Kasihan Buat Mereka yang Menjadi Minoritas Karena Belum Menikah. Lalu, Adilkah?

Perputaran waktu yang terus terjadi, bahkan dengan frekuensi yang terhitung cepat, membuat target dan tanggung jawab hidup terus bertambah seiring dengan semakin banyaknya jumlah usia. Pernikahan menjadi salah satu target yang ada dalam daftar kebanyakan orang, termasuk aku, hanya saja, bukan itu yang menjadi prioritasku.

Advertisement

1. Tetap sendiri diakhir 20, aku tidak merasa sepi

Bukannya tidak mau bersosialisasi ataupun menjadi pribadi yang tertutup, namun kesibukan rutin terkadang membuatku merasa tak ada waktu untuk diri sendiri. Saat libur adalah kesempatan emas untukku. Aku senang melakukan semuanya sendiri, kuhabiskan waktu liburku untuk diriku sendiri, keluarga dan sahabat terdekat. Aku tidak merasa sepi dengan kehidupanku. Sendiri tidak berarti sepi.

2. Bukannya aku tidak mau, akupun memikirkannya

Advertisement

Aku tidak mau terjebak dalam alasan klise. Jujur, akupun memikirkannya. Pernikahan, siapa yang tidak ingin menikah. Aku sebagai manusia normal juga mempunyai mimpi untuk menikah. Tidak jarang pertanyaan itu hadir dalam pikiranku sendiri. Aku tidak ingin menuntut atau menyalahkan keadaan, semua yang terjadi memang sudah ada rutenya sendiri.

3. Aku mulai lelah dengan semua pertanyaan-pertanyaan dengan inti yang sama

Advertisement

Ini hidupku, akulah yang paling mengerti tentang diriku sendiri dan semua yang ada didalammnya. Frekuensi pertanyaan tentang pernikahan, akhir-akhir ini semakin sering menyapaku. Aku hanya bisa tersenyum, meminta doa atau bahkan bercanda dengan meminta tolong dicarikan jodoh. Mungkin buat kalian itu hanya sebuah pertanyaan tidak penting, ketahuilah, pertanyaan itu bisa merubah mood-ku seharian dan pertanyaan itu kini mulai membuatku lelah.

4. Jika ingin menghakimi, cukup hakimi aku, jangan hakimi mereka yang menyayangiku

Hidup dalam lingkungan sosial, membuat kita harus ikut terlibat didalamnya. Tidak jarang lingkungan sosial yang ada disekeliling, mempunyai pikiran negatif tentang kesendirian ini. Berhentilah menghakimi kehidupanku, mereka yang aku sayang, ikut memikirkan tentang diriku. Jika punya pendapat yang tidak enak tentang diriku, sampaikan langsung. Jangan melalui mereka yang menyayangiku. Cukup aku yang kalian hakimi.

5. Aku tidak ingin yang sempurna, aku ingin orang yang tepat untukku

Bukannya aku tidak berusaha, akupun sedang berusaha. Memantaskan diri, memperbaiki lisan serta perbuatan, karena aku yakin jodoh adalah cerminan diri kita sendiri. Saat ini aku hanya bisa berusaha dan berdoa. Aku yakin imamku akan datang nanti. Dan sampai saat itu tiba, aku akan terus memperbaiki diri. Kesempurnaan hanya milik Allah, tidak ada manusia yang sempurna. Aku hanya ingin orang yang tepat untukku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Karena Mengenang Tanpa Menyesali, itu Menenangkan

9 Comments

  1. Mulyana Jaya berkata:

    Fittriania Aviccena

CLOSE