Aktualisasi Diri, Apakah Caranya Harus Seperti Ini?

Di abad ke-21 ini, internet adalah segalanya. Kita dapat melihat dampak asli betapa internet mengubah kehidupan kita. Tidak usah jauh-jauh, kamu membaca tulisan ini menggunakan handphone atau laptop, bukan? Apa dua gadget itu tidak menggunakan internet? Tentu saja menggunakannya. Internet sangat mempengaruhi kita. Mulai dari cara kita berpakaian sampai cara kita bersikap kepada orang lain, akui saja ada campur tangan internet disitu. Ketika kamu melihat sebuah postingan foto temanmu sedang berlibur di Instagram, apa reaksimu? Sedih karena kamu diajak namun tak ada waktu atau iri karena kamu tidak bisa seperti itu? Simpan saja jawabanmu.

Advertisement

Saat ini, banyak sekali yang tidak tahu dirinya siapa. Terlalu lemah untuk percaya quote-quote yang bertebaran di OA Line picisan. Terlalu takut untuk berdiri dan menyampaikan aspirasinya kepada dunia. Pikir lagi, kapan terakhir kali kamu menginginkan sesuatu tanpa mengikuti tren di sekitarmu? Kapan terakhir kali kamu tidak peduli dengan ekspektasi orang lain dan menjadi seseorang yang benar-benar 'kamu'? Saya disini tidak menyarankan kamu untuk menjadi seorang rebel tanpa alasan apapun atau untuk menjadi seorang hipster karena terlihat berbeda. Ironisnya, menjadi seorang hipster sudah menjadi sebuah norm di kalangan anak muda Indonesia. Saya hanya ingin kamu untuk menjadi egois sesekali. Karena di satu sisi, menjadi egois sangat underrated. Egois disini bukan dalam hal yang konotasi negatif namun menjadi dirimu yang sebenarnya. Dirimu yang tanpa dipengaruhi orang lain untuk menjadi seperti ini atau seperti itu. Go ahead, be alone.

Berikanlah justifikasi untuk dirimu sendiri. Jangan pernah mencari justifikasi dari orang-orang di sekitarmu. Bentuk mencari justifikasi dari orang-orang itu banyak, bisa ngumpulin likes di media sosial atau beli barang yang tidak kamu suka namun karena tren kamu membelinya dan lalu memamerkannya.

Advertisement

Sesekali, bacalah buku dan buka sudut pandangmu menjadi luas daripada hanya menuruti apa kata orang-orang di sekitarmu. Sesekali, duduklah sendiri di taman atau di tempat yang banyak orangnya dan perhatikan perilaku orang-orang di sekitarmu. Gunakan otakmu untuk mengolah hasil pengamatanmu menjadi sebuah kesimpulanmu sendiri tentang orang lain. Ketimbang kamu hanya mendengarkan rumor atau gosip yang belum tentu pasti kebenarannya dan percaya saja. Kesendirian dan kebersamaan itu indah di jalannya sendiri-sendiri.

Jangan pernah takut untuk dicap freak dan aneh hanya karena kamu memiliki pola pikir yang berbeda dari orang kebanyakan. Sejarah mengatakan selalu orang yang dicap aneh yang mengubah dunia, tidak ada orang konformis mengubah dunia. Galileo Galilei, Charles Darwin, Vincent Van Gogh, David Bowie, Andy Warhol, dan bahkan Mark Zuckerberg dianggap tidak normal jika ditilik dari standar masyarakat. Mereka semua dianggap freak dan aneh. And yet, here we are, living in the world shaped by the freaks and the weirdos.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An Indonesian lad who tries to change the world.

6 Comments

  1. Yo D Norman berkata:

    Ntaps. Emang nih hipster udah overrated banget kayaknya, malah sekarang maisntream untuk jadi tidak mainstream. Pengaktualisasi diri dimulai dari sadar diri begitu penting untuj diri kita sendiri hingga tidak stuck di satu sisi

CLOSE