sudah 2 hari menghilang,, Yaa Allah cobaan apalagi ini? aku menangis aku mendatangi mama aku memeluk mama mencoba menenangkan mama sebisaku. Malam itu juga Alm bapak di makamkan, aku menginap di rumah R untuk membantu acara tahlilan bersama keluarganya yang akhirnya aku pun di kenalkan sebagai teman dekat R. Ooo aku tahu ini salah satu hikmah yang aku dapat. Pada hari ke 4 tahlilan alm bapak, mama memanggilku dan kami berbicara aku diminta untuk tinggal di rumah R sementara waktu setelah hari ke 7 tahlilan bapak. Dan aku pun mengiyakan.

Dihari ke 5 tahlilan bapak, ada beberapa tetangga yang "kepo" mengapa aku bisa tinggal di rumah R, siapa aku pacar R kah? Mama kan tidak mengenal pacaran.. aahh sudahlah aku bingung menajawabnya disitu aku merasa terkucilkan dan sakit hati. Aku bingung, dan akhirnya aku meminta untuk di nikah saat itu juga biar resepsi tidak sekarang yang penting akad dulu. Aku ingin menemani mama dan mengurus R serta adik-adiknya. Tak sedikitpun ada rasa akan mengambil seluruh perhatian R untukku, niatku hanya ingin menghindari fitnah, Ma aku sakit ma.. aku hanya ingin meminta restu mu tak ada sedikitpun niat untuk mengambil R dari mu Ma.. Mama mengerti agama aku harap Mama mengerti perasaanku saat ini karena kita sama-sama wanita, tolong jangan ada lagi kalimat bahwa R belum memikirkan ke arah sana (menikah). Karena mimpi kami akan menjadi mimpi Mama juga. Aku sayang mama sama seperti aku menyayangi mama ku di rumah.

Aku selalu berharap bisa menjadi bagian dari keluarga R yang bisa membantu membahagian R dan keluarganya tanpa Bapak.. Bapak aku minta restu untuk hubungan ku dengan R, anak pertamamu..

Teman pembaca adakah yang sama pengalamannya sepertiku? jika ada tolong berikan solusi untukku. Terima kasih hipwee,, aku berharap yang terbaik untukku dan R.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Simple! Reader, mountaineer, traveler :D

4 Comments

  1. pernahkah kakak mencoba untuk berbicara serius dengan beliau? atau bahkan R yang membicarakannya secara serius dengan ibunda tercinta?