Untukmu, Kesalahan dan Dosa Terindahku, Kudoakan Kau Bahagia

Awal perkenalan kita merupakan perkenalan yang pada umumnya terjadi diantara banyak orang di dunia ini. Tak disangka, dunia maya dapat mempertemukan kita dan membuka komunikasi baru bagi kita. Teringat pada saat itu komunikasi kita, sebagai orang "baru", terkesan sangat menyenangkan, seenaknya sendiri, dan bebas melontarkan kata kasar serta kritikan satu sama lain. Ya, kita adalah teman, satu kota, satu kampus, dan satu fakultas. Tanpa kita sadari, kita berada di suatu tempat yang sangat mudah untuk dijangkau.

Ah, dunia ini memang sempit. Kita menjadi semakin dekat, kau menghormatiku sebagai kakak tingkat, dan aku menghormatimu sebagai adik kelasku. Teringat pada suatu hari, kau mengajakku pergi, menikmati hari, karena kita berdua suntuk dengan dunia kita masing-masing. Awalnya, kita sering membatalkan pertemuan kita karena satu dua hal penting yang harus diutamakan. Hingga akhirnya kita bertemu, saat aku sedang sakit dan ingin berobat namun tidak ada yang bisa mengantarku, kau menawarkan kebaikan hatimu. Aku ingat sekali pertama kali kita bertatap muka. Tidak canggung, namun penuh canda tawa, hanya saja kita masih saling menjaga image, maklum, first impression sangatlah penting.

Sejak pertemuan itu, kita yang biasanya hanya chat sesekali, menjadi setiap hari. Aku merasa mulai dekat denganmu karena kita memiliki banyak kecocokan. Termasuk memiliki kekasih masing-masing. Ya, kita mempunyai pacar dengan permasalahan-permasalahan yang ada. Intensitas kita bertemu kian sering karena kita berada di satu tempat yang sama, kampus. Teringat pada sore itu, didalam mobilmu, setelah kita pergi makan, tak tahu kenapa, jari jemari kita saling meraih satu sama lain. Kita bergenggaman tangan. Awalnya aku biasa saja, namun ternyata terdapat percikan yang muncul akibat perbuatan kita.

Kita semakin dekat dan semakin dekat. Kita mulai melontarkan panggilan baru satu sama lain. Panggilan keakraban, yang kupahami sebagai panggilan sayang. Aku sudah memandang dirimu melalui sisi yang berbeda. Melihat senyumanmu dan tawamu adalah kebahagiaan tersendiri yang pernah aku rasakan. Kita pergi makan, menemanimu ke bengkel, menemaniku mengerjakan tugas, kita pergi nonton. Bergandengan tangan semakin sering kita lakukan, kau sangat suka menggodaku dengan lelucon-lelucon "intelek"mu itu. Kau suka mengusap rambutku, memainkan daguku, dan bahkan merangkulku, yang membuatku merasa semakin ingin memilikimu. Hingga pada sore itu, kau mengantar aku pulang, kita berpelukan sebelum berkata "selamat jalan, hati-hati", kita saling berpandangan, dan entah mengapa dan bagaimana, bibir kita saling bersentuhan. Seketika kita terkejut, dan terdiam. Apa yang sudah kita lakukan?

Satu minggu kita berkenalan, dan akhirnya kita sadar bahwa kita memiliki rasa satu sama lain. Rasa yang lebih dari sekedar teman maupun kakak dan adik. Kita tidak berhenti bersentuhan, ciuman-ciuman itu menjalar semakin luas dan dalam. Sampai pada suatu hari, kita memutuskan untuk melakukan sebuah dosa terlarang dari masing-masing agama kita. Bentuk tubuhmu dan tubuhku, tidak ada lagi yang tertutupi, aroma tubuhmu sangat lekat tercium hidungku. Aku milikmu dan kamu adalah milikku.

Ketika kita melakukan hal itu, dunia serasa panas namun nikmat dan intense, memnbuatku semakin mabuk dalam pusaran cinta yang telah kau buat.Ya, kita selingkuh, perselingkuhan ini tidak menggunakan hati saja, namun menggunakan seksual kita dan rasa ini makin besar di tiap harinya. Membuatku sedih dan juga cemburu jika kutahu kau harus menghabiskan waktu bersama dia. Namun, apalah aku? Hanya orang luar yang terjebak dalam perasaan sayang kepadamu. Aku hanyalah aku, kusadari aku tidak bisa lebih dari sebagai seorang asing untukmu. Tapi aku berusaha untuk selalu ada untukmu, menghibur, membuatmu tertawa, sehingga aku bisa menjadi tempat liburan untukmu dikala kau merasa penat akibat pertengkaran-pertengkaran kecil yang sedang kalian hadapi. Terkadang aku menangis, aku menyadari hal yang seharusnya kuhentikan agar kita tidak terluka semakin dalam, namun aku tetap saja keras kepala.

Hari demi hari, kita makin sering melakukan hubungan terlarang itu. Aku merasakan kedalaman cinta dari setiap sentuhan yang kau berikan. Kita terlena, dan melupakan kekasih kita masing-masing demi menikmati dunia kita bersama. Namun aku merasakan keganjalan dialam hubungan kita. Kupikir kau bahagia, namun ternyata tidak. Jauh didalam lubuk hatimu, kau merasakan gundah dan rasa bersalah yang besar terhadap aku, kekasihmu, dan keluargamu. Namun kau tidak ingin menunjukan itu kepadaku, karena setelah semua yang kita lakukan, kau ingin menjadi seorang pria yang bertanggungjawab atasku.

Aku merasa senang dan juga sedih, harus melibatkan kamu di posisi serba salah seperti ini. Disatu sisi aku ingin memilikimu, kau menyayangiku dan begitu juga aku. Namun aku melihat, kau masih tidak bisa meninggalkan dia untuk satu dua alasan yang menurutku adalah alasan klise. Aku bisa apa? Rasanya sakit harus bertahan didalam kondisi seperti ini. Namun melihat dirimu yang terlihat begitu terbebani membuatku merasa makin sakit. Semakin aku berusaha untuk melupakanmu, semakin tersiksa dariiku. Kadang aku bertanya-tanya, bagaimana bisa kau sangat tenang dan terlihat kalem dengan semua ini? Apakah kau juga merasakan sakit? Kau bilang iya, namun aku tidak bisa melihatnya.

Rasa bersalah ini kian hari semakin membenaniku. Entah kenapa aku merasa sangat kesepian, meskipun aku memiliki kekasihku yang sangat baik hati dan memiliki dia yang sementara. Terlalu banyak beban membuatku ingin bunuh diri. Namun apalah guna? Kau juga tidak akan memikirkan aku yang bukan siapa-siapamu ini. Hingga akhirnya, aku putuskan untuk menghentikan ini semua demi kebaikan dirimu. Aku egois namun aku ingin kau bahagia. Meskipun mengorbankan perasaan setelah semua yang terjadi. Ini sangat bodoh, melepaskan harta yang paling berharga seorang wanita untuk seseorang yang bahkan hanya menyelipkan dirimu dalam mimpinya bukan hidupnya.

Keegoisanku membawaku pada sebuah rasa sakit yang teramat dalam. Aku tahu, sebagai perempuan yang beranjak dewasa aku harus mampu untuk menghadapi semua rasa sakit akibat tindakanku sendiri. Entah apa yang ada dipikiranmu, seberapa besar kau mencintaiku, jelas tidak lebih besar daripada kekasihmu saat ini, membuatku semakin mantap untuk meninggalkanmu. Aku tahu, ini bukanlah salahmu maupun salahku, melainkan salah kita berdua. Terkadang aku merasa bahwa aku adalah pihak yang paling dirugikan, namun kutahu, kerugian ini adalah hukuman dari kebodohanku sendiri dan kamu tidak perlu merasa bersalah akan itu.

Aku berusaha untuk tetap kuat, membantu menjawab keinginan kata hatimu yang sulit untuk kau ungkapkan. Kutahu kau tidak ingin berpisah dariku, namun kau tidak lebih ingin berpisah dari kekasihmu. Sekali lagi, aku bukanlah siapa-siapamu dan tidak akan bisa lebih dari itu. Aku sangat ingin menggandengmu tanpa perlu rasa cemas akan penilaian orang lain dan memamerkan kau sebagai kekasih yang paling aku sayangi. Aku sangat ingin kau memikirkan diriku melebihi siapapun, setelah apa yang kita lakukan. Dan lagi-lagi, aku siapa dan bagaimana bisa aku menuntut ini dan itu sedangkan posisiku adalah seorang penghibur lara dan sepimu saja?

Dengan berat hati, aku putuskan untuk pergi meninggalkan kamu. Kita berpisah 3 minggu setelah perkenalan kita. Hubungan gelap yang kita jalin sudah menjadi abu sekarang. Kau tidak perlu bersedih dan tidak perlu merasa bersalah lagi, Sayang. Karena dosa perselingkuhan ini, akan lenyap oleh waktu dan kau bisa menata ulang kehidupanmu kembali bersamanya. Meskipun ini bodoh, namun aku sangat berterimakasih karena goresan kuas penuh warna sudah kau torehkan didalam hatiku. Biarlah ini menjadi pembelajaran bagi kita, untuk bisa menahan diri dan egoisme yang ada demi kebaikan semua orang. Karena rasa sakit ini, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Namun aku percaya, kau akan sembuh seiring berjalannya waktu.

Semoga kau bahagia bersama dirinya, Sayangku. Aku disini akan selalu mengenangmu, karena pengalaman ini begitu berharga bagi proses pendewasaan diri pada pribadi kita masing-masing. Dariku, orang lain yang pernah merasakan cintamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

8 Comments